Translate

Sabtu, 31 Maret 2018

Dukkha.


Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini (yang terbentuk) tidak memuaskan, dan menimbulkan penderitaan (Dukkha).

Selain penderitaan yang dialami manusia secara langsung, yaitu penderitaan pada fisiknya melalui panca indera, dan pada perasaannya, seperti sakit, usia tua, berkumpul dengan orang yang tidak disenangi, berpisah dengan orang yang dicintai, dan lain sebagainya, berikut ini akan dijelaskan penderitaan yang timbul akibat kondisi-kondisi yang selalu bergerak, atau berubah-ubah.

Segala bentuk individu adalah bentuk kombinasi unsur-unsur fisik dan mental, yang senantiasa bergerak (berubah), terdiri dari lima kelompok, atau lima agregat, yang disebut Panca Khandha (jasmani, perasaan, pencerapan, bentuk2 pikiran & kesadaran).  

Agregat (badan) jasmani, terdiri dari unsur padat, cair, panas dan udara. Keempat unsur jasmani tersebut berhubungan dengan Panca Indera, yaitu : mata, hidung, telinga, lidah & kulit (tubuh), yang terkait dengan obyek-obyeknya (obyek panca indera), yaitu : mata mempunyai obyek penglihatan bentuk dan warna, bunyi dan suara sebagai obyek pendengaran telinga, bau-bauan sebagai obyek penciuman oleh hidung, cita rasa sebagai obyek pengecapan oleh lidah, benda-benda dengan berbagai variasi bentuk, temperatur, permukaan kasar atau licin, keras atau lembut, sebagai obyek perabaan oleh indera peraba (kulit / tubuh). Jadi kelompok Jasmani itu mencakup semua bentuk-bentuk secara keseluruhan, baik yang berada didalam tubuh (panca indera), maupun yang berada diluar tubuh (obyek panca indera).

Agregat perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran & kesadaran, dapat dikatakan sebagai badan rokhani / bathin / mental. Badan rokhani ini mempunyai obyek buah pikiran, ingatan, konsep, ide-ide dan lain sebagainya. Masing-masing agregat dari badan rokhani ini, dapat diuraikan sebagai berikut :

Perasaan : adalah perasaan-perasaan yang timbul akibat adanya kontak antara indera dengan obyek-obyek indera perasaan. Perasaan-perasaan yang timbul itu bisa berupa perasaan senang, tidak senang, atau netral. Perasaan-perasaan ini timbul sebagai reaksi kontak dengan obyek, yang dihubungkan dengan ingatan-ingatan, baik yang berbentuk insting bawaan ataupun yang didapat dari pengalaman-pengalaman. Perasaan yang berubah, akibat dari obyek-obyek indera perasaan yang berubah, itu menimbulkan Dukkha (perasaan tidak senang), kecuali perasaan netral (bisa menyadari & bisa harmonis dengan perubahan).

Pencerapan : adalah perekaman, atau mengenali obyek, baik obyek fisik maupun obyek mental, setelah terjadi kontak, dan sadar akan adanya obyek tersebut. Pencerapan juga terjadi akibat adanya memori dari pengalaman-pengalaman.

Bentuk-bentuk pikiran : bisa menciptakan kehendak (keinginan-keinginan), setelah ada perasaan-perasaan, akibat terjadinya kontak dengan obyek. Kehendak-kehendak yang terjadi (perbuatan-perbuatan yang dilakukan), kelak akan membuahkan karma, baik yang dilakukan oleh badan jasmani, ucapan, maupun pikiran, yang mengarah kepada perbuatan baik, jahat atau netral.

Kesadaran : kesadaran dapat timbul akibat indera mengadakan kontak dengan obyek yang sesuai. Kesadaran timbul sebelum proses pencerapan dimulai, yang kemudian menimbulkan perasaan-perasaan, yang kemudian bisa berakhir dengan reaksi mental, berupa kehendak untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan obyek tersebut.

Berhubung segala sesuatu yang ada di alam semesta ini selalu bergerak, mengalami perubahan, obyek-obyek panca indera selalu bergerak, mengalami perubahan, maka kegemaran-kegemaran yang merupakan kemelekatan-kemelekatan, yang dipunyai oleh badan jasmani melalui panca indera (ditunjang oleh indera bathin), tidak bisa selalu terpenuhi, sehingga menimbulkan penderitaan. Selain obyek-obyek panca indera yang selalu berubah & menimbulkan penderitaan, maka kegemaran atau kemelekatan itu sendiri juga bisa berubah, karena berubahnya bentuk-bentuk pikiran, perasaan, pencerapan & kesadaran, yang tadinya gemar berubah menjadi bosan.

Segala sesuatu yang berubah tersebut diatas, tepatnya adalah sebagai pencetus Dukkha (Penderitaan), bukan penyebab Dukkha, karena jika seseorang bisa menyadari & bisa harmonis dengan perubahan, maka tidak ada Dukkha (tidak mengalami penderitaan). Sadar & harmonis dengan perubahan, itu artinya bisa mengendalikan (me-manage) enam indera (panca indera + satu indera bathin / mental) dengan sangat baik.

Nota Bene : Tidak semua kontak antara indera dengan obyek bisa sampai kepada timbulnya kehendak dan Karma. Ada kontak yang hanya sampai pada kesadaran, tetapi tidak sampai pada pencerapan. Ada kontak yang telah tercerap tetapi tidak menimbulkan perasaan. Ada kontak yang telah menimbulkan perasaan, tetapi kebijaksanaan pikiran dan pandangan yang benar dapat mencegah timbulnya rentetan keinginan, atau kehendak, beserta perbuatan yang menyertainya.

Seorang Arahat (orang suci) yang masih hidup, adalah seorang yang mungkin masih terlibat oleh 4 khandha sebagai sisa-sisa karmanya yang lampau, tetapi ia tidak lagi mempunyai bentuk-bentuk pikiran berupa kehendak, oleh karena itu ia tidak lagi membentuk karma-karma baru, yang akan membelenggunya lebih lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar