Tulisan ini bertujuan mengajak kita semua untuk bisa menyadari pentingnya berpikiran sehat, pentingnya berpikir dengan jernih, untuk mendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh, supaya hidup kita ini nyaman. Yaitu bahwasannya hidup ini sangat berarti, jangan sia-sia-kan hidup ini untuk hal-hal yang tidak berguna, supaya kita tidak rugi. Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan kualitas batin dengan cara :
1.
Selalu berusaha mengendalikan diri, mengendalikan emosi, dan berusaha bertindak
bijaksana.
2.
Selalu berusaha berbuat hal-hal baik, hal-hal yang berguna. Menghindari berbuat
hal-hal yang tidak baik, yaitu mengecewakan, menyakiti, merugikan orang lain,
menyiksa makhluk hidup, merusak lingkungan dan lain-lain.
Tidak
ada kekuatan apapun yang bisa mengintervensi, menambah atau mengurangi nasib
hidup kita ini kecuali diri kita sendiri. Kita ini adalah kreator dari takdir
kita sendiri. Surga atau neraka, yaitu alam kebahagiaan atau alam penderitaan
yang kita singgahi setelah kita
meninggal; itu kita sendiri penyebabnya. “Siapa menanam benih dia sendirilah yang
akan memetik buahnya”. Doa terbaik adalah berbuat baik termasuk berdoa yang
baik. Kita akan berhenti sebagai kreator kehidupan setelah batin kita benar-benar
besih tanpa noda, sudah tidak membuat dosa baru lagi. Penyebab dari terlahir
kembali di alam kehidupan yang baru sudah berhasil kita hancur leburkan. Apakah
bisa? Bisa, meskipun sangat sulit dan memerlukan cara-cara yang tepat, cara-cara
yang sudah ada dan patent, yaitu dengan cara mempraktekkan dengan baik dan
benar Jalan Mulia Berunsur Delapan. Praktek ini memerlukan waktu yang sangat
lama sekali dengan melalui banyak kehidupan. Tapi yang paling penting dengan
berjalannya waktu berusahalah secara kumulatif dalam satu kehidupan tidak
mengalami kemunduran. Usahakan mampu untuk terus maju meskipun berjalannya
merangkak seperti siput. "Alon-alon Waton Kelakon." Ini bahasa Jawa yang artinya;
pelan-pelan asalkan terlaksana.
Tidak
terlahir kembali di alam manapun itu merupakan tujun akhir dari kehidupan semua
makhluk. Tidak terlahir kembali itu artinya telah padam, telah berhasil merealisasi
Nibbana. Ada yang bilang telah berhasil merealisasi kebahagiaan hakiki
selamanya. Ada juga yang bilang telah berhasil merealisasi kedamaian abadi. Damai
abadi itu rasanya seperti apa tidak bisa diceritakan karena enam indriya yaitu panca
indera dan batin atau pikiran sudah tidak ada lagi. Supaya tahu rasanya seperti
apa maka harus dialami sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar