Translate

Jumat, 28 Januari 2022

Takut Menghadap Masa Depan Mencekam

Adalah fakta bahwa hampir semua orang takut mati. Penyebab utamanya adalah karena mereka itu tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian. Yang dikawatirkannya adalah jika setelah mati maka akan terlahir di alam penderitaan. Umum menyebutnya sebagai masuk Neraka. Terlebih jika kematian itu diketahuinya akan segera datang, karena yang bersangkutan telah mengidap penyakit parah, seperti kanker, gagal ginjal hingga perlu cuci darah 2 kali seminggu dan lain-lain sebagainya.

Alkisah ada seseorang yang takut sekali dengan kematian, sehingga dia melakukan banyak hal, yaitu mendatangi orang-orang suci. Dan yang diperoleh macam-macam, yaitu Vibutti atau abu suci, foto orang suci, juga benda-benda lain, termasuk telah dibacakan mantera-mantera. Akan tetapi semuanya itu tidak membuatnya tenang dan berani menghadapi kematian.

Kemudian karena kematiannya dirasakan sudah sangat dekat, dia benar-benar tidak siap dan sangat takut menghadapinya, maka sebagai upaya terakhir orang tersebut mendatangi orang yang dianggap paling suci, dan berkata demikian : berikan aku satu hal saja yang benar-benar bisa menyingkirkan rasa takutku menghadapi kematianku yang kurasa sudah sangat dekat. Rupanya orang suci yang dimaksud memiliki cukup kebijaksanaan, dia mengatakan kepada orang sakit yang mendatanginya itu sebagai berikut : Engkau itu belum sadar, mengapa untuk menyingkirkan rasa takut mati itu engkau meminta sesuatu? Tidak akan ada yang bisa membantumu kecuali dirimu sendiri. Aku juga tidak bisa membantumu. Aku akan gagal memenuhi permintaanmu seperti orang lain yang juga gagal. Mereka memberimu sesuatu yaitu abu suci, foto atau benda-benda lain karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan yang bisa memenuhi permintaanmu itu. Sekarang aku mengatakan kepadamu, hanya satu hal yang bisa aku katakan, yaitu terimalah kematian itu dengan rela dan lapang dada, terimalah kondisimu yang sekarang ini. Gemetarlah jika itu ada, jangan dilawan, jangan engkau menekannya. Jangan engkau menolak kematian dan jangan juga mencoba untuk menjadi berani menghadapi kematian. Kematian itu ada disana. Kematian itu alami. Engkau akan pergi dengan damai jika engkau menerimanya sepenuh hati, diterima dengan penerimaan secara total.

Sesungguhnya kondisi yang baik setelah kematian itu bisa diperoleh dengan memiliki pikiran yang baik pada saat menit-menit terkahir menjelang kematian. Dan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melepaskan rasa gelisah akan berpisah dengan orang-orang dan keluarga tercinta, jangan melekat kepada harta dan kekayaan yang akan ditinggalkan. Lepaskanlah semua urusan dunia itu. Akan tetapi permasalahannya untuk melakukan itu semua tidaklah gampang. Anda tidak akan bisa mengendalikan pikiran Anda jika pikiran atau batin Anda selama ini tidak terlatih. Karena Kamma buruk Anda selama ini akan mengambil alih pikiran Anda pada saat-saat terakhir hidup Anda. Terkecuali jika selama ini Anda telah mengembangkan Kamma baik dan menghindari melakukan Kamma buruk, sehingga secara total Kamma Anda berada disisi positif, disisi baik. Kamma yang positif atau disisi baik akan menenangkan pikiran. Pikiran Anda berada dalam posisi yang baik.

Jika Anda adalah seorang meditator, tentu Anda terbiasa menggunakan perhatian untuk menenangkan pikiran Anda. Ketika Anda sakit parah dan mungkin berada dalam kondisi menjelang kematian, Anda dapat menggunakan perhatian Anda untuk menenangkan pikiran dengan melafalkan Paritta atau memperhatikan keluar masuknya nafas. Jika Vipassana Bhavana Anda telah mencapai level yang memadai, Anda dapat merenungkan dengan baik sifat tubuh yang tidak kekal, dan berhasil melepaskan eksistensi tubuh Anda, yaitu tidak berpegang teguh kepada tubuh. Biarkan jika tubuh sudah tidak berfungsi lagi dimana kematian telah tiba. Anda adalah pikiran, Anda tidak mati dengan tubuh. Namun sebaliknya jika seseorang berpegang teguh kepada tubuh, maka pikirannya akan terasa buruk, karena pikirannya tidak menginginkan tubuhnya mati. Jika Anda menginginkan pikiran yang damai dan tenang, maka Anda harus melihat tubuh sebagai tidak kekal. Anda bisa memandang tubuh kedalam 3 hal, yaitu :

Tubuh itu bukanlah dirimu.

Anda adalah pikiran.

Anda harus memisahkan pikiran dari tubuh dengan membiarkannya mati jika waktunya telah tiba.

Jika tubuh berhenti bernafas biarkan dia berhenti bernafas. Jika tubuh mengalami sakit, biarkan tubuh sakit, jangan melakukan apapun pada tubuh. Jika dengan obat; dokter dapat memperbaiki tubuh, terimalah itu. Tetapi jika dokter tidak dapat memperbaikinya, biarkan itu terjadi. Agar pikiran Anda menjadi damai dan tenang.

Kembali ke persoalan orang yang takut akan datangnya kematian yang sudah disebutkan tadi. Beberapa hari kemudian orang tersebut datang lagi ke orang suci yang terakhir dia datangi, orang tersebut datang dengan kondisi yang lebih baik. Dia berkata, aku berhasil, kalau selama ini aku tidak bisa tidur dengan baik, maka sudah 4 hari terakhir ini aku bisa tidur nyenyak, berkat nasehat dan ilmu yang engkau berikan. Engkau benar bahwa kematian itu ada disana, dan tidak ada yang bisa dilakukan selain menerimanya dengan tenang dan ikhlas. Kematian adalah alami, merupakan hukum alam, merupakan kepastian yang tidak bisa ditawar-tawar. Aku mengatakannya sebagai keajaiban, bahwa sekarang ini aku tidak merasa begitu takut lagi dengan kematian. Aku menerima hal yang pasti akan terjadi terjadilah, sehingga ketakutanku mulai hilang. Energi rasa takutku banyak berkurang.

Singkat cerita, diketahuilah bahwa akhirnya orang tersebut telah meninggal dunia. Dia meninggal dunia dengan tenang dan damai, rasa takutnya diterima sebagaimana mestinya. Jika rasa takut itu diterima dengan akal sehat, tidak dilawan, maka takut itu lenyap. Dan karena dalam detik-detik menjelang kematian pikirannya baik, semoga yang bersangkutan terlahir kembali di alam bahagia, terlahir di alam surga, yaitu terlahir di alam dewa atau terlahir kembali sebagai manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar