Konsentrasi Benar adalah latihan
meditasi dengan benar untuk mencapai
jhana-jhana. Dengan demikian seorang praktisi mengeluarkan segala kemampuannya
dalam praktek bermeditasi, yaitu memusatkan pikiran kepada suatu objek pikiran
hingga mencapai konsentrasi penuh dan masuk kedalam kondisi meditatif (Jhana).
Biasanya, pelatihan meditasi dapat ditempuh melalui pengaturan pernapasan
(anapanasati), melalui visualisasi benda (kasina), dan melalui pengulangan
kalimat-kalimat tertentu. Meditasi dilakukan untuk menekan lima gangguan (Nivarana)
guna memasuki jhana. Lima gangguan (Nivarana) itu adalah : nafsu keinginan, kebencian,
kemalasan, kecemasan & keragu-raguan. Jhana merupakan sebuah media guna
pengembangan kebijaksanaan dengan menanamkan pengertian dan menggunakannya
untuk menguji kesungguhan suatu fenomena dengan pengenalan langsung. Hal ini
membantu mengurangi kekotoran bathin, merealisasikan dhamma (memahami
kebenaran) dan, pada akhirnya, mencapai kesadaran diri. Selama berlatih meditasi,
seorang praktisi harus memeriksa dan membuktikan pandangan benar mereka. Pada
proses demikian, pengetahuan benar akan timbul, dan diikuti dengan pembebasan
sesungguhnya.
Ada bermacam-macam cara bermeditasi : memusatkan pikiran
dengan duduk bersila, berbaring, berdiri, berjalan, sambil bekerja dan
sebagainya.
Seperti sebuah pisau yang diasah, kesadaran konsentrasi
meditasi memotong semua ilusi guna melihat dunia secara langsung. Praktisi mempercayai
bahwa persepsi langsung bukan hanya memungkinkan, namun benar adanya.
Ada 2 (dua) macam meditasi, yaitu :
1). Samatha-bhavana = Meditasi untuk mendapatkan
ketenangan bathin melalui Jhäna-Jhäna, seluruhnya ada sembilan tingkatan Jhana, yaitu : lima tingkat Rupa-Jhana, dan empat tingkat Arupa-Jhana.
2). Vipassanä-bhävanä = Meditasi untuk memperoleh
Pandangan Terang tentang hidup, tentang hakikat sesungguhnya dari benda-benda
melalui perenungan-perenungan terhadap tubuh, perasaan, kesadaran &
bentuk-bentuk pikiran.
Tujuan dari latihan-latihan meditasi ialah untuk
menyingkirkan Nivarana yang dianggap sebagai rintangan untuk memperoleh
Ketenangan Bathin maupun Pandangan Terang tentang hidup dan hakekat
sesungguhnya dari benda-benda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar