Translate

Rabu, 17 Oktober 2018

Kegelapan Batin.

Bukan hanya kebencian dan keserakahan yang silih berganti mempengaruhi manusia, tetapi sumber keserakahan dan kebencian itu sendiri menampakkan dirinya dengan amat jelas menguasai banyak orang. Sumber itu adalah kegelapan batin.
Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat.
Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan berguna, juga antara yang jahat dan merugikan.
Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan, kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
Dalam kebutaan batin, maka nafsu mendapat kenikmatan materi yang lebih banyak dan mudah, sekalipun diraih dengan perbuatan yang sangat merugikan, bahkan menghancurkan yang lain menjadi obsesinya.
Fenomena tentang tidak sadarnya seseorang melakukan tindak kejahatan, sehingga tidak ada rasa bersalah, bahkan sebaliknya ia menjadi bangga, dan puas dengan keberhasilannya, itu benar-benar sangat memprihatinkan.
Kegelapan batin yang sangat hebat, yang mengakibatkan tidak ada lagi secercah sinar pencerahan, akan menghantui kehidupan ini.
Kegelapan batin itu tidak hanya membuat jiwa seseorang menjadi gelap, tetapi juga menimbulkan keonaran dalam keluarga, kericuhan di dalam masyarakat, kekerasan, kekejaman, pelecehan hukum, dan juga pembunuhan.
Kegelapan batin yang bersekutu dengan kekuasaan, senjata, bahkan teknologi, akan menghancurkan tatanan dunia, peradaban, serta kemanusiaan.
Bahkan seringkali dengan memakai dalih membela kebenaran, menegakkan keadilan, membangun demokrasi, menjaga hak azasi, ataupun mencintai agama, kegelapan batin itu mendorong tindak kekerasan, karena seolah-olah mendapatkan pembenaran, tetapi berakibat sangat memilukan.
Bumi ini seolah-olah menangis menyaksikan perilaku umat manusia dalam amuk kegelapan.
Akan tetapi, masih adakah harapan bagi kedamaian?
Setiap umat beragama harus masih mempunyai harapan itu, betapa pun lemahnya cahaya pencerahan.
Keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin berada serta berasal dari dalam diri tiap orang.
Bencana kemanusiaan yang tragis, adalah akibat yang harus dipikul manusia atas perbuatannya sendiri.
Betapa pun sulit dan lemahnya suara pencerahan, tetapi merupakan kewajiban bagi tiap orang untuk membangun, dan mengukuhkan keyakinan atas tanggung jawab tiap perbuatannya.
Sikap menghargai tiap kehidupan, mencintai sesama manusia, menerima perbedaan sebagai realitas kehidupan, harus menjadi tema utama pendidikan seutuhnya.
Mencintai dan mengasihi, akan membuat seseorang mampu mengendalikan diri, dan memahkotai hidup keseharian dengan etika.
Sungguh tidak mudah menembus kegelapan batin dengan kasih sayang bagi semuanya. Tetapi, marilah kita mengajak diri kita sendiri dulu, untuk membuat komitmen yang kuat, dan juga terus menerus berlatih untuk mengusir kegelapan batin dengan kasih sayang.
Tanpa ada komitmen yang kuat, dan latihan mental yang terus-menerus, kegelapan batin ini tidak mungkin bisa pudar hanya dengan menampilkan simbol-simbol, ritual, ataupun wacana-wacana keagamaan semata.
Dengan memulai dari diri sendiri, kita memberikan keteladanan, dan mengajak keluarga kita, serta semua orang.
(Bhante Sri Pannavaro Mahathera)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar