Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah jalan yang ditunjukkan oleh guru agung manusia & dewa (Tathagata) untuk mencapai Nibbana (Kebahagiaan Hakiki), dengan cara memahami dengan benar & mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tekun & sungguh-sungguh delapan hal berikut ini :
1. Pengertian (Pandangan) Benar,
2. Pikiran (Niat) Benar,
3. Ucapan Benar,
4. Perbuatan Benar,
5. Mata Pencaharian (Penghidupan) Benar,
6. Daya Upaya Benar,
7. Perhatian
(Perenungan) Benar,
8. Konsentrasi (Kesadaran) Benar.
Blog ini menampilkan tulisan-tulisan yang dapat dikategorikan sebagai tulisan : Pengetahuan Benar, Wawasan, Kata-Kata Bijak, Lain-lain. Jika pembaca tidak sependapat dengan tulisan yang ada dalam blog ini, tolong abaikan saja dan lupakan! Terima kasih.
Translate
Rabu, 28 Februari 2018
Empat Kebenaran Mulia (a)
Contoh : keinginan tak terpenuhi, berpisah dari orang yang dicintai,
sedih,
ratap tangis, putus asa, mengalami sakit, tua, keriput dlsb. Menderita karena
tidak bisa menerima perubahan.
ratap tangis, putus asa, mengalami sakit, tua, keriput dlsb. Menderita karena
tidak bisa menerima perubahan.
II. Kebenaran Mulia tentang penyebab ‘Penderitaan’.
Karena : mempunyai kemelekatan, mempunyai nafsu keinginan yang tak
terkendali, selalu merasa tidak puas.
III. Kebenaran Mulia tentang lenyapnya ‘Penderitaan’.
terkendali, selalu merasa tidak puas.
III. Kebenaran Mulia tentang lenyapnya ‘Penderitaan’.
Karena : bisa me-manage nafsu keinginan, memiliki ketidak-melekatan yang
sempurna.
IV. Kebenaran Mulia tentang jalan menuju
lenyapnya ‘Penderitaan’.
Adalah : Jalan Mulia Berunsur
Delapan :
1. Pandangan
(pengertian) benar,
2. Pikiran (niat) benar,
3. Ucapan
benar,
4. Perbuatan
benar,
5. Mata
pencaharian (penghidupan) benar,
6. Upaya
benar,
7. Perhatian
(perenungan) benar,
8. Konsentrasi (kesadaran) benar.
Selasa, 27 Februari 2018
Kebenaran (b)
Tentang "Kebenaran" hasil perenungan dengan menggunakan akal sehat (akal jernih) :
Yang dianggap “akal sehat” atau “akal yang jernih”
oleh masing-masing orang itu berbeda, sangat tergantung dari info-info (pengalaman) yang
diterima oleh masing-masing orang tersebut selama ini, baik info-info dari orang tua, dari buku suci
yang sering dibaca, dari internet, dari sekolah maupun dari lingkungan, yang
membentuk pemahaman pada masing-masing orang menjadi berbeda satu sama lain, atau membentuk
karakter cara memahami sesuatu hal itu “benar” atau “salah” pada masing-masing orang
menjadi berbeda. Akhirnya yang dianggap sebagai “akal sehat” atau “akal yang jernih”
itu bersifat individual.
Dalam menyadari, merenungkan, memikirkan dengan akal
sehat, bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima, atau dipercayai, pada masing-masing orang
itu berbeda. Pendapatnya tentang “mengandung kebenaran” & “menuju kebahagiaan”
pada masing-masing orang itu berbeda. Singkatnya, pengertian & keyakinan masing-masing orang
tentang KEBENARAN itu berbeda.
Akal sehat, atau akal jernih, yang benar-benar sehat,
atau benar-benar jernih, bisa diperoleh dengan cara berusaha sekuat tenaga untuk melepas
kacamata berwarna milik masing-masing secara ikhlas & jujur, melalui latihan yang
berkesinambungan.
Setiap orang, bahkan setiap makhluk, pada akhirnya
nanti akan bisa menemukan (memahami) kebenaran hakiki rahasia alam semesta
ini, yang meng-kait pada perjalanan hidupnya, yang ditempuh oleh masing-masing individu hingga
dicapai sasaran final. Perjalanan hidup, hingga tercapainya sasaran final itu,
pada setiap individu memerlukan waktu yang berbeda-beda, bahkan bisa memerlukan waktu yang
tak terhingga lamanya, melalui berbagai alam-alam kehidupan yang ada, sangat
tergantung dari karma (rentetan perilaku) masing-masing, disertai oleh situasi dan kondisi yang ada.
Alinea terakhir diatas tidak harus dipercaya,
tergantung dari keyakinan yang dipunyai.
Puja Bhakti.
Sembahyang atau puja bhakti yang baik adalah menghormat kepada (siapapun itu) yang telah berjasa buat kebaikan hidup kita, bukan menyembah. Dan bertekat untuk mengamalkan ajaran yang sudah diberitahukan kepada kita. Bukan memohon atau meminta. Kalau berharap ada kebaikan dan rejeki yang datang menghampiri kita itu boleh. Siapa sih yang tak pernah berharap? Belajarlah sampai ke negeri China, supaya tidak seperti katak dalam tempurung dan merasa benar sendiri.
Tulisan ini tidak untuk diperdebatkan, silahkan dikoreksi sendiri saja kalau dianggap salah, atau
abaikan saja. PEACE.
Tuhan.
Semua orang punya Tuhan hanya saja banyak yang tidak kenal dengan baik
atau kenalnya ngawur, hanya berdasarkan "katanya" yang dijadikan imajinasi (delusi). Kalau Tuhan bisa dikenali dengan yang sebenarnya dengan gampang maka pamor Tuhan jatuh, ketahuan rahasia dapurnya, seperti
makhluk saja. Posisikan Tuhan di tempat yang sebenarnya, jangan diberhalakan.
Berhala itu adalah definisi atau uraian tentang Tuhan yang tidak benar. By the way tulisan ini hanyalah sharing pendapat, silahkan meyakini pendapat sendiri.
Uraian tentang Tuhan.
"Tuhan itu maha kuasa tanpa alat, maha
adil tanpa timbangan, hidup tanpa roh, tanpa awal tanpa akhir, tak berkondisi, tak dapat
diapa-siapakan, tak kenal jaman maupun perhentian, tak berarah tak bertempat,
jauh tak terbatas, dekat tak tersentuh, tak diluar tak didalam, halus tak
terpungut, besar tak terhingga, tak terpikirkan".
Menurut penulis, memberhalakan Tuhan itu adalah jika menganggap Tuhan itu jauh
dari keterangan diatas. Menurut anda tentu berbeda, silahkan anda memahami Tuhan sesuai dengan keyakinan sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)