Translate

Selasa, 16 November 2021

Pikiran Sehat Hidup Selamat Dunia Akhirat

Mengapa kita hendaknya berpikiran sehat? Pertama karena kita memiliki pikiran itu sendiri, kedua sebagaimana badan jasmani pikiranpun hendaknya dijaga kesehatannya. Apa keuntungan memiliki cara berpikir yang sehat? Keuntungannya adalah memperkecil kemungkinan kita mengalami celaka. Bisa terhindar dari salah bicara, dan jauh dari kemungkinan celaka-celaka yang lain, dan kita bisa menjadi bijaksana dan arif. Kalau dibidang agama kita akan terhindar dari mabuk agama, terhindar dari mengamalkan ajaran agama secara salah atau keblinger, menjadi intoleran dan radikal negatif yang tidak menutup kemungkinan bisa berlanjut menjadi teroris.

Lalu bagaimana caranya untuk bisa memiliki pikiran yang sehat? Caranya adalah membiasakan berpikir secara kritis, senantiasa berlatih berpikir yang jernih, melihat atau menganalisa sesuatu jangan menggunakan kacamata berwarna, atau menggunakan pikiran yang berwarna juga, artinya pikiran yang tidak bersih. Buang jauh-jauh terlebih dahulu yang selama ini dirasa benar, cobalah sekarang kita menggunakan logika yang benar, berpikir kritis. Untuk memahami atau menganalisa sesuatu gunakanlah akal yang jernih dan kritis, jangan mudah percaya begitu saja tanpa dinalar dengan baik terlebih dahulu, tanpa berpikir seribu kali, tanpa pertimbangan yang dalam dan matang.

Hal-hal apakah yang bisa kita peroleh jika kita selalu menggunakan akal sehat? Sebagaimana badan yang sehat yang tidak membuat kita menderita dan merepotkan, maka pikiran sehat akan menghasilkan hal-hal yang baik, akan menghasilkan karya-karya yang baik, terhindar dari hal-hal yang menyakitkan, terhindar dari hal-hal yang menyusahkan.

Contoh-contoh nyata yang bisa kita peroleh jika kita selalu menggunakan akal sehat adalah : 

Yang pertama kita akan bisa berbicara dengan baik, dengan benar, tidak bohong, tidak ketus, tidak kasar, tidak memaki, tidak marah, tidak menghujat, tidak memfitnah, tidak memprovokasi, tidak menyakiti hati pihak lain, sopan santun, bertata-krama dan lain-lain sebagainya yang merupakan perbuatan-perbuatan buruk. 

Yang kedua kita akan bisa berperilaku baik, tidak serakah, tidak menipu, tidak mencopet, tidak mencuri, tidak merampok, tidak mau disuap, tidak korupsi, tidak berzina, tidak mabuk-mabukan dan lain-lain sebagainya yang merupakan perbuatan-perbuatan buruk. Bahkan kita bisa membantu atau menolong orang lain yang sedang membutuhkan bantuan, baik itu bantuan berupa tenaga, pikiran maupun berupa materi. Kita tidak pelit tetapi tergerak untuk berdana sesuai dengan kemampuan yang ada.

Jika kita selalu menggunakan akal sehat sehingga kita bisa berkata-kata dan berbuat segala macam secara baik dan benar, maka kita tidak akan dibenci oleh orang lain, dan tidak akan terjerat oleh hukum, sehingga hidup kita di dunia ini menjadi aman dan selamat. Apakah hidup kita yang selamat di dunia ini akan menjadikan juga kita akan selamat di akhirat? Jawabnya iya, atau paling tidak kita akan menjadi lebih baik dibanding jika kita ketika hidup di dunia selalu dibenci oleh orang lain, dan sering berurusan dengan hukum, yang mengakibatkan sering dihukum atau dipenjara karena perbuatan-perbuatan buruk yang kita lakukan. Bagaimana kalau kita rajin berdoa, rajin menyembah dan rajin memohon ampun, apakah tidak berpengaruh, artinya di akhirat kita tetap tidak selamat dan akan tetap mengalami penderitaan? Berdoa yang baik itu bukan untuk diri sendiri tetapi harapan-harapan yang baik untuk pihak lain, dan memohon ampun sehingga tidak akan mengulangi perbuatan buruk yang pernah dilakukan, atau setidaknya bisa mengurangi perbuatan-perbuatan buruk berikutnya hanya bisa sedikit mengurangi penderitaan di akhirat, yaitu penderitaan di alam kehidupan berikutnya setelah kita meninggal dunia. Mengapa demikian? Karena jika penderitaan di Akhirat bisa dieliminir hanya dengan cara berdoa, memohon ampun dan menyembah, maka tidak akan ada orang yang menderita di Akhirat atau menderita di kehidupan berikutnya setelah meninggal dunia. Contoh yang paling sederhana dan paling singkat dari doa atau harapan yang baik itu misalnya adalah dengan mengucapkan secara ikhlas, secara tulus dan penuh penghayatan kata-kata sebagai berikut : Semoga semua makhluk berbahagia. Doa yang baik itu adalah perbuatan baik.

Yang Maha Kuasa itu berlaku adil, ada sebab ada akibat, jika menginginkan akibat yang baik maka perbuatlah sebab-sebab yang baik. Cara membujuk Yang Maha Kuasa satu-satunya jalan adalah dengan cara berbuat baik. Berbuat baik adalah doa yang sebenarnya, adalah doa yang baik dan manjur. Kalau berdoa, berdoalah yang baik, tepatnya ucapkanlah harapan-harapan yang baik buat pihak lain, bukan buat diri sendiri. Hal ini sama saja dengan memberi bukan meminta, karena memberi itu akan mengakibatkan kita menerima. Menanam benih buah mangga yang manis di ladang yang subur dan merawatnya dengan baik akan menghasilkan buah mangga yang manis dan yang lebat. Lakukanlah selalu sesuai dengan perumpamaan tersebut. 

Ritual-ritual keagamaan yang dilakukan itu sesungguhnya adalah untuk mendidik atau melatih batin dan pikiran untuk mampu berkembang menjadi lebih baik dan lebih baik lagi sehingga dapat menghasilkan perbuatan baik dan perbuatan yang lebih baik lagi. Peluklah agama yang cocok dihati, jalankan dan amalkanlah agama itu dengan mengedepankan akal sehat supaya amalannya benar, supaya selamat dunia akhirat atau selamat dunia dan selamat adi dunia.

Dikatakan, bahwa kalau kita berpikiran sehat, maka akan terhindar dari celaka, terhindar dari hal-hal yang merepotkan diri kita sendiri di dunia ini maupun nanti di kehidupan berikutnya setelah kita meninggal dunia. Hal tersebut bisa terjadi gara-gara tidak berpikiran sehat yang dapat menyebabkan salah bicara, telah memfitnah, telah berbohong, serakah, membenci, membunuh, mencuri, berzina, dan mabuk-mabukan. Jika hal-hal buruk tersebut sering kita lakukan, atau pernah membunuh karena kebencian, maka di kehidupan berikutnya kita akan terlahir di alam penderitaan. Akan tetapi jika kita memiliki pikiran yang sehat sehingga mampu melakukan hal-hal yang sebaliknya, yaitu dapat menjaga Sila, sering berdana dan bermeditasi, maka di kehidupan berikutnya kita akan terlahir di alam bahagia.  

Alam penderitaan dan alam kebahagiaan yang mana yang mungkin akan kita masuki setelah kita meninggal dunia tergantung dari besar dan kecilnya perbuatan-perbuatan buruk maupun perbuatan-perbuatan baik yang pernah atau sering kita lakukan semasa hidup di dunia ini. Ada 4 alam kemerosotan atau 4 alam penderitaan, 1 alam manusia, 6 alam dewa, 16 alam brahma yang masih berbentuk dan 4 alam brahma tanpa bentuk.

Kalau kita pernah melakukan akkusala garuka kamma atau kamma buruk yang berat, yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh seorang Arahat, melukai seorang Buddha, atau memecah-belah Sangha, maka setelah meninggal dunia akan terlahir secara spontan di Neraka Avici, yaitu neraka yang paling rendah, neraka yang paling mengerikan. Neraka merupakan salah satu dari 4 alam kemerosotan. Ada 16 tingkat alam neraka.