Kata
para guru spiritual, meditasi adalah jalan pintas untuk mencapai pencerahan.
Meditasi dalam banyak tradisi memang sangat dianjurkan. Terutama dalam
Buddhisme.
Ada
dua jenis meditasi, pertama Samatha Bhavana atau Meditasi Ketenangan, dan yang
kedua adalah Vipassana Bhavana atau Meditasi Pandangan Terang.
Ada
pandangan yang berbeda di kalangan pengajar meditasi. Ada yang mengatakan bahwa
seseorang harus melakukan dan mahir meditasi Samatha Bhavana terlebih dahulu.
Baru setelah itu mereka masuk ke meditasi Vipassana Bhavana. Ada juga yang
mengatakan, bahwa untuk mencapai pencerahan tidak perlu dengan melakukan
meditasi Samatha Bhavana terlebih dahulu, tapi langsung meditasi Vipassana
Bhavana.
Meditasi
Samatha Bhavana adalah pemusatan konsentrasi atau perhatian pada objek
tertentu, misalnya napas. Ada empat puluh objek yang bisa digunakan untuk
menditasi. Napas hanya salah satunya.
Tujuan
dari meditasi ini adalah untuk melatih pikiran sehingga terkendali dan akhirnya
diam dan hening. Saat kondisi pikiran benar-benar terpusat sangat kuat, hening,
diam, dan tercerap sepenuhnya pada objek meditasi, maka pada saat itu meditator
mencapai kondisi Jhana.
Sedangkan
meditasi Vipassana Bhavana adalah meditasi perhatian penuh, introspeksi,
observasi realitas, kewaspadaan objektif, dan belajar dari pengalaman setiap
momen. Inti dari meditasi ini adalah mengamati segala proses mental atau fisik
yang paling dominan pada saat sekarang. Dengan kata lain, menyadari, mencatat,
ingat ketika lenyap.
Tulisan ini tidak dalam posisi untuk mengatakan mana atau siapa yang benar. Apakah
perlu Samatha dulu baru Vipassana, ataukah tidak perlu Samatha tapi langsung Vipassana?
Tulisan ini ingin menyampaikan apakah sebenarnya yang terjadi dalam pikiran
seseorang yang melakukan meditasi, baik itu Samatha maupun Vipassana ditinjau
dari riset di barat, dengan mengukur pola gelombang otak.
Ada
seseorang yang belajar kepada Anna Wise, satu hal yang sangat mencerahkan dia adalah
saat Anna Wise berkata, "Meditation is a state of consciousness, a
spesific brain-wave pattern, not a technique", yang artinya, meditasi
adalah keadaan kesadaran, pola gelombang otak tertentu, bukan teknik. Anna Wise juga
berkata bahwa, "There is state of consciousness and content of
consciousness", artinya : ada keadaan kesadaran dan isi kesadaran.
Wow…
ini sungguh suatu pencerahan luar biasa. Anna Wise sampai pada kesimpulan ini
setelah mengukur, dengan menggunakan Mind Mirror, begitu banyak pola gelombang
otak orang, termasuk para master dan guru meditasi Zen.
Dari
pengukuran Anna Wise didapat satu data yang sangat menarik, yaitu semua master
dan guru meditasi itu punya gelombang otak yang sama. Pola ini disebut dengan
pola Awakened Mind, artinya, pikiran yg bangun, yang terdiri dari beta, alfa,
theta, dan delta dengan komposisi yang pas. Beta di sini adalah low beta dan
hanya sedikit saja, karena hanya digunakan untuk menyadari, mengetahui,
mencatat.
Alfa
berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan pikiran sadar dan bawah sadar.
Theta adalah pikiran bawah sadar dan delta adalah pikiran Nirsadar.
Kita
tetap membutuhkan beta, walaupun hanya sedikit saja, adalah untuk bisa mengetahui atau
menyadari apa yang sedang kita alami. Bila tidak ada beta maka kita sama sekali
tidak akan tahu, tidak ingat yang terjadi, yang dialami saat meditasi.
Lalu,
apa hubungannya dengan meditasi Samatha dan Vipassana?
Meditasi
Samatha, bila dilihat dari pola gelombang otak, bertujuan untuk meng-OFF-kan
gelombang beta. Beta adalah gelombang pikiran sadar dengan kisaran frekuensi antara
12 sampai dengan 25 Hertz. Gelombang ini
aktif bila kita berpikir, memberikan penilaian, atau memberikan makna pada
sesuatu, mengkritik, membuat daftar, menganalisa, atau berbicara pada diri
sendiri.
High
Beta, frekuensinya diatas 25 Hertz, berhubungan dengan stress dan kecemasan.
Semakin aktif high beta seseorang maka semakin "liar" pikirannya.
Pikiran akan lari ke sana ke mari, melompat dari satu hal ke hal lain, tidak
bisa diam, sulit atau hampir tidak mungkin untuk dikendalikan. Kesulitan ini
yang dialami oleh semua meditator pemula.
Banyak
orang menghabiskan begitu banyak waktu hanya untuk belajar mendiamkan pikiran
mereka namun tidak berhasil. Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti
bermeditasi karena tidak merasakan manfaat.
Berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat seseorang mahir meng-OFF-kan
pikirannya? Ini semua bergantung pada waktu dan teknik yang digunakan. Umumnya,
untuk meng-OFF-kan pikiran sadar, orang menggunakan objek napas.
Pikiran
dilatih untuk diam dengan cara difokuskan pada napas. Dan pada saat pikiran
lari ke objek lain maka pikiran ditarik kembali ke napas, demikian selanjutnya
sampai dicapai kekuatan konsentrasi yang sangat tinggi.
Sulitnya
meditator mendiamkan pikirannya, selain karena aktifnya high beta, juga
disebabkan tubuh yang tegang. Posisi duduk yang tidak tepat, apa lagi kalau
sampai melakukan postur full lotus, membuat otot paha dan tubuh menjadi begitu
tegang, sehingga tidak mungkin bisa mencapai kondisi pikiran yang rileks.
Masih
berdasar riset Anna Wise, untuk bisa merilekskan pikiran, menurunkan beta
dengan cepat, bisa dilakukan dengan merilekskan tubuh terlebih dahulu. Ada
teknik spesifik yang beliau kembangkan untuk bisa mendiamkan pikiran dalam
waktu yang sangat singkat.
Saat
seseorang telah mampu meng-OFF-kan pikiran sadarnya, meng-off-kan gelombang
beta, maka pada saat itu ia telah masuk ke kondisi meditatif yang sangat dalam.
Jadi, meditasi sebenarnya adalah gelombang otak yang terdiri dari alfa, theta,
dan atau tanpa delta. Disini tampak jelas bahwa beta tidak dibutuhkan untuk
meditasi. Justru beta perlu dihilangkan.
Lalu,
apa hubungannya dengan meditasi Vipassana?
Dari
pengalaman pribadi, cukup sulit atau bahkan tidak mungkin bisa melakukan
pengamatan pada bentuk-bentuk pikiran, perasaan, atau sensasi fisik yang muncul
saat pikiran sadar masih sangat aktif. Apalagi jika yang aktif adalah high
beta.
Jelas
sangat sulit melakukan pengamatan jika piranti yang digunakan untuk melakukan
pengamatan yaitu pikiran sadar masih sangat aktif dan sibuk sendiri.
Yang
diamati dalam meditasi Vipassana, khususnya pada aspek bentuk-bentuk pikiran
dan perasaan yang muncul, sebenarnya berasal dari pikiran bawah sadar dan Nirsadar.
Dari
pikiran bawah sadar biasanya muncul memori atau ingatan mengenai kejadian
tertentu, yang berasal dari pengalaman di kehidupan saat ini, dan biasanya
berisi muatan emosi dengan intensitas tinggi, baik positif maupun negatif.
Jadi,
saat memori ini muncul, baik dalam bentuk gambar atau film, maka sebenarnya
pada saat yang sama emosi yang berhubungan dengan memori ini juga aktif.
Sedangkan dari pikiran Nirsadar akan muncul memori dan emosi yang berasal dari
kehidupan lampau.
Itulah
sebabnya adalah sangat penting bagi seorang meditator untuk tidak masuk ke
dalam pengalaman itu, karena biasanya mengandung emosi yang intens, dan cukup
hanya mengetahui, menyadari, mencatat, dan mengingatnya saja ketika lenyap atau
hilang.
Meditator
tidak larut ke dalamnya. Akan sangat riskan bila meditator masuk ke dalam
pengalaman itu, terutama jika pengalaman itu mengandung emosi negatif yang
intens, misalnya akibat dari trauma masa lalu. Jika
sampai terjadi hal ini, maka meditator akan mengalami kembali kejadian atau
pengalaman itu. Istilah teknisnya revivification atau kebangkitan, dan akan
berdampak negatif pada kondisi mental dan emosinya.
Kemampuan
untuk bisa menjadi observer dan tidak masuk ke dalam objek yang diamati, hanya
bisa dicapai bila pengendalian diri kita baik dan juga pikiran sadar - beta, tidak
terlalu aktif dan tidak memberikan penilaian atau penghakiman.
Saat
kita mampu melihat atau hanya menjadi pengamat, maka kita telah mampu melakukan
disosiasi sehingga tidak dipengaruhi emosi yang melekat pada suatu memori. Saat
kita mampu tenang, hanya menyadari, mencatat, dan mengingat kejadian atau
pengalaman yang muncul, maka kita akan tahu dan sadar bahwa kita bukanlah
pengalaman atau emosi kita. Pengalaman atau emosi itu muncul dan tenggelam atau
hilang. Dan saat kita memberi jarak, atau memisahkan diri dari pengalaman atau
emosi itu, maka mereka tidak bisa mempengaruhi diri kita.
Banyak
yang berpikir, "Jika tidak ada beta, lalu bagaimana mungkin kita bisa
mendapatkan insight atau mengerti?"
Insight
atau kebijaksanaan yang sesungguhnya berasal dari theta atau pikiran bawah
sadar. Kedalamam meditasi ditentukan oleh kedalaman theta yang berhasil kita
capai. Theta adalah tempat terjadinya koneksi spiritual paling dalam. Saat
seseorang berada dalam deep theta, maka ia akan merasakan ketenangan,
kedamaian, dan kebahagiaan yang luar biasa.
Pikiran
bawah sadar mempunyai proses berpikir sendiri yang terpisah dari pikiran sadar.
Jadi, saat kita bermeditasi Vipassana, saat pikiran sadar yang tidak terlalu
aktif, maka informasi atau insight yang berasal dari pikiran bawah sadar akan
naik melalui jembatan alfa ke pikiran sadar beta, dan kita menyadari atau tahu
dan ingat informasi ini.
Jadi,
yang dilakukan oleh meditator yang bertahun-tahun melakukan meditasi Samatha,
sebenarnya adalah persiapan untuk awakening atau pencerahan. Para meditator ini
biasanya setelah bertahun-tahun berlatih meditasi, berhasil mengembangkan pola
gelombang otak Awakened Mind.
Namun
meditasi Samatha walaupun telah lama dilakukan, walaupun telah berhasil mencapai
pola Awakened Mind, tidak mampu memfasilitasi pencapaian pencerahan.
Mengapa?
Karena meditasi Samatha sebenarnya adalah cara untuk mencapai kondisi kesadaran,
state of consciousness yang spesifik. Kondisi kesadaran ini selanjutnya perlu
ditindaklanjuti dengan melatih meditasi Vipassana, karena Vipassana sebenarnya
adalah content-based meditation atau meditasi berdasarkan isi.
Yang
dimaksud dengan isi, selain sensasi fisik yang dirasakan, juga adalah konten
dari pikiran bawah sadar dalam bentuk-bentuk pikiran dan emosi yang muncul,
dirasakan, atau dialami pada saat meditasi berlangsung, pada momen here and
now.
Contoh
yang paling populer adalah koan dalam meditasi Zen. Saat seorang master Zen
bertanya pada muridnya, "Bagaimana bunyinya bila tepuk tangan dilakukan
hanya dengan satu tangan?", maka pada saat itu sang master memberikan
pertanyaan yang tidak bisa dijawab bila si murid hanya menggunakan pikiran
sadar atau beta.
Saat
berpikir keras untuk menemukan jawabannya, maka pikiran murid yang terlatih akan
begitu fokus, dan ini sebenarnya adalah meditasi Samatha, akan mendapatkan
pemahaman atau pengetahuan, yang berasal dari pikiran bawah sadarnya, yang
mampu memfasilitasi tercapainya pencerahan.
Ini
bukan meditasi dengan "pikiran kosong". Sebaliknya, ini adalah
meditasi dengan konten yang sangat spesifik, yang dilakukan oleh praktisi dengan
kondisi pikiran yang telah disiapkan dengan sangat baik dan hati-hati sekali,
dengan menggunakan teknik yang spesifik.
Sampai sejauh ini, jika anda bermeditasi, teknik mana yang akan anda
gunakan? Samatha atau Vipassana? Semua dikembalikan pada diri anda sendiri.
Saat bermeditasi kenalilah diri anda sendiri. Anda akan tahu apakah anda akan
langsung ke Vipassana ataukah perlu melatih Samatha terlebih dahulu.
Dan
yang paling penting adalah; anda perlu belajar di bawah bimbingan seorang guru
meditasi yang berpengalaman. Hanya duduk dan memperhatikan napas, memperhatikan
pikiran, belum tentu bisa disebut meditasi. Meditasi seperti yang didefinisikan
oleh Anna Wise adalah kondisi kesadaran spesifik, bukan sekedar teknik.
Jika
anda telah melakukan meditasi sekian lama namun belum bisa masuk atau belum
bisa mengalami kondisi kesadaran, state of consciousness yang spesifik itu,
maka dapat dikatakan meditasi anda belum berhasil.
Anna
Wise pernah membantu seorang kliennya, seorang meditator. Keluhan klien ini
adalah walaupun ia telah meditasi Samatha selama 12 tahun non stop, setiap hari
1 jam, ia masih belum bisa masuk ke kondisi meditatif yang dalam.
Saat
dilihat pola gelombang otaknya, dengan menggunakan Mind Mirror, tampak bahwa
selama 12 tahun meditasi klien ini tidak bisa mendiamkan pikirannya. Hal ini
tampak dari high beta yang sangat aktif saat ia melakukan meditasi.
Dengan
teknik yang spesifik, Anna Wise berhasil membantu klien ini mendiamkan
pikirannya sehingga menjadi tenang dan hening dalam waktu yang relatif singkat.
Sungguh sayang bila ketekunan selama 12 tahun ini ternyata tidak berbuah hasil
seperti yang diinginkan. Selamat bermeditasi.