Translate

Rabu, 26 Oktober 2022

Berdana, motivasi dan hasilnya.

Tulisan ini menyampaikan uraian mengenai berdana, motivasi dan hasilnya. Yaitu merupakan uraian yang dipermudah dari pengertian berdana menurut Situs DhammaCitta berdasarkan Aṅguttara Nikāya 7.52 : Dana Sutta. Sebagai berikut :

Perbuatan berdana yang disertai dengan pikiran untuk keuntungan dirinya sendiri, dengan pikiran melekat pada hasilnya, yaitu yang disertai dengan pikiran bahwa dia akan menikmatinya setelah mati. Dia memberikan pemberian makanan, minuman, pakaian, kendaraan, kalungan bunga, wangi-wangian dan urapan, tempat tidur, tempat berteduh, dan pelita — kepada biarawan atau petapa. Setelah meninggal dunia - dia muncul diantara para Empat Raja Dewa Besar. Kemudian setelah kekuatan karma baiknya habis - dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

 

Perbuatan berdana yang tidak disertai dengan pikiran untuk keuntungan dirinya sendiri, tidak dengan pikiran melekat pada hasilnya, yaitu yang tidak disertai dengan pikiran bahwa dia akan menikmatinya setelah mati. Tetapi dia memberikan pemberian dengan pikiran : ‘Memberikan itu baik.’ Dia memberikan pemberian makanan, minuman, pakaian, kendaraan, kalungan bunga, wangi-wangian dan urapan, tempat tidur, tempat berteduh, dan pelita — kepada biarawan atau petapa. Setelah meninggal dunia - dia muncul diantara para Deva Tiga Puluh Tiga (Tavatimsa Deva). Kemudian setelah kekuatan karma baiknya habis - dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

 

Perbuatan berdana yang tidak disertai dengan pikiran : ‘Memberi adalah baik.’ Dia memberikan pemberian dengan pikiran : ‘Ini telah diberikan sebelumnya, telah dilakukan sebelumnya, oleh ayah dan kakek-ku. Adalah hal yang salah jika saya membiarkan tradisi lama keluarga ini terhenti’. Setelah meninggal dunia - dia muncul diantara para Deva Yama (Yama deva). Kemudian setelah kekuatan karma baiknya habis - dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

 

Perbuatan berdana yang tidak disertai dengan pikiran : ‘Ini telah diberikan sebelumnya, telah dilakukan sebelumnya, oleh ayah dan kakek-ku. Adalah hal yang salah jika saya membiarkan tradisi lama keluarga ini terhenti’. Dia memberikan pemberian dengan pikiran : ‘Saya kaya raya. Mereka tidak kaya raya. Adalah hal yang salah, yang kaya raya tidak memberikan pemberian kepada mereka yang tidak kaya raya’. Setelah meninggal dunia - dia muncul diantara para Deva Yang Puas (Tusita Deva). Kemudian setelah kekuatan karma baiknya habis - dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

 

Perbuatan berdana yang tidak disertai dengan pikiran : ‘Saya kaya raya. Mereka tidak kaya raya. Adalah hal yang salah, yang kaya raya tidak memberikan pemberian kepada mereka yang tidak kaya raya’. Dia memberikan pemberian dengan pikiran : ‘Seperti pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh para bijaksana dimasa lalu, Atthaka, Vamaka, Vamadeva, Vessamitta, Yamataggi, Angirasa, Bharadvaja, Vasettha, Kassapa, dan Bhagu — demikian pula pemberianku ini’. Setelah meninggal dunia - muncul diantara para Deva Yang Bersenang Dalam Mencipta (Nimmanarati Deva). Kemudian setelah kekuatan karma baiknya habis - dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

 

Perbuatan berdana yang tidak disertai dengan pikiran : ‘Seperti pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh para bijaksana dimasa lalu — Atthaka, Vamaka, Vamadeva, Vessamitta, Yamataggi, Angirasa, Bharadvaja, Vasettha, Kassapa, dan Bhagu — demikian pula pemberianku ini’. Dia memberikan pemberian dengan pikiran : ‘Ketika pemberianku ini diberikan, membuat batin pikiran tenang. Rasa puas dan kebahagiaan muncul’. Setelah meninggal dunia - dia muncul diantara para Deva Yang Berkuasa atas Ciptaan Yang Lain (Paranimmita-vasavatti Deva). Kemudian setelah kekuatan karma baiknya habis - dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

 

Perbuatan berdana, tidak untuk keuntungannya sendiri, tidak dengan pikiran melekat pada hasilnya, tidak untuk mengumpulkan untuk dirinya, tidak juga dengan pikiran : ‘Saya akan menikmatinya setelah mati,’ tidak juga dengan pikiran : ‘Memberi adalah baik,’ tidak juga dengan pikiran : ‘Ini telah diberikan sebelumnya, telah dilakukan sebelumnya, oleh ayah dan kakek-ku. Adalah hal yang salah jika saya membiarkan tradisi lama keluarga ini terhenti’.

Tetapi Perbuatan berdana dengan pikiran : ‘Ini adalah untuk memperindah pikiran, mendukung pikiran’. Setelah meninggal dunia - dia muncul diantara para Brahma Pengiring (Brahma-parisajja deva). Kemudian setelah kekuatan karma baiknya habis - dia adalah seorang yang tidak kembali lagi. Dia tidak kembali ke dunia ini.

 

Bapak – ibu dan saudara – kesimpulan dari uraian yang cukup panjang tadi tentang pemberian dana – yaitu bahwa pada pemberian dana yang sama ternyata buah karma baiknya tidak sama – tergantung dari niat berdananya. Buah karma terbaik bagi sang pendana adalah jika perbuatan berdananya dimaksudkan untuk memperindah dan melengkapi pikirannya agar menjadi pikiran yang semakin baik – yaitu pikiran tanpa pamrih. Dan tentu saja berdana atau menabur benih kebajikan terbaik adalah jika benih tersebut di tabur di tanah yang subur dan dirawat dengan baik.

 

Demikianlah tulisan ini. Semoga bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar