Translate

Minggu, 30 Januari 2022

Perjalanan Ini Sangat Singkat

Alkisah ada seorang wanita muda tengah duduk santai di dalam bis yang melaju ke tengah kota. Di satu pemberhentian bis, seorang wanita tua yang cerewet dan berisik naik ke dalam bis dan duduk di samping wanita muda tadi. Tas tas bawaannya yang berat dia tumpuk begitu saja di atas kursi, membuat wanita muda itu harus menggeser duduknya sambil setengah terjepit di antara tas tas berat dan jendela bis.

Seorang pemuda yang duduk di bangku sebelah melihat kejadian itu dengan kesal, dan bertanya kepada wanita muda itu. Kenapa kamu tidak bicara saja, katakan pada wanita tua itu bahwa kamu jadi terganggu. Wanita muda itu menjawab sambil tersenyum : Aku rasa tidak perlu bersikap kasar dan beradu argumentasi untuk sesuatu yang sepele seperti ini, perjalanan bersama kita ini terlalu singkat. Saya juga akan turun di perhentian bis berikutnya di depan nanti.

Saudara saudara, jawaban wanita muda tadi sangat pantas untuk ditulis dengan huruf emas. Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele, perjalanan kita bersama ini amat singkat. Kalau kita tahu bahwa perjalanan hidup ini begitu singkat, maka kita tidak akan mau membuang tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari-cari kesalahan, karena semua hanya membuang waktu kita di perjalanan yang singkat ini.

Apakah seseorang sudah melukai bahkan menghancurkan hatimu? Tetaplah tenang, perjalanan hidup kita ini terlalu singkat. Apakah seseorang sudah menghianati kamu, mengejek kamu, menipu atau bahkan menghina kamu? Tetaplah tenang, maafkan mereka, karena perjalanan hidup kita ini sangat singkat. Apapun masalah yang dibuat oleh orang lain kepada kita, mari kita selalu ingat bahwa perjalanan hidup kita ini sangat singkat.

Sebagai manusia biasa, tidak seorang pun yang tahu kapan perjalanan hidupnya akan berakhir. Tidak ada orang yang tahu kapan dia akan tiba di perhentian bis yang berikutnya. Perjalanan hidup kita ini sangat singkat.

Mari kita saling memberikan kebahagiaan kepada keluarga dan teman-teman kita.

Mari kita saling menaruh hormat, saling berbuat baik dan saling memaafkan satu dengan yang lain.

Mari kita isi hidup ini dengan rasa syukur, bahagia dan selalu berbuat baik untuk sesama.

Kalau aku pernah menyakiti hati sahabatku tanpa sengaja atau disengaja, aku mohon dimaafkan, aku bertekat untuk tidak mengulanginya lagi.

Bila sahabatku pernah menyakiti hatiku, aku sudah memaafkan semua, karena perjalanan hidup kita sangat singkat.

Mengapa aku bersikap demikian? dan mengatakan semua itu? Iya, karena hukum alam itu ada. Hukum alam itu adil. Hukum alam itu bekerja secara otomatis. Tiada kejadian atau tiada akibat yang tanpa sebab. Aku berbuat baik, seketika itu juga aku merasa bahagia, inilah akibat nyata yang langsung aku dapatkan, sesuai dengan yang kumau. Tidakkah Anda mendambakan kebahagiaan yang demikian? Aku tahu masih ada akibat berikutnya setelah aku mati. Kalau aku banyak berbuat baik maka setelah aku mati aku tidak akan sengsara. Di alam sana nanti aku tidak akan sengsara. Sebab sebab yang baik akan menghasilkan akibat yang baik pula. Siapa bilang kalau mati maka perkaranya selesai? Anda mesti  mempertanggungjawabkan sendiri sebab sebab yang Anda ciptakan sendiri berupa akibat yang akan Anda terima sendiri. Hukum alamnya seperti itu. Yang Maha Kuasa itu nyata dan Anda tidak bisa melawan Yang Maha Kuasa. Anda akan selamat, Anda akan bahagia jika Anda mampu menyesuaikan diri dengan Yang Maha Kuasa, berada didalam sistem dan menyikapinya dengan baik.

Bahagia dan derita itu tidak bisa tetap, selalu berubah. Perubahan itu terjadi karena sebab-sebabnya juga selalu berubah. Karena selalu berubah maka Anda akan capek, Anda merasakan penderitaan. Anda akan damai selamanya, tidak capek lagi dan tidak lagi merasakan penderitaan kalau Anda tidak lagi menciptakan sebab supaya tidak berakibat, artinya telah padam. Setelah kematian tidak akan terlahir kembali di alam manapun. Sebab itu timbul karena adanya nafsu keinginan, karena adanya hawa nafsu. Hawa nafsu timbul karena batinnya kotor. Jika batinnya bersih maka perbuatannya tidak disertai dengan hawa nafsu. Berbuatnya mempunyai tujuan yang baik namun perbuatan tersebut tidak disertai dengan hawa nafsu. Tujuan tercapai atau tidak tercapai diterima dengan baik apa adanya, dimana proses berbuatnya dilakukan dengan menggunakan jalan tengah, yaitu tidak disertai dengan hawa nafsu. Cara membersihkan batin adalah dengan selalu melakukan focusing dan konsentrasi mengamati obyek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar