Sering kali orang mengatakan bahwa kita tidak bisa memilih akan dilahirkan
sebagai suku bangsa apa, atau dilahirkan di benua mana, itu adalah karena hukum
karma atau hukum sebab-akibat yang terjadi atas diri kita, sebagai “manusia
biasa” kita tidak bisa mengetahui sebelumnya. Kondisi kelahiran yang terjadi
tersebut diatas, kita sendirilah penyebab atau creator nya. Bukan takdir Tuhan.
Sebab kalau Tuhan yang menentukan, maka Tuhan tidak akan bisa adil.
Kenapa kita adalah creator nya? Karena sebelumnya kita pernah
hidup, entah sebagai makhluk apa, dan dari alam yang mana. Bisa juga dari alam
manusia, setelah mati, “kesadaran kita” yang tidak ikut mati langsung menjelma
masuk ke dalam jamin “ibu yang sesuai”, janin yang terjadi setelah ada
pembuahan sel telur ibu kita oleh calon ayah kita.
Kenapa kita harus hidup (dilahirkan) berulang-ulang?
Karena kita masih mempunyai penyebab untuk dilahirkan, yaitu karma buruk kita.
Orang tidak akan terlahir kembali ketika sudah tidak mempunyai karma buruk,
sudah menjadi “Arahat”, adalah manusia atau makhluk yang telah berhasil meraih
kesucian secara sempurna. Seorang Arahat setelah meninggal berarti padam, padam
selamanya, tidak akan hidup (terlahir) kembali, karena penyebab kelahirannya
sudah sirna, sudah berhasil dipatahkan. Telah padam itu artinya telah berhasil
meraih kebahagiaan hakiki kekal selamanya, berhasil mencapai Nibbana. Pada
akhirnya nanti semua makhluk akan berhasil meraih kondisi tersebut, meski harus
melalui waktu yang tak terhingga lamanya, tergantung dari bagaimana perjuangan
masing-masing.
Katakanlah “kebahagiaan hakiki kekal selamanya” ini
pantas untuk diraih oleh semua orang (semua makhluk), sebanding dengan
perjuangan atau yang dirasakannya selama itu dalam mengarungi samudera
“Samsara”. Samudera Samsara adalah banyaknya kehidupan yang dialami, bisa tak
terhingga banyaknya & tak terhingga lamanya, mengalami kehidupan &
kematian yang berulang-ulang, yang tak terhingga banyaknya, menjadi makhluk
berbagai-rupa di berbagai alam kehidupan yang ada, baik alam-alam penderitaan
maupun alam-alam kebahagiaan, tergantung dari perilaku kehidupan yang
dijalaninya selama ini seperti apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar