Tulisan ini disunting dari karya bhikkhu Revata.
Apakah perbedaan antara Parami atau kesempurnaan dan perbuatan baik atau
Punna? Istilah lain untuk punna adalah kusala kamma atau kamma baik. Kusala
kamma dan Parami tidaklah sama. Pemeluk agama lain juga melakukan perbuatan
baik, apakah mereka memupuk Parami?
Buddhis dan non-Buddhis melakukan kamma bajik dalam hidup mereka. Sewaktu
hidup, Tathagata kadang-kadang mengunjungi alam dewa. Mereka yang terlahir di
alam dewa bertemu dengan Tathagata adalah karena kamma bajik masa lampau
mereka.
Buddhis adalah orang yang percaya pada hukum kamma. Ketika mereka memupuk
kamma bajik, mereka melakukannya dengan keyakinan pada hukum kamma. Mereka
mengumpulkan kamma bajik yang bersekutu dengan kebijaksanaan.
Non-Buddhis juga mengumpulkan kamma bajik meskipun mereka mempunyai
pandangan yang keliru. Jika, kamma bajik ini membuahkan hasil pada saat
menjelang ajal, mereka mungkin terlahir di alam dewa juga. Akan tetapi karena
dalam melakukannya tanpa keyakinan pada hukum kamma, maka istana surgawi mereka
dan tingkat kemakmuran mereka akan lebih inferior dibandingkan dengan yang
Buddhis. Dan meskipun mereka tidak mempunyai keyakinan pada hukum kamma, mereka
tetap saja bertanggung jawab terhadap kamma mereka dan mengalami hasil kamma
mereka. Hanya mereka, dan bukan orang lain yang bertanggung jawab terhadap
kamma-nya. Kamma anda pada gilirannya merupakan alasan bagi kebahagiaan dan
ketidakbahagiaan anda.
Sang Tathagata juga kadang-kadang mengunjungi alam neraka, beliau melihat
mereka yang terlahir disana adalah karena mereka telah mengumpulkan kamma
buruk. Mereka terlahir disana bukan disebabkan oleh orang lain tetapi
semata-mata karena kamma buruk mereka sendiri, seperti membunuh, mencuri,
melakukan seks yang salah, berbohong, dan mengkonsumsi yang memabukkan. Semua
perbuatan buruk ini bisa mengakibatkan kelahiran kembali di empat alam
penderitaan. Itulah sebabnya mengapa anda harus bertanggung jawab pada diri
anda sendiri. Jangan berharap orang lain bertanggung jawab untuk anda, karena
tidak ada seorang pun yang bisa mengambil tanggung jawab Anda.
Sekarang, apa perbedaan antara kamma bajik dan Parami?. Ketika Anda
melakukan kamma bajik, Anda mungkin melakukan itu dengan niat untuk terlahir di
alam bahagia, atau menjadi seorang yang kaya, makmur, berkedudukan sosial
tinggi, dan lain sebagainya. Jika itu adalah niat yang melandasi perbuatan baik
anda, maka anda hanya melakukan kamma bajik. Ini bukanlah cara memenuhi Parami.
Di sisi lain, anda bisa memberi dana, menjalankan moralitas atau duduk
bermeditasi dengan niat mengakhiri penderitaan, atau untuk meninggalkan sebab
penderitaan. Ini adalah cara untuk memupuk Parami.
Niat terlahir di alam bahagia, atau terlahir sebagai orang kaya, makmur,
berkedudukan sosial tinggi, dan lain sebagainya. Itu adalah mengambil, bukan
melepas. Ini adalah karena "Saya ingin! Saya ingin! Melakukan hal itu
hanya memupuk lebih banyak kamma baik.
Kita harus melakukan kebaikan dengan niat untuk pelepasan dan berpikir :
'Saya ingin meninggalkan sebab penderitaan, membersihkan kotoran batin. Saya
ingin mengakhiri penderitaan.' Cara berdana dan melakukan perbuatan baik
seperti ini tidaklah mengambil, tetapi melepas - melepaskan sebab kemelekatan
pada makhluk hidup dan benda mati. Ini adalah pelepasan kotoran batin.
Yang mana yang lebih baik, mengambil atau memberi? Sudah tentu, memberi
adalah lebih baik. Oleh karena itu, mulai saat ini, apa pun yang akan anda
lakukan, agar itu menjadi cara untuk memenuhi Parami, anda hendaknya membuat
suatu aspirasi seperti berikut ini, 'Dengan melakukan ini, semoga saya bisa
meninggalkan sebab dari penderitaan.' Maka perbuatan anda akan menjadi cara
memenuhi Parami untuk perealisasian Nibbāna, mengakhiri penderitaan, dan
mencapai pembebasan.
Demikianlah tulisan ini. Semoga bermanfaat.