Adalah fakta bahwa hampir semua orang takut mati. Penyebab utamanya adalah karena mereka itu tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian. Yang dikawatirkannya adalah jika setelah mati maka akan terlahir di alam penderitaan. Umum menyebutnya sebagai masuk Neraka. Terlebih jika kematian itu diketahuinya akan segera datang, karena yang bersangkutan telah mengidap penyakit parah, seperti kanker, gagal ginjal hingga perlu cuci darah 2 kali seminggu dan lain-lain sebagainya.
Alkisah ada seseorang yang takut sekali dengan kematian, sehingga
dia melakukan banyak hal, yaitu mendatangi orang-orang suci. Dan yang diperoleh
macam-macam, yaitu Vibutti atau abu suci, foto orang suci, juga benda-benda
lain, termasuk telah dibacakan mantera-mantera. Akan tetapi semuanya itu tidak
membuatnya tenang dan berani menghadapi kematian.
Kemudian karena kematiannya dirasakan sudah sangat dekat, dia
benar-benar tidak siap dan sangat takut menghadapinya, maka sebagai upaya
terakhir orang tersebut mendatangi orang yang dianggap paling suci, dan berkata
demikian : berikan aku satu hal saja yang benar-benar bisa menyingkirkan rasa
takutku menghadapi kematianku yang kurasa sudah sangat dekat. Rupanya orang
suci yang dimaksud memiliki cukup kebijaksanaan, dia mengatakan kepada orang
sakit yang mendatanginya itu sebagai berikut : Engkau itu belum sadar, mengapa
untuk menyingkirkan rasa takut mati itu engkau meminta sesuatu? Tidak akan ada
yang bisa membantumu kecuali dirimu sendiri. Aku juga tidak bisa membantumu. Aku
akan gagal memenuhi permintaanmu seperti orang lain yang juga gagal. Mereka
memberimu sesuatu yaitu abu suci, foto atau benda-benda lain karena mereka
tidak tahu apa yang harus dilakukan yang bisa memenuhi permintaanmu itu. Sekarang
aku mengatakan kepadamu, hanya satu hal yang bisa aku katakan, yaitu terimalah
kematian itu dengan rela dan lapang dada, terimalah kondisimu yang sekarang
ini. Gemetarlah jika itu ada, jangan dilawan, jangan engkau menekannya. Jangan
engkau menolak kematian dan jangan juga mencoba untuk menjadi berani menghadapi
kematian. Kematian itu ada disana. Kematian itu alami. Engkau akan pergi dengan
damai jika engkau menerimanya sepenuh hati, diterima dengan penerimaan secara
total.
Sesungguhnya
kondisi yang baik setelah kematian itu bisa diperoleh dengan memiliki pikiran
yang baik pada saat menit-menit terkahir menjelang kematian. Dan yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah melepaskan rasa gelisah akan berpisah dengan
orang-orang dan keluarga tercinta, jangan melekat kepada harta dan kekayaan
yang akan ditinggalkan. Lepaskanlah semua urusan dunia itu. Akan tetapi
permasalahannya untuk melakukan itu semua tidaklah gampang. Anda tidak akan
bisa mengendalikan pikiran Anda jika pikiran atau batin Anda selama ini tidak
terlatih. Karena Kamma buruk Anda selama ini akan mengambil alih pikiran Anda
pada saat-saat terakhir hidup Anda. Terkecuali jika selama ini Anda telah
mengembangkan Kamma baik dan menghindari melakukan Kamma buruk, sehingga secara
total Kamma Anda berada disisi positif, disisi baik. Kamma yang positif atau
disisi baik akan menenangkan pikiran. Pikiran Anda berada dalam posisi yang
baik.
Jika
Anda adalah seorang meditator, tentu Anda terbiasa menggunakan perhatian untuk
menenangkan pikiran Anda. Ketika Anda sakit parah dan mungkin berada dalam
kondisi menjelang kematian, Anda dapat menggunakan perhatian Anda untuk
menenangkan pikiran dengan melafalkan Paritta atau memperhatikan keluar
masuknya nafas. Jika Vipassana Bhavana Anda telah mencapai level yang memadai,
Anda dapat merenungkan dengan baik sifat tubuh yang tidak kekal, dan berhasil
melepaskan eksistensi tubuh Anda, yaitu tidak berpegang teguh kepada tubuh. Biarkan
jika tubuh sudah tidak berfungsi lagi dimana kematian telah tiba. Anda adalah
pikiran, Anda tidak mati dengan tubuh. Namun sebaliknya jika seseorang
berpegang teguh kepada tubuh, maka pikirannya akan terasa buruk, karena
pikirannya tidak menginginkan tubuhnya mati. Jika Anda menginginkan pikiran
yang damai dan tenang, maka Anda harus melihat tubuh sebagai tidak kekal. Anda
bisa memandang tubuh kedalam 3 hal, yaitu :
Tubuh
itu bukanlah dirimu.
Anda
adalah pikiran.
Anda
harus memisahkan pikiran dari tubuh dengan membiarkannya mati jika waktunya
telah tiba.
Jika
tubuh berhenti bernafas biarkan dia berhenti bernafas. Jika tubuh mengalami
sakit, biarkan tubuh sakit, jangan melakukan apapun pada tubuh. Jika dengan
obat; dokter dapat memperbaiki tubuh, terimalah itu. Tetapi jika dokter tidak
dapat memperbaikinya, biarkan itu terjadi. Agar pikiran Anda menjadi damai dan
tenang.
Kembali
ke persoalan orang yang takut akan datangnya kematian yang sudah disebutkan
tadi. Beberapa hari kemudian orang tersebut datang lagi ke orang suci yang
terakhir dia datangi, orang tersebut datang dengan kondisi yang lebih baik. Dia
berkata, aku berhasil, kalau selama ini aku tidak bisa tidur dengan baik, maka
sudah 4 hari terakhir ini aku bisa tidur nyenyak, berkat nasehat dan ilmu yang
engkau berikan. Engkau benar bahwa kematian itu ada disana, dan tidak ada yang
bisa dilakukan selain menerimanya dengan tenang dan ikhlas. Kematian adalah
alami, merupakan hukum alam, merupakan kepastian yang tidak bisa ditawar-tawar. Aku
mengatakannya sebagai keajaiban, bahwa sekarang
ini aku tidak merasa begitu takut lagi dengan kematian. Aku menerima hal yang
pasti akan terjadi terjadilah, sehingga ketakutanku mulai hilang. Energi rasa
takutku banyak berkurang.
Singkat
cerita, diketahuilah bahwa akhirnya orang tersebut telah meninggal dunia. Dia
meninggal dunia dengan tenang dan damai, rasa takutnya diterima sebagaimana
mestinya. Jika rasa takut itu diterima dengan akal sehat, tidak dilawan, maka
takut itu lenyap. Dan karena dalam detik-detik menjelang kematian pikirannya baik,
semoga yang bersangkutan terlahir kembali di alam bahagia, terlahir di alam
surga, yaitu terlahir di alam dewa atau terlahir kembali sebagai manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar