Translate

Rabu, 06 Juli 2016

Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan.


Dua belas mata rantai Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan : kebodohan -> bentuk-bentuk karma -> kesadaran -> jasmani & rokhani -> enam landasan indria -> kontak -> perasaan -> nafsu keinginan -> kemelekatan -> penjelmaan -> terlahir kembali (dan berkembang) -> lapuk & mati.


1. Berawal dari KEBODOHAN dapat menimbulkan (menciptakan) BENTUK-BENTUK KARMA (perbuatan jahat / perbuatan baik).

2. BENTUK-BENTUK KARMA (perbuatan jahat / baik) itu adalah hasil dari buah pikiran, dimana Pikiran merupakan bagian dari Bathin atau Rokhani, yang terdiri dari : Pikiran, Perasaan, Ingatan & Kesadaran. Sehingga dengan demikian antara Perbuatan (baik / buruk) & Pikiran itu saling berhubungan. Jika ada Pikiran maka disana akan ada Perkataan dan atau Perbuatan. Jika ada Perbuatan maka itu pastilah karena ada niat (ada Pikiran untuk berbuat). Pikiran & Kesadaran ada dalam satu badan yaitu badan Rokhani. Pikiran yang menciptakan Perbuatan (Bentuk-bentuk Karma) akan memperkuat & melestarikan eksistensi Kesadaran. Sehingga dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa; Bentuk-bentuk Karma itu menciptakan & melestarikan eksistensi KESADARAN.

3. KESADARAN itu ada pada orang hidup, yang terdiri dari badan Jasmani & Rokhani. Kesadaran ada dalam badan Rokhani, yang terdiri dari; Pikiran, Perasaan, Ingatan & Kesadaran. Orang yang meninggal dunia itu badan Jasmani & Rokhaninya rusak & kemudian musnah, kecuali Kesadarannya yang tetap ada (eksis). Kesadaran orang yang baru saja meninggal akan langsung masuk kedalam janin yang baru saja terbentuk, yang kondisinya sesuai (cocok) untuk ditempati, untuk kemudian dilahirkan kembali sebagai bayi yang baru lahir (bertumimbal lahir). Jadi Kesadaran itu akan menciptakan adanya badan JASMANI & ROKHANI karena terjadi kelahiran. Akan tetapi tidak semua yang mati akan terlahir kembali menjadi manusia. Sangat tergantung seperti apa perilakunya semasa hidup. Pada dasarnya orang jahat akan terlahir di alam penderitaan (alam neraka, alam surga, alam hantu / alam asyura, alam setan). Orang baik / sangat baik akan terlahir di alam bahagia (alam surga / alam dewa, alam brahma berbentuk atau alam brahma tanpa bentuk). Lahir di alam-alam ini adalah lahir secara spontan. Lahir sebagai manusia atau sebagai binatang adalah lahir melalui kandungan atau melalui telur. Ada juga lahir sebagai binatang yang melalui kelembaban, misalnya adalah kelahiran ikan, nyamuk, set / cacing-cacing bangkai.

4. Orang hidup (JASMANI & ROKHANI) itu mempunyai ENAM LANDASAN INDRIA (mata, hidung, telinga, lidah, kulit & otak).

5. ENAM LANDASAN INDRIA manusia itu akan mempunyai KONTAK dengan obyek-obyek diluar diri yang bisa ditangkap (dirasakan).

6. KONTAK yang terjadi dengan obyek-obyek diluar diri itu dapat dirasakan, akan menimbulkan PERASAAN enak, bahagia, tidak enak atau biasa saja.

7. PERASAAN enak atau bahagia itu membangkitkan NAFSU KEINGINAN untuk terus memiliki (merasakan) nya, atau bahkan ingin merasakan yang lebih enak lagi.

8. NAFSU KEINGINAN untuk terus memiliki, bahkan ingin memiliki yang lebih lagi itu merupakan KEMELEKATAN.

9. KEMELEKATAN itu terkait dengan Rokhani (pikiran, perasaan, ingatan & kesadaran). Kemelekatan itu memegang kuat Kesadaran untuk tetap eksis (lestari). Kemelekatan yang kuat & terus-menerus akan menciptakan Kesadaran yang sangat kuat. Jika Jasmani telah rusak (orangnya mati); maka pikiran, perasaan & ingatan juga hancur, kecuali Kesadaran yang tetap eksis. Pada orang yang telah meninggal; Kesadarannya akan langsung bergabung dengan Janin yang baru saja terbentuk, yang sesuai (cocok) untuk ditempati. Hal ini disebut PENJELMAAN untuk menjadi manusia (makhluk) yang baru.

10. Kelanjutan dari PENJELMAAN menjadi manusia (makhluk) baru itu adalah kelahiran (LAHIR).

11. LAHIR itu akan diikuti dengan pertumbuhan menjadi manusia (makhluk) yang dewasa, menjadi tua & kemudian meninggal dunia atau Lapuk & MATI.

12. Setelah Lapuk & MATI, dengan adanya Kesadaran yang masih tetap eksis, maka akan langsung diikuti oleh kelahiran kembali atau LAHIR, dengan kondisi seperti apa, atau menjadi apa, adalah sesuai dengan kondisi Kesadaran terakhir sesa’at sebelum yang bersangkutan mati (lihat butir 3 & 9). Seperti telah dijelaskan diatas, bentuk-bentuk karma semasa hidup itu menimbulkan & melestarikan Kesadaran. Kesadaran inilah yang menciptakan Jasmani & Rokhani (terlahir kembali). Begitu seterusnya, berulang-ulang.

Jika salah satu dari dua belas mata rantai Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan itu dapat dipatahkan (dihilangkan), utamanya adalah mata rantai “Kebodohan”, maka akan berhentilah tumimbal lahir yang berulang-ulang itu. Kebodohan (Avijjā) merupakan sebab paling awal dari 12 mata rantai Sebab-Musabab Yang Saling Bergantungan. Avijjā-paccayā Saṅkhārā, karena Kebodohan sebagai kondisi, maka terbentuklah Saṅkhāra (Bentuk-bentuk Karma).
Namun, meskipun Avijjā (Kebodohan) disebut paling awal, itu bukan berarti ia tidak punya sebab. Ajaran Buddhis menunjukkan bahwa Kebodohan adalah akumulasi dari Kilesa (noda batin) dan ketiadaan pengetahuan akan Empat Kebenaran Mulia (Ariya Sacca) yang berulang-ulang sejak kehidupan lampau.
Kebodohan timbul karena : tidak mengenal Dhamma sejati, tidak mengembangkan Pandangan benar (Sammādiṭṭhi), terhalangi oleh kemelekatan dan kegelapan batin (Moha).
Siklus kelahiran dan kematian itu dapat dikatakan tak berawal (tanpa titik awal mutlak), dengan kata lain, Kebodohan adalah hasil dari ketidaktahuan yang berulang, bukan tanpa sebab. Tetapi ia tidak punya awal pertama yang bisa ditemukan (anamatagga saṃsāra –> samsāra itu tanpa awal).
Tidak ada unsur lanjutan dalam 12 mata rantai Sebab-Musabab Yang Saling Bergantungan yang muncul secara langsung sebagai akibat dari Kematian. Justru setelah Kematian, jika rangkaian ketidaktahuan (Avijjā) dan Keinginan (Taṇhā) masih ada, maka akan muncul Kelahiran kembali (Jati) di kehidupan selanjutnya, tapi itu bukan karena Kematian sebagai sebab tunggal, melainkan karena Bhava (Proses menjadi) dan Upādāna (Kemelekatan) sebelumnya yang masih aktif.
Jika salah satu dari 12 mata rantai Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan itu dapat dipatahkan (dihilangkan), maka berhentilah tumimbal lahir yang berulang-ulang itu. Inilah yang disebut sebagai “Telah Mencapai Seberang”, “Telah Padam”, “Telah Mencapai Nirwana”, suatu kondisi bahagia abadi non inderawi, bebas dari belenggu Samsara (penderitaan yang terus-menerus, yang dirasakan ketika sedang menjalani kehidupan), yang mana disadari atau tidak disadari adalah merupakan tujuan hidup semua manusia & bahkan tujuan hidup semua makhluk.

Demikianlah uraiannya, jika anda berkeyakinan lain, maka biarkanlah tulisan ini merupakan pengetahuan / pendapat yang berbeda. PEACE…

1 komentar: