Banyak orang meyakini bahwa Tuhan itu
digambarkan sebagai dzat yang maha kuasa, maha pencipta, mengatur segalanya,
punya hajat, punya kehendak dan lain sebagainya. Sehingga dalam hal ini Tuhan
atau dzat yang diaksud seolah-olah merupakan suatu pribadi atau entitas.
1. Tuhan
yang difahami sebagai dzat itu adalah maha kuasa.
OK, sebab yang
maha kuasa itu ada, yaitu hukum alam. Manusia tidak bisa luput dari hukum alam.
Tidak bisa menegosiasi atau menawar kemahakuasaan (ketentuan) hukum alam.
2. Tuhan
yang difahami sebagai dzat itu adalah maha pencipta.
Apakah yang
dimaksud dengan maha pencipta disini? Alam semesta ini tidak diciptakan,
terjadinya melalui proses yang sangat lama, dan umurnya sebelum berkondisi
seperti sekarang ini sudah sangat lama sekali, saking lamanya sudah tidak
diketahui lagi kapan proses terjadinya alam semesta ini dimulai. Alam semesta
itu diciptakan atau terjadinya melalui proses itu sebenarnya tidak penting buat
manusia, kecuali sebagai pengetahuan umum belaka.
Sekarang ini
sudah tidak ada lagi yang diciptakan. Semua yang ada, yang terjadi adalah
karena ada sebabnya. Yaitu sesuai atau menuruti ketentuan hukum alam
sebab-akibat. Ada sebab yang menciptakan (menjadikan) akibat. Akibat tidak
mungkin ada kalau tidak ada sebabnya.
3. Tuhan
yang difahami sebagai dzat itu adalah mengatur segalanya.
Sebenarnya
semua yang terjadi adalah menuruti hukum alam. Tidak ada yang mengatur. Bumi
dan planet-planet lain itu berotasi secara otomatis di garis edarnya
masing-masing adalah sesuai dengan hukum alam. Bayangan bulan “yang terjadi”
dalam air, adalah sesuai atau karena hukum alam, bukan karena diatur oleh
Tuhan. Tangan kita yang menyentuh api terasa panas, atau kalau kita mencelupkan
tangan kita kedalam air maka tangan kita akan basah, itu adalah karena hukum
alamnya begitu, bukan karena diatur oleh Tuhan.
4. Tuhan
yang difahami sebagai dzat itu mempunyai hajat atau punya kehendak.
Hajatnya
adalah menciptakan alam semesta, memasukkan manusia jahat kedalam api neraka
jika kelak dia / mereka mati, dan lain sebagainya. Yang benar adalah, alam
semesta ini terjadi melalui proses sebab-akibat, bukan diciptakan. Manusia
masuk neraka disebabkan oleh perbuatan jahatnya yang mengakibatkan penderitaan
masuk neraka, adalah sesuai dengan hukum alam sebab-akibat atau hukum
tabur-tuai atau hukum karma.
Dalam menjalani kehidupannya, yang
paling penting bagi manusia itu adalah berupaya hidup suci. Supaya bisa
mencapai Keabadian Bahagia Non Inderawi. Sebelum berhasil merealisasi hidup suci,
tahapannya adalah hidup dengan baik (berperilaku baik), tidak serakah, tidak
membenci & tidak dungu terlebih dahulu, dengan cara mempraktekkan dengan
baik dan benar “Jalam Mulia Berunsur Delapan” agar bisa merealisasi hidup suci.
Bukan dengan cara menyembah & memohon, cara ini hanya akan bermanfaat jika
bisa membuat yang bersangkutan menjadi lebih baik perilakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar