Tulisan ini menyampaikan perihal Empat Puluh Besar pada Majjhima Nikaya 117 - Mahācattarisaka Sutta – yang uraiannya sulit dipahami, memerlukan pemikiran dan perenungan yang berulang. Tulisan ini dibuat untuk mudah dimengerti dengan tidak mengubah arti meskipun masih memerlukan perhatian penuh yang berulang.
Mahācattarisaka
Sutta - menceritakan ketika Sang Bhagava sedang menetap Di Sāvatthī di Hutan
Jeta, Taman Anāthapiṇḍika.
Sang Bhagava
memanggil para bhikkhu dan berkata sebagai berikut:
Para bhikkhu,
Aku akan mengajarkan kepada kalian tentang konsentrasi benar dan pendukung
serta persyaratannya, yaitu : pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar,
perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, dan perhatian benar.
Keterpusatan pikiran yang dilengkapi dengan ketujuh faktor ini disebut
konsentrasi benar dengan pendukung serta perlengkapannya.
Tentang
Pandangan.
Para bhikkhu,
pandangan benar muncul dalam urutan pertama pada seseorang yang memahami
pandangan salah sebagai pandangan salah dan pandangan benar sebagai pandangan
benar.
Para bhikkhu,
pandangan salah memandang bahwa : tidak ada yang diberikan; yang
dipersembahkan; yang dikorbankan; tidak ada buah atau akibat dari perbuatan
baik dan buruk; tidak ada dunia ini; tidak ada dunia lain; tidak ada ibu, ayah;
tidak ada makhluk-makhluk yang terlahir kembali secara spontan; tidak ada para
petapa dan brahmana yang baik dan mulia di dunia ini yang telah menembus oleh
diri mereka sendiri dengan pengetahuan langsung dan menyatakan dunia ini dan
dunia lain.
Para bhikkhu,
pandangan benar ada dua jenis, yaitu : ada pandangan benar yang terpengaruh
oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan; dan
ada pandangan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah
faktor dari sang jalan.
Para bhikkhu,
pandangan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan,
dan matang dalam perolehan – adalah bahwa : Ada yang diberikan, dipersembahkan,
dikorbankan; ada buah atau akibat dari perbuatan baik dan buruk; ada dunia ini
dan dunia lain; ada ibu dan ayah; ada makhluk-makhluk yang terlahir kembali secara
spontan; ada para petapa dan brahmana yang baik dan mulia di dunia ini yang
telah menembus oleh diri mereka sendiri dengan pengetahuan langsung dan
menyatakan dunia ini dan dunia lain.
Para bhikkhu,
pandangan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor
dari sang jalan, yaitu : Kebijaksanaan, indria kebijaksanaan, kekuatan
kebijaksanaan, faktor pencerahan penyelidikan kondisi-kondisi, faktor sang
jalan pandangan benar dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, yang
pikirannya tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan jalan
mulia.
Perhatian benar
seseorang yaitu : jika seseorang berusaha dengan penuh perhatian meninggalkan
pandangan salah, dengan penuh perhatian memasuki dan berdiam dalam pandangan
benar. Ketiga kondisi yang berlangsung dan berputar di sekeliling pandangan
benar, yaitu : pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.
Tentang
Kehendak.
Para bhikkhu,
dalam pandangan benar seseorang - pandangan benar muncul dalam urutan pertama.
Yaitu pada seseorang yang memahami kehendak salah sebagai kehendak salah dan
kehendak benar sebagai kehendak benar.
Para bhikkhu,
kehendak salah yaitu : Kehendak keinginan indria, kehendak permusuhan, dan
kehendak kekejaman.
Para bhikkhu,
kehendak benar ada dua jenis, yaitu : ada kehendak benar yang terpengaruh oleh
noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan. Dan ada
kehendak benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor
dari sang jalan.
Para bhikkhu,
kehendak benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan,
dan matang dalam perolehan, yaitu : kehendak meninggalkan keduniawian, tanpa
permusuhan, dan tanpa kekejaman.
Para bhikkhu,
kehendak benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor
dari sang jalan, yaitu : Pemikiran, pikiran, kehendak, absorpsi pikiran,
ketetapan pikiran, pengarahan pikiran, bentukan ucapan dalam diri seseorang
yang pikirannya mulia, tanpa noda, memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan
jalan mulia.
Usaha benar seseorang
yaitu : berusaha untuk meninggalkan kehendak salah dan memasuki kehendak benar.
Perhatian benar seseorang yaitu : dengan penuh perhatian meninggalkan kehendak
salah, memasuki dan berdiam dalam kehendak benar. Demikianlah ketiga kondisi
tersebut berlangsung dan berputar di sekeliling kehendak benar, yaitu,
pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.
Tentang
Ucapan
Para bhikkhu,
dalam pandangan benar seseorang - pandangan benar muncul dalam urutan pertama.
Yaitu pada seseorang yang memahami ucapan salah sebagai ucapan salah dan ucapan
benar sebagai ucapan benar.
Para bhikkhu,
ucapan salah yaitu : kebohongan, ucapan fitnah, ucapan kasar, dan gosip.
Para bhikkhu,
ucapan benar ada dua jenis, yaitu : ada ucapan benar yang terpengaruh oleh noda-noda,
berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan. Dan ada ucapan benar
yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan.
Para bhikkhu,
ucapan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan
matang dalam perolehan yaitu : menghindari kebohongan, menghindari ucapan
fitnah, menghindari ucapan kasar, dan menghindari gosip.
Para bhikkhu,
ucapan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari
sang jalan yaitu : pemberhentian empat jenis perilaku ucapan yang salah, tidak
melakukan, penahanan diri, penghindaran dari perilaku ucapan yang salah dalam
diri seseorang yang pikirannya mulia, tanpa noda, memiliki jalan mulia dan yang
mengembangkan jalan mulia.
Usaha benar seseorang
yaitu : berusaha untuk meninggalkan ucapan salah dan memasuki ucapan benar.
Perhatian benar seseorang yaitu : penuh perhatian meninggalkan ucapan salah,
penuh perhatian memasuki dan berdiam dalam ucapan benar. Demikianlah ketiga
kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling ucapan benar, yaitu,
pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.
Tentang
Perbuatan
Para bhikkhu,
dalam pandangan benar seseorang - pandangan benar muncul dalam urutan pertama.
Yaitu pada seseorang yang memahami perbuatan salah sebagai perbuatan salah dan
perbuatan benar sebagai perbuatan benar.
Para bhikkhu,
perbuatan salah yaitu : membunuh makhluk-makhluk hidup, mengambil apa yang
tidak diberikan, dan perilaku salah dalam kenikmatan indria.
Para bhikkhu,
perbuatan benar ada dua jenis, yaitu : ada perbuatan benar yang terpengaruh
oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan. Dan
ada perbuatan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah
faktor dari sang jalan.
Para bhikkhu,
perbuatan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan,
dan matang dalam perolehan yaitu : menghindari : membunuh makhluk-makhluk
hidup, mengambil apa yang tidak diberikan, dan perilaku salah dalam kenikmatan
indria.
Para bhikkhu,
perbuatan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor
dari sang jalan yaitu : pemberhentian dari tiga jenis perilaku jasmani yang
salah, dimana : tidak melakukan, penahanan diri, dan penghindaran dari perilaku
jasmani yang salah dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, yang pikirannya
tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan jalan mulia.
Usaha benar
seseorang yaitu : berusaha untuk meninggalkan perbuatan salah dan memasuki
perbuatan benar. Perhatian benar seseorang yaitu : dengan penuh perhatian
meninggalkan perbuatan salah, memasuki dan berdiam dalam perbuatan benar.
Demikianlah ketiga kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling perbuatan
benar, yaitu, pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.
Tentang
Penghidupan
Para bhikkhu,
dalam pandangan benar seseorang - pandangan benar muncul dalam urutan pertama.
Yaitu pada seseorang yang memahami penghidupan salah sebagai penghidupan salah dan
penghidupan benar sebagai penghidupan benar.
Para bhikkhu,
penghidupan salah yaitu : berkomplot, membujuk, mengisyaratkan, merendahkan,
mengejar keuntungan dengan keuntungan.
Para bhikkhu,
penghidupan benar ada dua jenis, yaitu : ada penghidupan benar yang terpengaruh
oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan. Dan
ada penghidupan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah
faktor dari sang jalan.
Para bhikkhu,
penghidupan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan
kebajikan, dan matang dalam perolehan yaitu : seorang siswa mulia meninggalkan
penghidupan salah dan memperoleh penghidupannya melalui penghidupan benar.
Para bhikkhu,
penghidupan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor
dari sang jalan yaitu : pemberhentian dari penghidupan salah, tidak melakukan,
penahanan diri, penghindaran dari penghidupan salah dalam diri seseorang yang
pikirannya mulia, yang pikirannya tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan
yang mengembangkan jalan mulia.
Usaha benar
seseorang yaitu : berusaha untuk meninggalkan penghidupan salah dan memasuki
penghidupan benar. Perhatian benar seseorang yaitu : dengan penuh perhatian
meninggalkan penghidupan salah, memasuki dan berdiam dalam penghidupan benar.
Demikianlah ketiga kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling
penghidupan benar, yaitu, pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.
Empat
Puluh Besar
Para bhikkhu,
pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Oleh karena itu seorang yang
memiliki pandangan benar, muncul kehendak benar; pada seorang yang memiliki
kehendak benar, muncul ucapan benar; pada seorang yang memiliki ucapan benar,
muncul perbuatan benar; pada seorang yang memiliki perbuatan benar, muncul
penghidupan benar; pada seorang yang memiliki penghidupan benar, muncul usaha
benar; pada seorang yang memiliki usaha benar, muncul perhatian benar; pada
seorang yang memiliki perhatian benar, muncul konsentrasi benar; pada seorang
yang memiliki konsentrasi benar, muncul pengetahuan benar; pada seorang yang
memiliki pengetahuan benar, muncul kebebasan benar. Demikianlah, jalan dari
siswa yang dalam latihan lebih tinggi memiliki delapan faktor, Arahant memiliki
sepuluh faktor.
Para bhikkhu,
pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Oleh karena itu seorang yang
memiliki pandangan benar, pandangan salah dilenyapkan, dan banyak kondisi tidak
bermanfaat yang berasal-mula dengan pandangan salah sebagai kondisi juga
dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan pandangan
benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki kehendak benar, kehendak salah dilenyapkan, dan banyak kondisi
tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan kehendak salah sebagai kondisi juga
dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan kehendak
benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki ucapan benar, ucapan salah dilenyapkan, dan banyak kondisi tidak
bermanfaat yang berasal-mula dengan ucapan salah sebagai kondisi juga
dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan ucapan
benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki perbuatan benar, perbuatan salah dilenyapkan, dan banyak kondisi
tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan perbuatan salah sebagai kondisi juga
dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan perbuatan
benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki penghidupan benar, penghidupan salah dilenyapkan, dan banyak kondisi tidak bermanfaat yang
berasal-mula dengan penghidupan salah sebagai kondisi juga dilenyapkan, dan
banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan penghidupan benar sebagai
kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki usaha benar, usaha salah dilenyapkan, dan banyak kondisi tidak
bermanfaat yang berasal-mula dengan usaha salah sebagai kondisi juga
dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan usaha benar
sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki perhatian benar, perhatian salah dilenyapkan, dan banyak kondisi
tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan perhatian salah sebagai kondisi juga
dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan perhatian
benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki konsentrasi benar, konsentrasi salah dilenyapkan, dan banyak
kondisi tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan konsentrasi salah sebagai
kondisi juga dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula
dengan konsentrasi benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki pengetahuan benar, pengetahuan salah dilenyapkan, dan banyak
kondisi tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan pengetahuan salah sebagai
kondisi juga dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan
pengetahuan benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Pada seorang
yang memiliki kebebasan benar, kebebasan salah dilenyapkan, dan banyak kondisi
tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan kebebasan salah sebagai kondisi juga
dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan kebebasan
benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.
Para bhikkhu,
terdapat dua puluh faktor pada sisi tidak bermanfaat, dan pada sisi bermanfaat.
Khotbah Dhamma tentang Empat Puluh Besar ini telah diputar dan tidak dapat
dihentikan oleh petapa atau brahmana, Dewa, Māra, Brahmā manapun, atau siapapun
di dunia.
Para bhikkhu,
jika petapa atau brahmana manapun berpikir bahwa Khotbah Dhamma tentang Empat
Puluh Besar ini harus dicela dan ditolak, maka ada sepuluh kesimpulan sah dari
pernyataan mereka yang memberikan dasar untuk mencela mereka di sini dan saat
ini. Jika yang mulia itu mencela pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar,
perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi
benar, pengetahuan benar, dan kebebasan benar yang mana masing-masing dengan
turutannya, maka ia tentu menghormati dan memuji para petapa dan brahmana yang
memiliki pandangan salah, kehendak salah, ucapan salah, perbuatan salah,
penghidupan salah, usaha salah, perhatian salah, konsentrasi salah, pengetahuan
salah, dan kebebasan salah.
Para bhikkhu,
bahkan para guru dari Okkala, Vassa dan Bhañña, yang menganut doktrin
non-kausalitas, doktrin tidak-berbuat, dan doktrin nihilisme, tidak akan
berpikir bahwa Khotbah Dhamma tentang Empat Puluh Besar ini harus dicela dan
ditolak. Mengapa? Karena takut disalahkan, diserang, dan dibantah.
Itu adalah apa
yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Para bhikkhu merasa puas dan gembira
mendengar kata-kata Sang Bhagavā.
Demikianlah tulisan ini yang menyampaikan perihal
Empat Puluh Besar pada Majjhima Nikaya 117 - Mahācattarisaka Sutta - yang
bertujuan agar lebih mudah dipahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar