Yang tertulis seperti ini :
• Jangan percaya dengan sebuah berita hanya karena engkau mendengarnya.
• Jangan percaya dengan sebuah tradisi hanya karena tradisi itu telah dilakukan
selama beberapa generasi.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu ramai dibicarakan
orang.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu telah dituliskan ke
dalam buku-buku suci.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu diajarkan oleh para
guru dan orang-orang tua.
• Jangan percaya dengan sebuah tradisi hanya karena tradisi itu telah dilakukan
selama beberapa generasi.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu ramai dibicarakan
orang.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu telah dituliskan ke
dalam buku-buku suci.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu diajarkan oleh para
guru dan orang-orang tua.
Jika dengan kesadaran, perenungan, akal sehat dan pengalaman sendiri,
bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung
kebenaran, menuju kebahagiaan, maka sudah selayaknya untuk menerima dan
hidup berdasarkan hal-hal tersebut.
Sepertinya yang tertulis diatas tidak boleh percaya kepada semuanya, padahal tidak demikian. Kalau kita mau merenung sedikit saja, tulisan diatas tidak ada yang salah. Kita cuma disuruh berpikir lagi, berpikir seribu kali; benar atau salah apa-apa (informasi) yang kita terima melalui panca indera kita. Maksimalkan nalar, pikiran & hati nurani kita, jangan takut kepada siapapun agar nalar & hati nurani kita bisa bekerja dengan baik, bersih & sehat.
Tulisan diatas dapatlah diartikan; silahkan mempercayai apapun yang dikatakan oleh siapapun (apapun) asalkan sudah dipikirkan masak-masak, jangan ditelan begitu saja, sehingga kita bisa tahu (bisa memilah-milah) mana yang sesungguhnya benar (baik) & mana yang sesungguhnya salah (tidak baik); yang merupakan hasil dari penyaringan nalar & perenungan kita, yang mana pada gilirannya nanti kita akan bisa menjadi manusia yang bijak, bajik & arif, tidak serakah, tida
k membeci (kasih, welas asih), tidak salah bertindak baik ucapan maupun perbuatan yang dapat mengganggu kelestarian harmoni kehidupan disekitar kita...
Sepertinya yang tertulis diatas tidak boleh percaya kepada semuanya, padahal tidak demikian. Kalau kita mau merenung sedikit saja, tulisan diatas tidak ada yang salah. Kita cuma disuruh berpikir lagi, berpikir seribu kali; benar atau salah apa-apa (informasi) yang kita terima melalui panca indera kita. Maksimalkan nalar, pikiran & hati nurani kita, jangan takut kepada siapapun agar nalar & hati nurani kita bisa bekerja dengan baik, bersih & sehat.
Tulisan diatas dapatlah diartikan; silahkan mempercayai apapun yang dikatakan oleh siapapun (apapun) asalkan sudah dipikirkan masak-masak, jangan ditelan begitu saja, sehingga kita bisa tahu (bisa memilah-milah) mana yang sesungguhnya benar (baik) & mana yang sesungguhnya salah (tidak baik); yang merupakan hasil dari penyaringan nalar & perenungan kita, yang mana pada gilirannya nanti kita akan bisa menjadi manusia yang bijak, bajik & arif, tidak serakah, tida
k membeci (kasih, welas asih), tidak salah bertindak baik ucapan maupun perbuatan yang dapat mengganggu kelestarian harmoni kehidupan disekitar kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar