Paritta (bahasa Pali), artinya “Perlindungan”, adalah
khotbah Sang Tathagata, yang
berisikan uraian-uraian Dhamma. Paritta mempunyai dua sisi kekuatan yakni : Pertama,
kekuatan spiritual / magis atau energi psikis, keberkahan dan perlindungan.
Kedua, kekuatan pelaksana, praktik, penyelaman dan penghayatan. Paritta merupakan
suatu perlindungan yang kuat bilamana bisa dihapal. Bilamana paritta dibaca /
diucapkan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi, pikiran ditujukan &
dipusatkan pada makna paritta tersebut dengan hikmat dan disertai keyakinan
mantap, sehingga pada saat itu kesadaran menjadi kuat, pikiran bersatu dengan
kebajikan, bersih dari kilesa (kekotoran batin), penuh dengan cinta-kasih (metta)
dan kebenaran (sacca), maka paritta akan memiliki energi batin yang luar biasa.
Mengucapkan paritta berulang-ulang, menjadi sebuah
pengkondisian untuk mempercepat masaknya buah kamma baik yang telah dibuat, dan
sebaliknya buah kamma tidak baik akan terhambat masaknya, kecuali kamma buruk
yang berat; seperti membunuh orang tua, orang suci, dan lain-lain. Inilah yang
dimaksudkan dengan perlindungan dalam Paritta.
Pembacaan Paritta itu dimaksudkan untuk
tujuan-tujuan tertentu, akan memberikan manfaat yang luar-biasa. Sebab, pembacaan
Paritta merupakan ‘pemantik’ bagi bangkitnya tiga kekuatan besar, dan tiada
bandingnya di seluruh penjuru alam-semesta ini, yaitu kekuatan “Tiga-Mustika” (Ti-Ratana)
: Buddha-Dhamma-Sangha. Tiada permata ataupun kekuatan apapun yang mampu
menandingi Ti-Ratana.
Paritta akan kehilangan kekuatannya karena tidak ada
keyakinan, perbuatan jahat, dan kamma berat masa lampau. Oleh sebab itu, saat
kita membaca paritta harus disertai dengan pemahaman terhadap makna yang
terkandung di dalamnya, dan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi, hikmat
dan disertai keyakinan, sehingga batin dan pikiran kita menjadi tenang, sejuk,
teduh, tentram, damai, gembira, suka-cita, dan bahagia. Seperti makna yang
terkandung dalam paritta “Karaṇīyametta Sutta”, yang mengajak kita untuk menuju
pada kedamaian, kita harus menjadi orang yang jujur, tulus, lemah-lembut, tidak
sombong, mudah dinasehati, bersahaja, ber-indria tenang, tidak tercela dan
penuh cinta kasih kepada semua makhluk tanpa batas di manapun berada, dan akan
membawa seseorang tak terlahir dalam rahim manapun juga. Itulah sesungguhnya
energi dan kekuatan nyata yang kita miliki karena Paritta.
Kalau kondisi batin tersebut di atas terus kita jaga dan
kembangkan, maka energi yang ada akan memberikan pengaruh besar terhadap
kesehatan badan jasmani. Energi juga memberikan pengaruh terhadap lingkungan
sekitar kita, dan akan menjadi kekuatan yang melindungi.
Sejak Tathagata (guru agung dewa & manusia) masih ada
di tengah-tengah umat manusia, Paritta telah diyakini memberikan manfaat
keberkahan dan perlindungan. Beberapa paritta yang sangat populer dalam
masyarakat praktisi Dhamma adalah Ratana Sutta, Karaṇīyametta Sutta, Khandha
Paritta, Aṅgulimāla Paritta, Mora Paritta, Bojjhaṅga Paritta, Maṅgala Sutta, Āṭānāṭiya
Sutta, Abhaya Paritta dan lain-lain.
Beberapa kisah tentang kekuatan paritta diantaranya :
Ratana Sutta, dibacakan Sang Tathagata saat kota makmur
Vesali terancam bencana kelaparan, wabah penyakit, malapetaka, dan gangguan
makhluk-makhluk jahat. Bhikkhu Ananda diinstruksikan untuk mengulang membaca
Ratana Sutta, dan berjalan mengelilingi penjuru kota Vesali dengan memercikan
air yang telah diberkahi. Dengan kekuatan keberkahan Ratana Sutta, kota Vesali
terbebas dari bencana, wabah penyakit, dan pengaruh makhluk jahat.
Karaṇīyametta Sutta, diajarkan oleh Sang Tathagata kepada
500 bhikkhu, yang mengalami kesulitan saat mereka berlatih meditasi di hutan,
karena gangguan makhluk penghuni setempat. Setelah mereka mengulang dan
mempraktikkan cinta kasih (karaṇīyametta), dan kembali ke hutan untuk berlatih
meditasi, mereka pun terbebas dari gangguan, dan memperoleh keberkahan dan
perlindungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar