Biar mereka itu Profesor, Doktor atau PhD sekalipun, banyak yang memahami bahwa,
semuanya Tuhan yang mengatur. Kalau semua Tuhan yang mengatur, mengapa kita
harus berusaha, harus belajar, harus bekerja keras dan lain sebagainya?. Bukankah
Tuhan sudah mengatur semuanya? Maka dari itu, banyak orang yang hobby nya
berdoa, sehingga mengurangi waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu. Pemahaman
tentang “semuanya Tuhan yang mengatur” tersebut diatas lumayan menyesatkan.
Berdoa & berharap agar terwujud hasil & kondisi yang menyenangkan itu
manusiawi & baik-baik saja, akan tetapi akan lebih baik jika dilakukan sesudah kita
mengerjakan sesuatu untuk mencapai hasil yang dimaksud, agar menjadi jelas &
logis. Contoh doanya adalah sebagai berikut : “Semoga dengan kebajikan &
pekerjaan yang telah saya lakukan sampai dengan saat ini, akan membuahkan
kebahagiaan & hasil yang baik, dalam bentuk terhindar dari kemalangan,
penderitaan & kegagalan. Semoga semua makhluk berbahagia”.
Jika doa dikabulkan Tuhan, kira-kira pertimbangan apakah
sehingga Tuhan mengabulkan doa? Karena tidak mungkin Tuhan mengabulkan doa
tanpa pertimbangan, atau tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan (adil), hanya
acak (random) belaka. Alasan “adil” itu, yang mana berlaku untuk semuanya (equal
threatment), hanya bisa terjadi jika memenuhi hukum sebab & akibat. Jika ada
sebabnya maka akan berakibat. Oleh karena itu, di alam semesta ini sistem nya
sudah ada, hukum-hukum yang berlaku untuk alam semesta sudah ada. Tuhan
tidak perlu lagi sibuk sibuk mengurus alam semesta. Semuanya berjalan secara
otomatis. Manusia tinggal menggali, mempelajari untuk mengetahui secara persis
hukum-hukum yang ada tersebut. Pendahulu-pendahulu kita sudah banyak yang
melakukan penggalian tersebut. Guru agung manusia & dewa sudah menemukan
hukum-hukum yang benar, yang berlaku di alam semesta, dan telah mengetahui
(membuktikan) semua rahasia alam semesta ini dengan sebenar-benarnya. Kita manusia tinggal
mengindahkan saja yang sudah dibabarkan oleh Guru Agung. Dan yang paling
penting, yang seyogyanya kita sikapi dengan baik & benar adalah, berlakunya
hukum universal alam semesta, yaitu hukum karma, hukum sebab-akibat atau hukum
tabur-tuai. Namun demikian, boleh saja kita tidak meyakini atau tidak mempercayai semua yang sudah ditemukan, sudah digali atau sudah dibuktikan oleh Guru Agung. Semua sebab-sebab yang telah kita buat akan menghasilkan akibat-akibat yang akan kita terima di kemudian masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar