Translate

Kamis, 29 Maret 2018

Anicca.


Anicca (bahasa Pali), artinya adalah : segala seuatu itu tidak kekal.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini (yang terbentuk) bersifat tidak kekal.
Alam semesta ini sebagai suatu fenomena atau gejala yang kompleks. Segalanya muncul, berubah dan hancur lenyap kembali. Mereka muncul dan kembali terurai. Segala sesuatu tak pernah berada dalam keadaan yang sama di saat yang berbeda, senantiasa muncul dan lenyap dari saat ke saat. Hal tersebut merupakan sifat dasar dari segala fenomena, baik yang bersifat material ataupun mental, berlaku terhadap partikel-partikel sub atom yang kecil hingga sistem tata surya dan galaksi yang maha besar.
Segala sesuatu yang berubah konstan dari saat ke saat adalah kesunyataan bagi setiap eksistensi, sehingga tidak akan ada “diri” atau “inti” yang akan merekat padanya. Sebenarnya sifat individual pada setiap eksistensi bukanlah suatu bentuk yang khusus, melainkan merupakan perubahan itu sendiri. Bila kita menyadari kesunyataan yang abadi tentang ketidak-kekalan, dan kita mendapatkan kedamaian di dalamnya, maka pada saat itu juga sebenarnya kita telah berada dalam keadaan Nibbana. Kebahagiaan tercapai bila segalanya telah harmonis.
Tanpa menerima kenyataan bahwa segala sesuatu itu berubah, kita tidak dapat memahami kedamaian yang sempurna. Kalau kita tidak bisa memahami kesunyataan dari ketidak kekalan, ini-lah maka kita menderita. Jadi salah satu penyebab dari penderitaan adalah penolakan kita terhadap kesunyataan ini. Kebahagiaan hidup tercapai apabila di dalam hidup ini kita bisa menerima hukum kesunyataan sebagaimana adanya, dan hidup harmonis sesuai dengan hukum itu. Menyesali usia tua, takut akan kematian, dan menyesali perubahan-perubahan benda-benda fisik maupun mental di sekeliling kita, adalah suatu kebodohan. Keterikatan terhadap keadaan-keadaan tertentu juga merupakan kebodohan, yang menjadi dasar dari Dukkha (Penderitaan).
Pembahasan terhadap hukum ketidak-kekekalan ini bukan untuk menimbulkan sifat pesimis, bahwa segala sesuatu itu berubah, dan oleh karenanya adalah Dukkha. Kesunyataan akan ketidak kekalan ini dibahas agar kita memahami segala sesuatu sbebagaimana adanya, dan oleh karena itu tidak terikat kepada bentuk-bentuk, atau keadaan-keadaan tertentu, agar kita dapat menghadapi segala sesuatu dengan hati yang tenang dan lapang. Dengan memahami kesunyataan ini, diharapkan kita dapat memusatkan perhatian dan energi kita pada setiap aktifitas kita di sini, dan di saat ini juga, di tengah-tengah badai dapat ditemukan kedamaian, di tengah-tengah arus ketidak kekalan dan perubahan yang terus-menerus, kita dapat juga menemukan kedamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar