Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini (yang terbentuk) tidak memuaskan, dan menimbulkan penderitaan (Dukkha).
Selain penderitaan yang
dialami manusia secara langsung, yaitu penderitaan pada fisiknya melalui panca
indera, dan pada perasaannya, seperti sakit, usia tua, berkumpul dengan orang yang
tidak disenangi, berpisah dengan orang yang dicintai, dan lain sebagainya, berikut
ini akan dijelaskan penderitaan yang timbul akibat kondisi-kondisi yang selalu
bergerak, atau berubah-ubah.
Segala bentuk individu adalah
bentuk kombinasi unsur-unsur fisik dan mental, yang senantiasa bergerak (berubah),
terdiri dari lima kelompok, atau lima agregat, yang disebut Panca Khandha (jasmani,
perasaan, pencerapan, bentuk2 pikiran & kesadaran).
Agregat (badan) jasmani,
terdiri dari unsur padat, cair, panas dan udara. Keempat unsur jasmani tersebut
berhubungan dengan Panca Indera, yaitu : mata, hidung, telinga, lidah &
kulit (tubuh), yang terkait dengan obyek-obyeknya (obyek panca indera),
yaitu : mata mempunyai obyek penglihatan bentuk dan warna, bunyi dan suara sebagai
obyek pendengaran telinga, bau-bauan sebagai obyek penciuman oleh hidung, cita
rasa sebagai obyek pengecapan oleh lidah, benda-benda dengan berbagai variasi
bentuk, temperatur, permukaan kasar atau licin, keras atau lembut, sebagai obyek
perabaan oleh indera peraba (kulit / tubuh). Jadi kelompok Jasmani itu mencakup
semua bentuk-bentuk secara keseluruhan, baik yang berada didalam tubuh (panca indera),
maupun yang berada diluar tubuh (obyek panca indera).
Agregat perasaan,
pencerapan, bentuk-bentuk pikiran & kesadaran, dapat dikatakan sebagai badan rokhani
/ bathin / mental. Badan rokhani ini mempunyai obyek buah pikiran, ingatan,
konsep, ide-ide dan lain sebagainya. Masing-masing agregat dari badan rokhani
ini, dapat diuraikan sebagai berikut :
Perasaan : adalah perasaan-perasaan yang timbul akibat
adanya kontak antara indera dengan obyek-obyek indera perasaan. Perasaan-perasaan yang
timbul itu bisa berupa perasaan senang, tidak senang, atau netral.
Perasaan-perasaan ini timbul sebagai reaksi kontak dengan obyek, yang dihubungkan
dengan ingatan-ingatan, baik yang berbentuk insting bawaan ataupun yang didapat
dari pengalaman-pengalaman. Perasaan yang berubah, akibat dari obyek-obyek
indera perasaan yang berubah, itu menimbulkan Dukkha (perasaan tidak senang),
kecuali perasaan netral (bisa menyadari & bisa harmonis dengan perubahan).
Pencerapan : adalah perekaman, atau mengenali obyek, baik obyek
fisik maupun obyek mental, setelah terjadi kontak, dan sadar akan adanya obyek
tersebut. Pencerapan juga terjadi akibat adanya memori dari pengalaman-pengalaman.
Bentuk-bentuk pikiran : bisa menciptakan kehendak (keinginan-keinginan), setelah
ada perasaan-perasaan, akibat terjadinya kontak dengan obyek. Kehendak-kehendak
yang terjadi (perbuatan-perbuatan yang dilakukan), kelak akan membuahkan karma,
baik yang dilakukan oleh badan jasmani, ucapan, maupun pikiran, yang mengarah kepada
perbuatan baik, jahat atau netral.
Kesadaran : kesadaran dapat timbul akibat indera mengadakan
kontak dengan obyek yang sesuai. Kesadaran timbul sebelum proses pencerapan
dimulai, yang kemudian menimbulkan perasaan-perasaan, yang kemudian bisa berakhir
dengan reaksi mental, berupa kehendak untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
obyek tersebut.
Berhubung segala
sesuatu yang ada di alam semesta ini selalu bergerak, mengalami perubahan, obyek-obyek
panca indera selalu bergerak, mengalami perubahan, maka kegemaran-kegemaran yang
merupakan kemelekatan-kemelekatan, yang dipunyai oleh badan jasmani melalui panca
indera (ditunjang oleh indera bathin), tidak bisa selalu terpenuhi, sehingga menimbulkan
penderitaan. Selain obyek-obyek panca indera yang selalu berubah &
menimbulkan penderitaan, maka kegemaran atau kemelekatan itu sendiri juga bisa
berubah, karena berubahnya bentuk-bentuk pikiran, perasaan, pencerapan &
kesadaran, yang tadinya gemar berubah menjadi bosan.
Segala sesuatu yang
berubah tersebut diatas, tepatnya adalah sebagai pencetus Dukkha (Penderitaan), bukan
penyebab Dukkha, karena jika seseorang bisa menyadari & bisa harmonis dengan
perubahan, maka tidak ada Dukkha (tidak mengalami penderitaan). Sadar & harmonis dengan perubahan, itu artinya bisa mengendalikan (me-manage) enam indera (panca indera
+ satu indera bathin / mental) dengan sangat baik.
Nota Bene : Tidak semua
kontak antara indera dengan obyek bisa sampai kepada timbulnya kehendak dan
Karma. Ada kontak yang hanya sampai pada kesadaran, tetapi tidak sampai pada
pencerapan. Ada kontak yang telah tercerap tetapi tidak menimbulkan perasaan.
Ada kontak yang telah menimbulkan perasaan, tetapi kebijaksanaan pikiran dan
pandangan yang benar dapat mencegah timbulnya rentetan keinginan, atau kehendak,
beserta perbuatan yang menyertainya.
Seorang Arahat (orang
suci) yang masih hidup, adalah seorang yang mungkin masih terlibat oleh 4 khandha
sebagai sisa-sisa karmanya yang lampau, tetapi ia tidak lagi mempunyai bentuk-bentuk
pikiran berupa kehendak, oleh karena itu ia tidak lagi membentuk karma-karma baru,
yang akan membelenggunya lebih lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar