Doa atau mantra telah dikenal dan berkembang bahkan
sebelum munculnya agama-agama di dunia ini. Manusia pra-agama berdoa guna
memenuhi kebutuhan batin yang didera, diselimuti, dan dicengkeram oleh
perasaan-perasaan takut, khawatir, cemas, dan pilu karena banjir, kebakaran, petir,
angin topan, dan lain-lain. Mereka berdoa kepada dewa penunggu air, dengan
harapan mereka terhindar dari korban bencana banjir; mereka berdoa kepada dewa
api, dengan harapan mereka terselamatkan dari jilatan api; mereka berdoa kepada
dewa langit, dengan harapan mereka terbebas dari sambaran petir dan gulungan
angin topan, dan lain-lain.
Setelah agama-agama di dunia muncul, ternyata berdoa
bukanlah berkurang, justru semakin banyak ragamnya. Bukan hanya untuk
menghindarkan seseorang dari peristiwa yang menakutkan, menyeramkan, dan
mengerikan seperti di atas. Tetapi juga untuk hal-hal yang menyenangkan seperti
pernikahan, kelahiran anak, menempati rumah, memulai usaha, dan lain-lain.
Bahkan sampai hal-hal yang kecil sekalipun misalnya mau makan, mandi, tidur,
atau mengerjakan tugas di sekolah, kantor maupun di rumah. Doa merupakan
ungkapan-ungkapan batin yang dipenuhi harapan, spirit & motivasi. Demikian
pentingnya doa dalam sejarah perjalanan kehidupan umat manusia.
Tetapi apakah doa bisa terkabul? Doa hanya terkabul bila pas dan sesuai
dengan benih atau karma baik yang kita tabur, dimana saatnya berbuah telah
tiba, artinya kondisi yang mendukung karma baik kita untuk berbuah telah datang,
atau telah ada, yang sebetulnya tanpa di doakan, atau tanpa memohon pun, pasti terkabul.
Untuk membuat keinginan kita terkabul, maka sebab yang tepat, yang akan
menimbulkan akibat, atau memberikan buah, harus kita miliki terlebih dahulu, atau
sudah kita ciptakan. Hukum karma itu sangat kompleks, artinya bukan berarti
kalau dahulu kita pernah berdana uang kepada yang membutuhkan, maka kedepan
kita akan menerima rejeki nomplok, atau memperoleh rejeki dari hal-hal lain,
bukan begitu. Mungkin saja dahulu kita pernah berbuat baik kepada seseorang,
makanya tadi dagangan kita telah laku, dan kita mendapat keuntungan. Ini adalah salah satu contoh dari bekerjanya
hukum karma.
Berdoa itu boleh dan bisa saja, dan hanya akan terkabul jika karma baik yang
kita tanam sudah menjelang masak. Artinya kondisi yang mendukung karma baik
kita untuk berbuah sudah hampir tiba.
Kita boleh atau bisa menebar pupuk, menyiramnya dengan air, tapi jika tidak
menebar benih, maka tak ada yang tumbuh. Doa permohonan menjadi sia-sia bila
kita tidak memiliki simpanan karma baik, tidak memiliki penyebab terkabul nya
doa permohonan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar