1. Menurut
kebanyakan kaum kasta Brahmana, mereka lahir dari mulut Brahma. Kasta lain rendah, para Petapa rendah & hina, lahir dari kaki Brahma.
2. Buddha
menjelaskan, para Brahmana perempuan,
istri-istri Brahmana, mengalami menstruasi dan hamil, melahirkan bayi dan
menyusui. Kasta Brahmana lahir dari Rahim ibu, bukan lahir dari mulut Brahma.
3. Ada
4 kasta : Khattiya (Penguasa), Brahmana (Pendeta), Vessa (pedagang) dan Sudda (pekerja).
Mereka berasal dari makhluk-makhluk yang sama, mereka bisa berpandangan salah /
benar, bisa berbuat buruk / baik.
4. Seorang
bhikkhu Arahat telah menghancurkan pengotor batin, terbebaskan melalui
pengetahuan-super, dinyatakan tertinggi oleh keluhuran Dhamma - bukan oleh
non-Dhamma. Dhamma adalah yang terbaik bagi manusia dalam kehidupan ini maupun
kehidupan berikutnya.
5. Ketika dunia menyusut (hancur), makhluk-makhluk sebagian besar terlahir
di alam Brahmā Ābhassara, kegembiraannya sebagai makanan, bercahaya. Yang lain
terlahir di alam yang lain yang tidak hancur yang sesuai dengan karma nya. Pada
saat Dunia mengembang lagi, mereka setelah meninggal - sebagian besar terlahir
kembali di Dunia.
6. Pada
masa itu, di Dunia hanya ada air, gelap, tidak ada bulan, matahari, bintang,
siang, malam, musim, laki-laki atau perempuan, makhluk-makhluk hanya dikenal
sebagai makhluk-makhluk. Setelah waktu yang sangat lama - tanah yang lezat muncul
dengan sendirinya di atas permukaan air, rasanya sangat manis.
7. Selanjutnya
para makhluk memakan tanah dan ketagihan, akibatnya cahaya tubuh lenyap
sehingga bulan dan matahari muncul, ada malam ada siang, ada musim.
8. Selanjutnya
jasmani mereka menjadi lebih kasar, perbedaan penampilan mulai terbentuk, Ada
yang rupawan, ada yang buruk-rupa. Yang rupawan merendahkan yang lainnya.
Karena sombong dan angkuh – akhirnya tanah yang lezat lenyap.
9. Kemudian
jamur sejenis cendawan tumbuh, rasanya manis. Makhluk-makhluk memakannya,
akhirnya tubuh mereka menjadi lebih kasar lagi. Karena sombong dan angkuh maka jamur
itu lenyap. Tanaman merambat yang bagaikan bambu muncul, rasanya manis.
10.
Makhluk-makhluk
kemudian terus-menerus memakan tanaman rambat itu. Sehingga tubuh mereka
menjadi lebih kasar lagi, perbedaan penampilan lebih nyata. Mereka menjadi
semakin sombong yang tak disadarinya sehingga tanaman merambat lenyap.
11. Setelah
tanaman merambat lenyap, beras tanpa sekam, harum & bersih muncul. Yang
mereka ambil untuk makan malam - tumbuh lagi dan masak di pagi harinya. Yang
mereka ambil untuk sarapan pagi, masak lagi di malam hari. Tidak ada
tanda-tanda dipanen. Makhluk-makhluk melakukan hal itu, maka tubuh mereka
menjadi lebih kasar lagi, perbedaan dalam penampilan lebih meningkat. Alat
kelamin mereka tumbuh. Laki-laki dan Perempuan saling tertarik. Mereka terlibat dalam aktivitas seksual. Yang
lain marah.
12.
Selanjutnya
demi memudahkan kerja, makhluk-makhluk membuat lumbung beras. Dedak dan sekam
mulai membungkus beras. Ketika dipanen, tidak tumbuh lagi. Kemudian beras
tumbuh dalam rumpun-rumpun terpisah. Kemudian mereka membagi beras menjadi
lahan-lahan dengan perbatasan.
13. Ada
makhluk yang mengambil lahan makhluk lain, kemudian aturan hukum diberlakukan.
Kemudian mereka mendatangi yang paling tampan, paling menarik, paling
menyenangkan, memiliki kemampuan, diminta untuk menghukum mereka.
14.
Mereka
mendirikan tempat-tempat untuk bermeditasi. Mereka pergi ke desa, pemukiman
atau ibukota untuk mencari makanan, dan kemudian kembali.
15.
Kemudian
ada orang-orang yang tidak mampu bermeditasi, mereka menyusun buku. Ini yang
menjadi asal-usul dari kasta Brahmana.
16. Beberapa
dari makhluk-makhluk itu, setelah berpasangan, melakukan berbagai jenis
perdagangan, Inilah kemudian, yang menjadi asal-usul dari kasta Vessa. Makhluk-makhluk
yang tetap melakukan perburuan adalah kasta Sudda.
17.
Kemudian,
kasta Khattiya, Brahmana, Vessa, dan Sudda meninggalkan kehidupan rumah tangga
untuk menjalani kehidupan tanpa rumah. Dari empat kasta ini, muncullah kasta Petapa.
18.
Seorang
Khattiya, Brahmana, Vessa atau Sudda yang menjalani kehidupan yang buruk dalam
jasmani, ucapan dan pikiran, dan yang memiliki pandangan salah, saat kematian
akan terlahir kembali di alam sengsara. Sebaliknya, mereka yang menjalani
kehidupan yang baik dalam jasmani, ucapan dan pikiran, dan yang memiliki
pandangan benar, saat kematian akan terlahir kembali di alam bahagia, di alam
surga. Dan yang telah melakukan kedua jenis perbuatan itu, saat kematian mengalami
kesenangan dan kesakitan.
19.
Seorang
Khattiya, Brahmana, Vessa atau Sudda yang terkendali dalam jasmani, ucapan dan
pikiran, dan yang mengembangkan tujuh prasyarat pencerahan, akan mencapai
Parinibbāna dalam kehidupan ini juga.
20.
Siapapun
di antara 4 kasta, sebagai seorang bhikkhu dan mencapai Arahat, telah
menghancurkan kekotoran, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah
menurunkan beban, telah mencapai tujuan tertinggi, telah menghancurkan belenggu
penjelmaan, dan menjadi terbebaskan melalui pandangan terang tertinggi, ia
dinyatakan sebagai yang tertinggi di antara mereka sesuai Dhamma dan bukan
sebaliknya.
21.
Brahmā
Sanankumāra mengucapkan syair ini : Khattiya adalah yang terbaik di antara
semua kasta; Ia dengan pengetahuan dan perilaku yang baik adalah yang terbaik
di antara para dewa dan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar