Translate

Senin, 04 Juni 2018

Paritta.


Paritta (bahasa Pali), artinya “Perlindungan”, adalah khotbah Sang Tathagata, yang berisikan uraian-uraian Dhamma. Paritta mempunyai dua sisi kekuatan yakni : Pertama, kekuatan spiritual / magis atau energi psikis, keberkahan dan perlindungan. Kedua, kekuatan pelaksana, praktik, penyelaman dan penghayatan. Paritta merupakan suatu perlindungan yang kuat bilamana bisa dihapal. Bilamana paritta dibaca / diucapkan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi, pikiran ditujukan & dipusatkan pada makna paritta tersebut dengan hikmat dan disertai keyakinan mantap, sehingga pada saat itu kesadaran menjadi kuat, pikiran bersatu dengan kebajikan, bersih dari kilesa (kekotoran batin), penuh dengan cinta-kasih (metta) dan kebenaran (sacca), maka paritta akan memiliki energi batin yang luar biasa.

Mengucapkan paritta berulang-ulang, menjadi sebuah pengkondisian untuk mempercepat masaknya buah kamma baik yang telah dibuat, dan sebaliknya buah kamma tidak baik akan terhambat masaknya, kecuali kamma buruk yang berat; seperti membunuh orang tua, orang suci, dan lain-lain. Inilah yang dimaksudkan dengan perlindungan dalam Paritta.

Pembacaan Paritta itu dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu, akan memberikan manfaat yang luar-biasa. Sebab, pembacaan Paritta merupakan ‘pemantik’ bagi bangkitnya tiga kekuatan besar, dan tiada bandingnya di seluruh penjuru alam-semesta ini, yaitu kekuatan “Tiga-Mustika” (Ti-Ratana) : Buddha-Dhamma-Sangha. Tiada permata ataupun kekuatan apapun yang mampu menandingi Ti-Ratana.

Paritta akan kehilangan kekuatannya karena tidak ada keyakinan, perbuatan jahat, dan kamma berat masa lampau. Oleh sebab itu, saat kita membaca paritta harus disertai dengan pemahaman terhadap makna yang terkandung di dalamnya, dan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi, hikmat dan disertai keyakinan, sehingga batin dan pikiran kita menjadi tenang, sejuk, teduh, tentram, damai, gembira, suka-cita, dan bahagia. Seperti makna yang terkandung dalam paritta “Karaṇīyametta Sutta”, yang mengajak kita untuk menuju pada kedamaian, kita harus menjadi orang yang jujur, tulus, lemah-lembut, tidak sombong, mudah dinasehati, bersahaja, ber-indria tenang, tidak tercela dan penuh cinta kasih kepada semua makhluk tanpa batas di manapun berada, dan akan membawa seseorang tak terlahir dalam rahim manapun juga. Itulah sesungguhnya energi dan kekuatan nyata yang kita miliki karena Paritta.

Kalau kondisi batin tersebut di atas terus kita jaga dan kembangkan, maka energi yang ada akan memberikan pengaruh besar terhadap kesehatan badan jasmani. Energi juga memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar kita, dan akan menjadi kekuatan yang melindungi.

Sejak Tathagata (guru agung dewa & manusia) masih ada di tengah-tengah umat manusia, Paritta telah diyakini memberikan manfaat keberkahan dan perlindungan. Beberapa paritta yang sangat populer dalam masyarakat praktisi Dhamma adalah Ratana Sutta, Karaṇīyametta Sutta, Khandha Paritta, Aṅgulimāla Paritta, Mora Paritta, Bojjhaṅga Paritta, Maṅgala Sutta, Āṭānāṭiya Sutta, Abhaya Paritta dan lain-lain.
Beberapa kisah tentang kekuatan paritta diantaranya :
Ratana Sutta, dibacakan Sang Tathagata saat kota makmur Vesali terancam bencana kelaparan, wabah penyakit, malapetaka, dan gangguan makhluk-makhluk jahat. Bhikkhu Ananda diinstruksikan untuk mengulang membaca Ratana Sutta, dan berjalan mengelilingi penjuru kota Vesali dengan memercikan air yang telah diberkahi. Dengan kekuatan keberkahan Ratana Sutta, kota Vesali terbebas dari bencana, wabah penyakit, dan pengaruh makhluk jahat.
Karaṇīyametta Sutta, diajarkan oleh Sang Tathagata kepada 500 bhikkhu, yang mengalami kesulitan saat mereka berlatih meditasi di hutan, karena gangguan makhluk penghuni setempat. Setelah mereka mengulang dan mempraktikkan cinta kasih (karaṇīyametta), dan kembali ke hutan untuk berlatih meditasi, mereka pun terbebas dari gangguan, dan memperoleh keberkahan dan perlindungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar