Translate

Senin, 22 Oktober 2018

Hukum Karma & Doa.


Biar mereka itu Profesor, Doktor atau PhD sekalipun, banyak yang memahami bahwa, semuanya Tuhan yang mengatur. Kalau semua Tuhan yang mengatur, mengapa kita harus berusaha, harus belajar, harus bekerja keras dan lain sebagainya?. Bukankah Tuhan sudah mengatur semuanya? Maka dari itu, banyak orang yang hobby nya berdoa, sehingga mengurangi waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu. Pemahaman tentang “semuanya Tuhan yang mengatur” tersebut diatas lumayan menyesatkan. Berdoa & berharap agar terwujud hasil & kondisi yang menyenangkan itu manusiawi & baik-baik saja, akan tetapi akan lebih baik jika dilakukan sesudah kita mengerjakan sesuatu untuk mencapai hasil yang dimaksud, agar menjadi jelas & logis. Contoh doanya adalah sebagai berikut : “Semoga dengan kebajikan & pekerjaan yang telah saya lakukan sampai dengan saat ini, akan membuahkan kebahagiaan & hasil yang baik, dalam bentuk terhindar dari kemalangan, penderitaan & kegagalan. Semoga semua makhluk berbahagia”.
Jika doa dikabulkan Tuhan, kira-kira pertimbangan apakah sehingga Tuhan mengabulkan doa? Karena tidak mungkin Tuhan mengabulkan doa tanpa pertimbangan, atau tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan (adil), hanya acak (random) belaka. Alasan “adil” itu, yang mana berlaku untuk semuanya (equal threatment), hanya bisa terjadi jika memenuhi hukum sebab & akibat. Jika ada sebabnya maka akan berakibat. Oleh karena itu, di alam semesta ini sistem nya sudah ada, hukum-hukum yang berlaku untuk alam semesta sudah ada. Tuhan tidak perlu lagi sibuk sibuk mengurus alam semesta. Semuanya berjalan secara otomatis. Manusia tinggal menggali, mempelajari untuk mengetahui secara persis hukum-hukum yang ada tersebut. Pendahulu-pendahulu kita sudah banyak yang melakukan penggalian tersebut. Guru agung manusia & dewa sudah menemukan hukum-hukum yang benar, yang berlaku di alam semesta, dan telah mengetahui (membuktikan) semua rahasia alam semesta ini dengan sebenar-benarnya. Kita manusia tinggal mengindahkan saja yang sudah dibabarkan oleh Guru Agung. Dan yang paling penting, yang seyogyanya kita sikapi dengan baik & benar adalah, berlakunya hukum universal alam semesta, yaitu hukum karma, hukum sebab-akibat atau hukum tabur-tuai. Namun demikian, boleh saja kita tidak meyakini atau tidak mempercayai semua yang sudah ditemukan, sudah digali atau sudah dibuktikan oleh Guru Agung. Semua sebab-sebab yang telah kita buat akan menghasilkan akibat-akibat yang akan kita terima di kemudian masa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar