Translate

Selasa, 11 Oktober 2022

Diskusi Menarik (1)


Badu memulai pembicaraan dengan mengutip surat Amsal nomor 22 ayat 2 yang bunyinya sebagai berikut : “Orang kaya dan orang miskin bertemu di dunia ini, dan mereka dijadikan oleh Tuhan”.

Oleh karena itu, orang kaya tidak boleh sombong, tetapi harus dengan rendah hati bersyukur dan menyembah Tuhan, karena Tuhan memiliki otoritas untuk memberi penghargaan dan mengambil kembali!

Tetapi jika Anda menjadi miskin, jangan salahkan orang lain. Jika Anda memiliki makanan dan pakaian, Anda harus puas. Kedamaian dan kesehatan adalah berkat. Ini juga merupakan anugerah dan berkat yang diberikan oleh Tuhan. Anda harus bersyukur kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya!

 

Polan berkomentar : Mengapa Tuhan tidak adil? Jika saya punya pilihan, saya akan memilih untuk dilahirkan dalam keluarga kaya.

 

Badu menanggapi : Bukan Tuhan yang tidak adil! Mungkin banyak orang seperti Anda akan memilih untuk lahir di keluarga kaya, tetapi fakta memberitahu kita bahwa banyak orang kaya sebenarnya gelisah, tidak bahagia, kosong, tidak puas dan terganggu! Seperti kata pepatah: "Hati manusia tidak cukup, ular menelan gajah." Karena itu, "Aman dan sehat adalah berkah", kaya atau tidak bukan yang terpenting. Lebih penting lagi, ketika kita masih hidup, kita dapat percaya kepada Kristus, sehingga kita memiliki "pengharapan di kehidupan ini dan harapan di kehidupan selanjutnya" dan dapat memperoleh kehidupan kekal dan kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita di surga. Hidup ini adalah yang paling berarti dan berharga!

 

Polan berkomentar : Saya tidak bisa menerima argumen anda. Yang anda sampaikan itu adalah jika semuanya sudah terjadi, dimana kita sudah dilahirkan kemudian menjadi seperti kita yang sekarang ini. Yang menjadi pertanyaan saya itu adalah pertanyaan yang selalu muncul dalam benak orang banyak, dan pasti selalu muncul - sebelum jawaban yang sulit untuk dibantah diterima oleh yang bersangkutan. Yang dipertanyakan adalah sebelum semuanya terjadi. Alasan apa yang melatar belakangi mengapa kita ini ada yang dilahirkan dalam keluarga kaya, dalam keluarga miskin, lahir dalam kondisi jasmani yang baik, wajah cantik, ganteng, berkulit putih, berkulit hitam, terlahir dengan kondisi cacat, dan lain sebagainya. Pasti ada alasan yang benar yang sulit untuk disanggah. Kalau hal tersebut merupakan kehendak Tuhan harus ada keadilan disana, bukan tanpa sebab, bukan tanpa alasan yang tidak bisa diterima oleh akal yang baik. Mohon maaf saya meyakini kebenaran Hukum Sebab-Akibat. Ada baiknya anda juga mempelajari keyakinan yang lain, keyakinan atas "kesunyataan" yang ada. Tanggapan anda diatas sudah saya duga seperti itu.

Orang kaya yang gelisah, tidak bahagia, kosong, tidak puas dan terganggu – itu adalah orang kaya yang belum piawai bagaimana mengelola pikiran / batinnya secara benar. Dia harus belajar tentang “Dhamma” atau hukum alam yang berlaku dan bagaimana cara menyikapinya dengan baik dan benar. Kaya atau tidak memang bukan yang terpenting, akan tetapi jika memiliki pilihan – pilihlah menjadi orang kaya karena akan lebih mudah berbuat bajik – contoh : banyak-banyaklah berdana kepada orang yang membutuhkan bantuan, misalnya memberi uang kepada orang miskin – supaya di kehidupan berikutnya lebih baik lagi karena hukum sebab-akibat itu nyata. Saya sependapat dengan pernyataan Anda bahwa hidup ini adalah yang paling berarti dan berharga, tepatnya hidup sebagai manusia adalah yang paling berharga dibanding misalnya hidup sebagai binatang ataupun sebagai setan.

 

Badu menanggapai : Maaf, ijinkan saya untuk merespon sekedar hal yang saya rasa penting untuk anda mengerti. Mengenai "perbedaan-perbedaan" yang terjadi dalam kondisi kelahiran, kehidupan, pengalaman dan sebagainya bagi manusia didalam dunia ini, menurut catatan Alkitab, pada mulanya ketika Tuhan Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya semuanya itu memang baik adanya, dan manusia pertama yaitu suami isteri Adam dan Hawa sebenarnya juga adalah manusia yang tanpa dosa, tanpa cacat cela apapun dan bisa menikmati hidup yang penuh kebahagiaan dan kemuliaan, tanpa kekurangan dan kesusahan apapun didalam Taman Eden yang Tuhan tempatkan mereka disana! Namun sangatlah sayang, karena kemudian mereka melanggar perintah Tuhan Allah dan berdosa kepada Tuhan, maka itulah "sebabnya yang mengakibatkan" mereka, termasuk semua keturunannya kehilangan keadaan semula yang sangat bernilai itu, sehingga akhirnya harus lahir, hidup serta mengalami berbagai masalah, kekurangan, cacat dan tercela, kesusahan, penderitaan bahkan kematian! Tetapi syukur kepada Tuhan yang tetap mengasihi manusia, sehingga turunlah Yesus Kristus dari sorga dan rela menderita dan mati diatas kayu, supaya manusia yang mau percaya dan menerima keselamatan-Nya itu masih diberikan kesempatan untuk mendapatkan keselamatan, hidup yang damai, bahagia, penuh pengharapan, kebahagiaan dan hidup yang kekal disorga kelak! Itulah sekedar respon saya terhadap argumen yang anda sampaikan, mudah mudahan bisa bermanfaat bagi anda dan diberkati oleh Tuhan!

 

Polan berkomentar : Taman Eden itu posisinya dimana? Dan saya tidak sependapat kalau orang tua yang melanggar perintah Tuhan Allah dan berdosa kepada Tuhan, maka anak-anaknya apalagi semua keturunannya harus lahir, dan hidup dengan berbagai masalah, seperti kekurangan, cacat cela, kesusahan, dan penderitaan? Kalau yang berdosa adalah orang tua – mengapa pula keturunannya harus terseret ikut menderita? Itu tidak adil. Karena hukum alam yang salah satunya adalah hukum sebab & akibat itu murni - bekerja secara adil. OK - untuk sementara saya cukupkan sampai disini dulu. Ketahuilah bahwa sekarang ini hampir semua persoalan ataupun pertanyaan dapat ditemukan solusi dan jawabannya yang benar di media-media yang ada, yang sudah tersedia banyak sekali. Tapi harus ingat jangan kita lupa menggunakan akal sehat kita - supaya tidak salah mengerti dan tidak terprovokasi oleh berita-berita atau jawaban yang salah yang masih bisa dibantah.

 

Demikianlah Diskusi Menarik (1) ini - Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar