Bukan hanya kebencian dan keserakahan yang silih berganti mempengaruhi manusia, tetapi sumber keserakahan
dan kebencian itu sendiri menampakkan dirinya dengan amat jelas
menguasai banyak orang. Sumber itu adalah kegelapan batin.
Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat.
Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan berguna, juga antara yang jahat dan merugikan.
Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan, kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat.
Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan berguna, juga antara yang jahat dan merugikan.
Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan, kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
Dalam kebutaan batin, maka nafsu mendapat kenikmatan materi yang lebih
banyak dan mudah, sekalipun diraih dengan perbuatan yang sangat
merugikan, bahkan menghancurkan yang lain menjadi obsesinya.
Fenomena tentang tidak sadarnya seseorang melakukan tindak kejahatan,
sehingga tidak ada rasa bersalah, bahkan sebaliknya ia menjadi bangga, dan
puas dengan keberhasilannya, itu benar-benar sangat memprihatinkan.
Kegelapan batin yang sangat hebat, yang mengakibatkan tidak ada lagi
secercah sinar pencerahan, akan menghantui kehidupan ini.
Kegelapan
batin itu tidak hanya membuat jiwa seseorang menjadi gelap, tetapi juga
menimbulkan keonaran dalam keluarga, kericuhan di dalam masyarakat,
kekerasan, kekejaman, pelecehan hukum, dan juga pembunuhan.
Kegelapan batin yang bersekutu dengan kekuasaan, senjata, bahkan
teknologi, akan menghancurkan tatanan dunia, peradaban, serta
kemanusiaan.
Bahkan seringkali dengan memakai dalih membela
kebenaran, menegakkan keadilan, membangun demokrasi, menjaga hak azasi,
ataupun mencintai agama, kegelapan batin itu mendorong tindak kekerasan,
karena seolah-olah mendapatkan pembenaran, tetapi berakibat sangat
memilukan.
Bumi ini seolah-olah menangis menyaksikan perilaku umat manusia dalam amuk kegelapan.
Akan tetapi, masih adakah harapan bagi kedamaian?
Setiap umat beragama harus masih mempunyai harapan itu, betapa pun lemahnya cahaya pencerahan.
Keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin berada serta berasal dari dalam diri tiap orang.
Bencana kemanusiaan yang tragis, adalah akibat yang harus dipikul manusia atas perbuatannya sendiri.
Betapa pun sulit dan lemahnya suara pencerahan, tetapi merupakan
kewajiban bagi tiap orang untuk membangun, dan mengukuhkan keyakinan
atas tanggung jawab tiap perbuatannya.
Sikap menghargai tiap
kehidupan, mencintai sesama manusia, menerima perbedaan sebagai realitas
kehidupan, harus menjadi tema utama pendidikan seutuhnya.
Mencintai dan mengasihi, akan membuat seseorang mampu mengendalikan diri, dan memahkotai hidup keseharian dengan etika.
Sungguh tidak mudah menembus kegelapan batin dengan kasih sayang bagi
semuanya. Tetapi, marilah kita mengajak diri kita sendiri dulu, untuk
membuat komitmen yang kuat, dan juga terus menerus berlatih untuk
mengusir kegelapan batin dengan kasih sayang.
Tanpa ada komitmen
yang kuat, dan latihan mental yang terus-menerus, kegelapan batin ini
tidak mungkin bisa pudar hanya dengan menampilkan simbol-simbol, ritual,
ataupun wacana-wacana keagamaan semata.
Dengan memulai dari diri sendiri, kita memberikan keteladanan, dan mengajak keluarga kita, serta semua orang.
(Bhante Sri Pannavaro Mahathera)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar