Badu memulai pembicaraan dengan mengutip surat Amsal nomor 22 ayat 2 yang bunyinya sebagai berikut : “Orang kaya dan orang miskin bertemu di dunia ini, dan mereka dijadikan oleh Tuhan”.
Oleh karena itu,
orang kaya tidak boleh sombong, tetapi harus dengan rendah hati bersyukur dan
menyembah Tuhan, karena Tuhan memiliki otoritas untuk memberi penghargaan dan
mengambil kembali!
Tetapi jika Anda
menjadi miskin, jangan salahkan orang lain. Jika Anda memiliki makanan dan
pakaian, Anda harus puas. Kedamaian dan kesehatan adalah berkat. Ini juga
merupakan anugerah dan berkat yang diberikan oleh Tuhan. Anda harus bersyukur
kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya!
Polan
berkomentar : Mengapa Tuhan tidak adil? Jika saya punya pilihan, saya akan
memilih untuk dilahirkan dalam keluarga kaya.
Badu menanggapi
: Bukan Tuhan yang tidak adil! Mungkin banyak orang seperti Anda akan memilih
untuk lahir di keluarga kaya, tetapi fakta memberitahu kita bahwa banyak orang
kaya sebenarnya gelisah, tidak bahagia, kosong, tidak puas dan terganggu!
Seperti kata pepatah: "Hati manusia tidak cukup, ular menelan gajah."
Karena itu, "Aman dan sehat adalah berkah", kaya atau tidak bukan
yang terpenting. Lebih penting lagi, ketika kita masih hidup, kita dapat
percaya kepada Kristus, sehingga kita memiliki "pengharapan di kehidupan
ini dan harapan di kehidupan selanjutnya" dan dapat memperoleh kehidupan
kekal dan kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita di surga. Hidup ini adalah
yang paling berarti dan berharga!
Polan
berkomentar : Saya tidak bisa menerima argumen anda. Yang anda sampaikan itu
adalah jika semuanya sudah terjadi, dimana kita sudah dilahirkan kemudian
menjadi seperti kita yang sekarang ini. Yang menjadi pertanyaan saya itu adalah
pertanyaan yang selalu muncul dalam benak orang banyak, dan pasti selalu muncul
- sebelum jawaban yang sulit untuk dibantah diterima oleh yang bersangkutan.
Yang dipertanyakan adalah sebelum semuanya terjadi. Alasan apa yang melatar
belakangi mengapa kita ini ada yang dilahirkan dalam keluarga kaya, dalam
keluarga miskin, lahir dalam kondisi jasmani yang baik, wajah cantik, ganteng,
berkulit putih, berkulit hitam, terlahir dengan kondisi cacat, dan lain
sebagainya. Pasti ada alasan yang benar yang sulit untuk disanggah. Kalau hal
tersebut merupakan kehendak Tuhan harus ada keadilan disana, bukan tanpa sebab,
bukan tanpa alasan yang tidak bisa diterima oleh akal yang baik. Mohon maaf
saya meyakini kebenaran Hukum Sebab-Akibat. Ada baiknya anda juga mempelajari
keyakinan yang lain, keyakinan atas "kesunyataan" yang ada. Tanggapan
anda diatas sudah saya duga seperti itu.
Orang kaya yang
gelisah, tidak bahagia, kosong, tidak puas dan terganggu – itu adalah orang
kaya yang belum piawai bagaimana mengelola pikiran / batinnya secara benar. Dia
harus belajar tentang “Dhamma” atau hukum alam yang berlaku dan bagaimana cara
menyikapinya dengan baik dan benar. Kaya atau tidak memang bukan yang
terpenting, akan tetapi jika memiliki pilihan – pilihlah menjadi orang kaya
karena akan lebih mudah berbuat bajik – contoh : banyak-banyaklah berdana
kepada orang yang membutuhkan bantuan, misalnya memberi uang kepada orang
miskin – supaya di kehidupan berikutnya lebih baik lagi karena hukum sebab-akibat
itu nyata. Saya sependapat dengan pernyataan Anda bahwa hidup ini adalah yang
paling berarti dan berharga, tepatnya hidup sebagai manusia adalah yang paling
berharga dibanding misalnya hidup sebagai binatang ataupun sebagai setan.
Badu menanggapai
: Maaf, ijinkan saya untuk merespon sekedar hal yang saya rasa penting untuk
anda mengerti. Mengenai "perbedaan-perbedaan" yang terjadi dalam
kondisi kelahiran, kehidupan, pengalaman dan sebagainya bagi manusia didalam
dunia ini, menurut catatan Alkitab, pada mulanya ketika Tuhan Allah menciptakan
alam semesta dan segala isinya semuanya itu memang baik adanya, dan manusia
pertama yaitu suami isteri Adam dan Hawa sebenarnya juga adalah manusia yang
tanpa dosa, tanpa cacat cela apapun dan bisa menikmati hidup yang penuh
kebahagiaan dan kemuliaan, tanpa kekurangan dan kesusahan apapun didalam Taman
Eden yang Tuhan tempatkan mereka disana! Namun sangatlah sayang, karena
kemudian mereka melanggar perintah Tuhan Allah dan berdosa kepada Tuhan, maka
itulah "sebabnya yang mengakibatkan" mereka, termasuk semua
keturunannya kehilangan keadaan semula yang sangat bernilai itu, sehingga
akhirnya harus lahir, hidup serta mengalami berbagai masalah, kekurangan, cacat
dan tercela, kesusahan, penderitaan bahkan kematian! Tetapi syukur kepada Tuhan
yang tetap mengasihi manusia, sehingga turunlah Yesus Kristus dari sorga dan
rela menderita dan mati diatas kayu, supaya manusia yang mau percaya dan
menerima keselamatan-Nya itu masih diberikan kesempatan untuk mendapatkan
keselamatan, hidup yang damai, bahagia, penuh pengharapan, kebahagiaan dan
hidup yang kekal disorga kelak! Itulah sekedar respon saya terhadap argumen
yang anda sampaikan, mudah mudahan bisa bermanfaat bagi anda dan diberkati oleh
Tuhan!
Polan
berkomentar : Taman Eden itu posisinya dimana? Dan saya tidak sependapat kalau
orang tua yang melanggar perintah Tuhan Allah dan berdosa kepada Tuhan, maka
anak-anaknya apalagi semua keturunannya harus lahir, dan hidup dengan berbagai
masalah, seperti kekurangan, cacat cela, kesusahan, dan penderitaan? Kalau yang
berdosa adalah orang tua – mengapa pula keturunannya harus terseret ikut
menderita? Itu tidak adil. Karena hukum alam yang salah satunya adalah hukum
sebab & akibat itu murni - bekerja secara adil. OK - untuk sementara saya
cukupkan sampai disini dulu. Ketahuilah bahwa sekarang ini hampir semua
persoalan ataupun pertanyaan dapat ditemukan solusi dan jawabannya yang benar
di media-media yang ada, yang sudah tersedia banyak sekali. Tapi harus ingat
jangan kita lupa menggunakan akal sehat kita - supaya tidak salah mengerti dan
tidak terprovokasi oleh berita-berita atau jawaban yang salah yang masih bisa
dibantah.
Demikianlah Diskusi Menarik (1) ini - Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar