Translate

Jumat, 02 November 2018

Tanya Jawab Agama.


Di mana-mana termasuk di Indonesia, perseteruan atau perang agama itu ada. Agama menjelma menjadi masalah yang sangat sensitif, berbahaya & sangat menakutkan. Mestinya tidak demikian, justru harus sebaliknya, memberikan kedamaian & kesejukan. Jika masalah tersebut tabu untuk dicarikan solusi secara benar & tuntas, kapan masalah tersebut bisa selesai?. Solusi tepat untuk menuntaskan masalah kesensitifan agama itu adalah dengan cara buka-bukaan, yaitu tanya jawab & diskusi mendalam agama, tanpa disertai oleh rasa benci & nafsu amarah. Hal ini mestinya bisa dilakukan oleh tokoh-tokoh agama yang mestinya sudah mempunyai watak yang arif & bijaksana, bisa mengendalikan emosi atau nafsu amarah. Buka-bukaan, tanya jawab & diskusi mendalam agama adalah hal yang mustahil bisa terlaksana, hanya merupakan teori belaka. Namun apapun teorinya tidak masalah untuk dikemukakan.
Tidak ada agama sesat. Yang ada adalah kurang pas. Jika ada yang kurang pas, maka yang pas itu ada. Bisa kurang pas karena berasal dari katanya, kata orang, kata kitab suci. Sekarang ini yang disebut Tuhan itu diam saja. Ini perlu dipertanyakan, dan pahamilah sebenarnya yang dimaksud dengan Tuhan itu apa?
Agama yang benar atau yang paling benar itu ada. Namun memeluk agama apapun itu baik-baik saja asalkan berperilaku baik, jika tidak maka akan menjadi percuma memeluk agama. Ada baiknya mempelajari agama lain sampai paham benar kalau belum mengerti. Ulangi, sampai paham benar, jangan hanya persepsi sendiri. Adakan diskusi tanya jawab sampai puas untuk mencari tahu secara tulus bukan didasari kebencian tentang ajaran agama lain. Setelah diperoleh pemahaman paling dalam, barulah menyikapinya (memilih agama), atau memaklumi agama lain & tidak membencinya. Setelah didiskusikan, nanti akan kelihatan mana agama yang kurang pas & mana yang logis, meskipun itu menurut penilaian masing-masing orang. Sekali lagi ini memang teori, prakteknya adalah hal yang mustahil, namun teori apapun itu tidak ada salahnya disampaikan.
Tanya jawab (diskusi) agama sebaiknya memang dilakukan oleh tokoh atau tokoh-tokoh agama (masing-masing kubu maksimum tiga tokoh), yang sudah pasti ahli atau menguasai dengan baik seluk beluk agamanya, yang telah menguasai dengan baik ajaran agamanya teori & prkatek. Diskusi dilakukan oleh dua agama yang berbeda, dan dilakukan misalnya di acara televisi, supaya bisa ditonton (disaksikan) oleh jutaan orang. Namun harus diingat, semua pihak termasuk moderator pada setiap kesempatan harus menyampaikan permohonan kepada penonton televisi agar tetap tenang, tidak terpancing emosi, dan semua pihak harus bisa menunjukkan diskusi yang damai. Diskusi ini dimaksudkan untuk pendidikan kepada masyarakat banyak. Dan masyarakat akan bisa tahu (bisa menilai) siapa-siapa pembicara yang mumpuni, yang agak emosi, dan sebagainya. Sedikit banyak perilaku mereka dalam berdiskusi, atau melakukan tanya jawab, sedikit banyak bisa mencerminkan seperti apa ajaran agamanya, atau tepatnya seperti apa karakter pemeluk agama yang bersangkutan.
Di lain waktu dilakukan lagi diskusi (tanya jawab) dengan agama yang berbeda lagi, sampai semua agama (di Indonesia ada enam agama yang diakui secara resmi) bisa berkontribusi dalam diskusi yang dikamsud. Sekali lagi ini adalah teori, prakteknya adalah hal yang mustahil, namun teori apapun itu bisa saja disampaikan.
Pasti ada agama yang tidak bersedia berdiskusi, karena merasa tidak berkepentingan, merasa tidak mempunyai masalah apapun dengan agama lain, memaklumi bahwa dunia memang adanya seperti itu. Kecuali jika tokohnya diminta untuk membabarkan ajaran agamanya, tentu bersedia, bahkan bersedia membabarkan ajaran agamanya secara lengkap & bersedia menjawab pertanyaan apapun itu sampai puas bagi yang belum memahami atas apa yang dibabarkan. Tanya jawab, diskusi atau pembabaran ajaran agama ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat banyak, terutama kepada pemeluk agama lain, dengan tujuan untuk mengurangi perseteruan agama, karena masing-masing bisa memaklumi & menerima apa yang diyakini oleh orang lain.
Sekarang ini ada bentrokan agama karena masing-masing membenarkan ajaran agama sendiri, yang lain salah & perlu dibuat benar, atau perlu dihilangkan. Mereka itu melihat sesuatu itu dengan memakai kacamata berwarna masing-masing, yang berbeda-beda warna, mestinya tidak memakai kacamata, agar yang dilihat adalah hal-hal yang sebenarnya, apa adanya, tidak terhalang (tertutupi) oleh warna-warna tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar