Translate

Selasa, 16 Oktober 2018

Alam Manusia.



Sebelum dijelaskan tentang Alam Manusia atau Manussabhumi, terlebih dahulu akan dijelaskan secara singkat tentang Kammabhumi, Apayabhumi atau 4 Alam Kemerosotan, dan Kammasugatibhumi.
Kammabhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya adalah makhluk-makhluk yang sangat terikat dengan pancaindera, selalu ingin memuaskan nafsu-nafsu inderawinya. Kammabhumi terdiri dari Apayabhumi dan Kammasugatibhumi. Alam Manusia yang disebut Manussabhumi termmasuk dalam Kammasugatibhumi.
Apayabhumi atau 4 Alam Kemerosotan adalah alam kehidupan yang menyedihkan, makhluk-makhluk yang ada di dalamnya mengalami penderitaan. Alam terbaik dari 4 alam ini adalah Alam Binatang.
Kammasugatibhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya menikmati kesenangan inderawi, kecuali di alam manusia atau Manusabhumi dimana penghuninya yaitu manusia bisa menikmati kesenangan-kesenangan inderawi maupun didera penderitaan, hal ini sangat tergantung dari karma masing-masing dan bagaimana cara manusia bisa mengelola keinginan atau mengelola nafsu-nafsu inderawinya.
Sekarang akan diuraikan tentang Alam Manusia atau Manussabhumi.
Alam Manusia, dalam bahasa Pali disebut manussabhumi. ‘Manussa' terdiri dari dua kosakata, yaitu 'mano' yang berarti 'pikiran, batin', dan 'ussa' yang berarti 'tinggi, luhur, meningkat, berkembang'. Manussa atau manusia adalah suatu makhluk yang berkembang serta kukuh batinnya, yang tahu serta memahami sebab yang layak, yang tahu serta memahami apa yang bermanfaat dan apa yang tidak bermanfaat, yang tahu serta memahami apa yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan.
Manusia yang bertempat tinggal atau hidup di empat jaman atau empat masa, yaitu masa Uttarakurudipa, masa Pubbavidehadipa, masa Aparagoyanadipa, dan masa Jambudipa. Umat manusia yang berada di masa Uttarakurudipa berusia sampai seribu tahun, yang berada di masa Pubbavidehadipa berusia sampai tujuh ratus tahun, yang berada di masa Aparagoyanadipa berusia sampai lima ratus tahun, sedangkan yang berada di masa Jambudipa berusia tidak menentu, tergantung kadar kebajikan serta kesilaan yang dimiliki. Pernah terjadi bahwa umat manusia tidak begitu mengindahkan kebajikan serta kesilaan sehingga usia rata-rata umat manusia menjadi sependek 10 tahun.
Pada jaman Guru Agung (Tathagata), usia rata-rata umat manusia ialah 100 tahun. Diprakirakan bahwa setiap satu abad, usia manusia memendek selama satu tahun. Karena Guru Agung telah mangkat sejak dua puluh lima abad yang lampau, usia rata-rata umat manusia pada saat sekarang ini ialah 75 tahun.
Seorang Sammasambuddha, yaitu orang yang mencapai tahap ke-Buddha-an, atau orang yang telah berhasil meraih penerangan sempurna dengan usaha sendiri dan memiliki pengikut, tidak akan muncul apabila usia rata-rata manusia lebih pendek dari 100 tahun, karena kesempatan bagi kebanyakan orang untuk dapat memahami kebenaran Dhamma terlalu singkat, tetapi juga tidak akan muncul apabila lebih panjang dari 100,000 tahun, karena kebanyakan orang akan merasa sulit untuk dapat menembus hakikat ketidak-kekalan atau kefanaan hidup. Seorang Sammasambuddha hanya terlahirkan di masa Jambudipa, tidak pernah terlahirkan di tiga masa lainnya, apalagi di alam-alam kehidupan selain alam manusia.
Kitab Majjhima Nikaya bagian Mulapannasaka, memberikan penjelasan secara rinci, mengapa manusia mempunyai keadaan yang berbeda. Orang yang dalam kehidupan lampau suka membinasakan, atau membunuh makhluk lain, niscaya akan terlahirkan sebagai manusia dengan umur pendek, yang suka menganiaya atau menyiksa makhluk lain, niscaya akan dihinggapi banyak penyakit, yang suka murka atau marah, niscaya akan berparas buruk, yang suka cemburu atau irihati niscaya akan tak berwibawa, yang suka berdana atau murah hati, niscaya akan memiliki kekayaan melimpah, yang suka bersikap angkuh atau sombong, niscaya akan terlahirkan di keluarga yang rendah, yang tidak gemar menimba ilmu pengetahuan atau memperdalam pengertian Dhamma, niscaya akan terlahirkan dengan sedikit kebijaksanaan. Demikian pula kebalikannya. Selaras dengan ilmu pengetahuan modern, dalam Agganna Sutta disebutkan bahwa umat manusia di bumi ini adalah suatu hasil evolusi yang panjang. Manusia bukanlah suatu makhluk yang pada saat pertama kali muncul / lahir di dunia ini sudah berbentuk, berupa atau berwujud seperti sekarang ini. Dalam wejangan tersebut juga dijelaskan, bahwa bumi beserta isinya ini, terbentuk dalam suatu proses yang amat panjang, bukan diciptakan secara gaib selama enam hari pada sekitar 6,000 tahun yang lampau, sebagaimana yang ditafsirkan dari suatu Kitab Suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar