Translate

Kamis, 07 Juli 2016

Kendali Kehidupan.



Saat kita hidup hanya untuk kepentingan diri sendiri dan orang terdekat kita, kita dikendalikan oleh kehidupan ini. Namun saat kita bisa hidup yang juga untuk kepentingan orang lain, kita yang mengendalikan kehidupan ini. (NN)

Sepintas kilas tentang Penerangan Sempurna (Enlightened).


Dua belas mata rantai “Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan” itu bukanlah teori metafisik tanpa bukti, adalah kebenaran yang dijelaskan dalam kitab suci Tipitaka oleh beliau sang guru agung manusia & dewa yang telah tercerahkan (enlightened) dalam usia persis 35 tahun. Kitab suci tersebut diatas bukanlah rangkuman wahyu-wahyu Tuhan melainkan rangkuman ajaran keselamatan dari guru agung hasil penemuannya sendiri (telah enlightened) yang dibabarkan melalui khotbah-khotbah beliau kepada murid-muridnya para Bhikku. Manusia itu mampu membuktikan sendiri kebenaran dari sebab musabab yang saling bergantungan tersebut diatas jika telah "enligtened" yang tidak gampang dicapai, yang pasti memerlukan banyak sekali kehidupan untuk mencapainya, yaitu kehidupan di banyak alam termasuk alam surga (alam kebahagiaan) & juga alam neraka (alam penderitaan) jika dalam kehidupan sebelumnya banyak mengalami kemunduran (banyak berbuat jahat).

Semua manusia bahkan semua makhluk akhirnya akan bisa mencapai kondisi Nibbana (Enlightened), suatu kondisi bahagia kekal abadi non indrawi, bebas atau sudah terlepas dari belenggu Samsara, belenggu kehidupan yang berkali-kali. Enlightened (mencapai Nibbana) adalah tujuan akhir dari kehidupan manusia bahkan kehidupan semua makhluk.

Dalam ajaran guru agung tidak disinggung banyak tentang Tuhan, seperti yang banyak orang pahami bahwa Tuhan itu bukan sesuatu yang bisa disamakan dengan apa yang ada didalam pikiran manusia. Oleh karena itu memikirkan atau mengungkit-ungkit tentang Tuhan adalah kurang bermanfa’at. Orang yang bisa mencapai kebebasan (Nibbana) itu tidak harus mengetahui Tuhan itu apa, siapa & bagaimana karena memang tidak mudah dipahami, tak dapat dinalar. Kunci manusia dapat mencapai kebebasan adalah apabila dapat menyikapi dengan baik & benar berlakunya hukum karma atau hukum tabur-tuai atau hukum sebab-akibat, dengan cara tekun melatih pengembangan kerelaan, kemoralan & konsentrasi, hingga tercapainya "enlightened".

Salah satu ayat dalam ajaran guru agung yang sangat penulis sukai adalah ayat : Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65 yang bunyinya sbb :

• Jangan percaya dengan sebuah berita hanya karena engkau mendengarnya.
• Jangan percaya dengan sebuah tradisi hanya karena tradisi itu telah dilakukan 
  selama beberapa generasi.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu ramai dibicarakan 
  orang.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu telah dituliskan 
  kedalam buku-buku suci.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu diajarkan oleh para 
  guru dan orang-orang tua.
Dengan kesadaran, perenungan, akal sehat dan pengalaman sendiri, bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran, menuju kebahagiaan, maka sudah selayaknya untuk menerima dan hidup berdasarkan hal-hal tersebut.

Demikianlah uraiannya, jika anda berkeyakinan lain maka biarkanlah tulisan ini merupakan pengetahuan / pendapat yang berbeda. PEACE…

Rabu, 06 Juli 2016

Kaya itu bukan harta.



Kaya itu bukan harta, nama, kedudukan, dan juga bukan kepintaran. Kaya itu; kemurahan hati, berjiwa pemaaf, menyayangi sesama, dan suka menolong. Manusia sudah terbiasa dan lebih suka dengan kaya materi yang tidak dapat menjamin "kebahagiaan sejati." Marilah kita menggali kekayaan bathin kedalam hati bukan kepada berapa banyak yang kita miliki, namun kepada berapa banyak yang kita syukuri. (NN)