Kalau
kita sudah menjalani hidup dengan baik, yaitu : ramah, tidak suka bicara
bohong, omong kosong, gossip, fitnah, menjaga sopan santun & tatakrama,
gemar berdana, gemar membantu (menolong) orang lain yang membutuhkan, menjaga
kelestarian alam sekitar & perbuatan-perbuatan baik yang lainnya. Lalu apa
yang ditakutkan? Kalau masih celaka jangan menyalahkan siapa-siapa, gak perlu
disesali, lebih berhati-hati (waspada) saja. Tidak ada pihak lain yang mencelakai
kita. Penyebab sebelumnya adalah kita sendiri. Kalau masih menderita / tidak
puas itu salah kita sendiri, bathin kita belum berkualitas baik, belum tahan
banting, masih perlu banyak belajar teori & praktek. Perilaku hidup baik
tersebut diatas merupakan bagian dari upaya mencapai kebahagiaan yang hakiki.
Kebahagiaan
hakiki bisa dicapai dengan mensucikan hati & pikiran (melenyapkan semua
kekotoran bathin yang masih ada). Bathin yang suci adalah pencipta (sumber) segala
perbuatan (perilaku) baik tanpa ada perbuatan buruk. Kebahagiaan hakiki adalah merupakan
tujuan akhir dari kehidupan manusia bahkan tujuan akhir kehidupan semua
makhluk. Kebahagiaan hakiki tidak bisa diperoleh dari pihak lain dengan cara memuja,
menyembah & memohon. Melenyapkan kotoran bathin dengan sempurna untuk
mencapai kebahagiaan hakiki itu teori yang terkait sangat banyak sekali, memerlukan
praktek & melatih meditasi dengan benar, dengan serius, terus-menerus &
berkesinambungan; yang tingkat keberhasilannya selain ketekunan juga tergantung
dari bakat masing-masing. Teori & praktek tersebut jauh lebih sukar
dibanding teori & praktek yakin memperoleh kebahagiaan hakiki dengan cara memuja,
menyembah & memohon kepada pihak lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar