Translate

Rabu, 19 Januari 2022

Berada di Posisi manakah Anda?

Anda tahu bahwa kepercayaan itu di dunia ini sangat banyak sekali. Tidak terkecuali di Indonesia. Namun sekarang ini yang diakui, artinya yang difasilitasi oleh negara hanya ada enam. Secara sepintas dapatlah diketahui bahwa keenam kepercayaan tersebut, katakanlah dapat dibagi menjadi tiga golongan. Semuanya mengajarkan kebaikan. Meski kenyataannya ada saja penganutnya yang memiliki perbuatan yang tidak baik, yang tidak sesuai dengan yang diajarkan. Perbuatan tidak baik tersebut disadarinya, yang tidak disadari adalah bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang salah. Mereka menganggap perbuatannya itu benar adanya. Yang dimaksud perbuatan yang tidak baik tersebut contohnya adalah menjelek-jelekkan atau menyalah-nyalahkan kepercayaan lain, menganggap kepercayaan lain itu salah, sesat dan menyebabkan setelah mati masuk Neraka. Dan menganggap kepercayaan sendirilah yang paling benar. Mereka menyerang kepercayaan lain, menyuruh kepada yang mempunyai kepercayaan lain, kepercayaan yang berbeda dengannya untuk bertobat dan mengikuti kepercayaan yang mereka percayai. Mereka tidak sadar bahwa yang namanya kepercayaan itu tentu macam-macam dan tidak bisa sama. Kepercayaan itu dipilih karena cocok, karena kebenarannya dinilai sesuai dengan nalar dan hati nurani masing-masing yang memilih, terlepas dari apakah kepercayaan itu adalah warisan dari orang tua atau bukan. Persoalan kepercayaan itu tentunya buat yang mempercayainya bukanlah kepercayaan, tapi kebenaran. Sebenarnya dengan akal yang sehat, dengan adanya kebenaran masing-masing tersebut bisa saja tidak terjadi gesekan, atau saling menyalahkan. 

Tulisan ini merupakan opini yang menjelaskan bahwa tiga golongan kepercayaan yang disebutkan tadi adalah sebagai berikut :

Yang pertama, mereka yang mempercayai bahwa keselamatan setelah kematian itu bisa diperoleh dengan rajin menyembah dan memuji-muji Tuhan, rajin berdoa kepada Tuhan termasuk memohon pertolongan dan memohon ampun atas segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Tuhan seolah dipersepsikan sebagai individu yang maha kuasa, yang ditangannyalah segala sesuatu ditentukan. Mereka ini menyadari pentingnya berbuat baik, namun jika mereka memiliki kesalahan yaitu berbuat yang tidak baik atau berbuat jahat, maka Tuhan bisa mengampuninya. Mereka meyakini bahwa hidup itu hanya sekali, selanjutnya akan masuk ke Surga atau masuk ke Neraka. 

Yang kedua, mereka yang mempercayai bahwa keselamatan setelah kematian itu bisa diperoleh dengan menyikapi dengan baik adanya hukum sebab-akibat, hukum tabur-tuai atau hukum karma, sehingga perlu banyak berbuat baik. Mereka juga mempercayai bahwa Tuhan yang maha esa itu bersedia menolong dan mengampuni perbuatan dosa manusia. Mereka  juga melakukan penyembahan dan doa. Mereka mempercayai bahwa hidup itu tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali sebelum semuanya berakhir dan menyatu kepada yang esa. 

Yang ketiga, mereka yang mengetahui bahwa keselamatan setelah kematian itu hanya bisa diperoleh dengan menyikapi dengan baik dan benar saja berlakunya hukum karma. Mereka juga mengetahui bahwa hidup itu berkali-kali, hidup berikutnya sebagai apa dan seperti apa tergantung dari perilaku atau tergantung dari karma di hidup sebelumnya. Dan semuanya akan berakhir, artinya setelah kematian tidak akan terlahir kembali jika batin sudah menjadi bersih sempurna atau suci, sudah tidak bisa berbuat jahat atau sudah tidak bisa berbuat dosa lagi, telah mencapai kedamaian abadi. Selain banyak berbuat baik dan mengurangi perbuatan jahat, maka untuk merealisasi batin yang suci harus melakukan latihan meditasi secara terus menerus hingga mencapai hasil tertinggi yaitu berupa pencapaian penerangan sempurna. Mereka faham bahwa ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak diciptakan, dan yang mutlak. Karena ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak diciptakan, dan yang mutlak, maka manusia bisa terbebas dari penderitaan, terbebas dari pembentukan dari sebab yang lalu, terbebas dari kelahiran dan kematian, telah merealisasi kemutlakan, telah merealisasi Nibbana, telah berhasil mencapai penerangan sempurna, batinnya sudah bersih sempurna dan suci, telah berhasil merealisasi kedamaian abadi. 

Dari ketiga golongan yang sudah disebutkan tadi, berada di posisi yang manakah Anda? Kepercayaan terhadap yang diyakini benar yang sudah disebutkan tadi, yang berbeda-beda itu, yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan dengan mudah, maka atas hal tersebut seharusnya membuat kita manusia yang berakal menjadi lebih saling menghormati dan toleransi satu sama lain, bertoleransi antar sesama. Jika Anda memiliki pemikiran atau opini yang lain dari penyampaian tulisan ini, silahkan ditanggapi demi untuk memperluas pengetahuan kita semua. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar