Translate

Selasa, 27 Februari 2018

Kebenaran (b)


Tentang "Kebenaran" hasil perenungan dengan menggunakan akal sehat (akal jernih) :
Yang dianggap “akal sehat” atau “akal yang jernih” oleh masing-masing orang itu berbeda, sangat tergantung dari info-info (pengalaman) yang diterima oleh masing-masing orang tersebut selama ini, baik info-info dari orang tua, dari buku suci yang sering dibaca, dari internet, dari sekolah maupun dari lingkungan, yang membentuk pemahaman pada masing-masing orang menjadi berbeda satu sama lain, atau membentuk karakter cara memahami sesuatu hal itu “benar” atau “salah” pada masing-masing orang menjadi berbeda. Akhirnya yang dianggap sebagai “akal sehat” atau “akal yang jernih” itu bersifat individual.
Dalam menyadari, merenungkan, memikirkan dengan akal sehat, bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima, atau dipercayai, pada masing-masing orang itu berbeda. Pendapatnya tentang “mengandung kebenaran” & “menuju kebahagiaan” pada masing-masing orang itu berbeda. Singkatnya, pengertian & keyakinan masing-masing orang tentang KEBENARAN itu berbeda.
Akal sehat, atau akal jernih, yang benar-benar sehat, atau benar-benar jernih, bisa diperoleh dengan cara berusaha sekuat tenaga untuk melepas kacamata berwarna milik masing-masing secara ikhlas & jujur, melalui latihan yang berkesinambungan.
Setiap orang, bahkan setiap makhluk, pada akhirnya nanti akan bisa menemukan (memahami) kebenaran hakiki rahasia alam semesta ini, yang meng-kait pada perjalanan hidupnya, yang ditempuh oleh masing-masing individu hingga dicapai sasaran final. Perjalanan hidup, hingga tercapainya sasaran final itu, pada setiap individu memerlukan waktu yang berbeda-beda, bahkan bisa memerlukan waktu yang tak terhingga lamanya, melalui berbagai alam-alam kehidupan yang ada, sangat tergantung dari karma (rentetan perilaku) masing-masing, disertai oleh situasi dan kondisi yang ada.
Alinea terakhir diatas tidak harus dipercaya, tergantung dari keyakinan yang dipunyai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar