Orang
yang berdana, sesungguhnya dana tersebut tidak hilang dari dirinya. Kelak baik
di hidup ini atau nanti setelah meninggal dunia, buah baiknya akan kembali
kepada diri sendiri. Andai saja semua orang tahu persis betapa besar manfaat
dari berdana, pastilah orang akan berlomba-lomba dalam menyalurkan dananya. Terlebih
bagi orang kaya yang lebih mudah berdana dalam bentuk materi.
Andai
saja, orang Indonesia sejak mempunyai Income dua kali lipat dari kebutuhan
normalnya, rela mendanakan 25% dari Income-nya, yakinlah setelah meninggal
dunia dia akan masuk Surga tanpa syarat harus memeluk agama tertentu. Selain
dari itu, juga sangat membantu pemerintah dalam upayanya mengurangi kesenjangan
sosial di masyarakat, sangat membantu upaya pemerintah menurunkan angka
kemiskinan. 50% untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga. 25% untuk
membantu orang lain, organisasi atau yayasan yang sangat membutuhkan. 25%
Income sisanya digunakan untuk usaha atau menambah modal usaha.
Ringkasnya
begini : Income 100%, 50% dipakai, 25% untuk membantu orang lain, organisasi atau
yayasan yang sangat membutuhkan pada saat itu, dan 25% sisanya digunakan untuk
usaha atau menambah modal usaha. Orang yang sering berdana, maka pekerjaan, karier atau bisnisnya cenderung akan mengalami kemajuan lebih cepat, dengan kata lain akan membuahkan kebahagiaan.
Sekali
lagi, bahwa dana yang kita berikan ke pihak lain itu tidak akan hilang,
melainkan akan kembali ke diri kita sendiri. Ini pasti dan dijamin 100%
kebenarannya. Hal ini sesuai dengan hukum sebab-akibat, hukum tabur-tuai atau
hukum karma. Hukum-hukum tersebut sebagaimana halnya sains, bahwa hukum-hukum
alam atau hukum-hukum fisika itu nyata. Namun demikian kembalinya dana kita
tersebut istilahnya tidak aple to aple, karena masih tergantung dari situasi dan
kondisi yang ada.
Berdana
itu sebaiknya diskriminatif, karena berdana kepada orang mampu dengan berdana
kepada orang miskin itu buah karmanya berbeda. Ibaratnya kita menabur benih di
tanah tandus dengan menabur benih di tanah yang subur, maka buah yang akan kita
petik akan berbeda. Selain kondisi tanah, maka perawatan juga perlu. Berdana
itu perlu disertai dengan keikhlasan atau suka cita. Keikhlasan dan suka cita
ini termasuk perawatan. Setelah berdana perlu ditindak lanjuti dengan
perbuatan-perbuatan baik lainnya yang juga merupakan perawatan. Contoh
kecil-kecil misalnya, tidak memikirkan kembalinya dana, tidak marah-marah
melainkan murah senyum. Murah senyum itu mudah dilakukan. Perawatan ini dapat
memaksimalkan buah karma baik yang sudah kita tanam, yang sudah kita perbuat.
Setiap benih yang kita tanam akan berbuah, lebat atau tidak lebat buah tersebut
tergantung dari dimana kita menanam benih tersebut. Di tanah tandus atau di
tanah subur, dan tergantung dari perawatan yang kita lakukan.
Buah
karma baik atau karma buruk yang kita petik di hidup ini, atau kita petik nanti
di alam lain setelah kita meninggal dunia, itu bisa terjadi karena faktor
situasi dan kondisi yang mendukung telah tiba.