Tentang "Kebenaran" hasil perenungan dengan menggunakan akal sehat (akal jernih) :
Yang dianggap “akal sehat” atau “akal yang jernih”
oleh masing-masing orang itu berbeda, sangat tergantung dari info-info (pengalaman) yang
diterima oleh masing-masing orang tersebut selama ini, baik info-info dari orang tua, dari buku suci
yang sering dibaca, dari internet, dari sekolah maupun dari lingkungan, yang
membentuk pemahaman pada masing-masing orang menjadi berbeda satu sama lain, atau membentuk
karakter cara memahami sesuatu hal itu “benar” atau “salah” pada masing-masing orang
menjadi berbeda. Akhirnya yang dianggap sebagai “akal sehat” atau “akal yang jernih”
itu bersifat individual.
Dalam menyadari, merenungkan, memikirkan dengan akal
sehat, bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima, atau dipercayai, pada masing-masing orang
itu berbeda. Pendapatnya tentang “mengandung kebenaran” & “menuju kebahagiaan”
pada masing-masing orang itu berbeda. Singkatnya, pengertian & keyakinan masing-masing orang
tentang KEBENARAN itu berbeda.
Akal sehat, atau akal jernih, yang benar-benar sehat,
atau benar-benar jernih, bisa diperoleh dengan cara berusaha sekuat tenaga untuk melepas
kacamata berwarna milik masing-masing secara ikhlas & jujur, melalui latihan yang
berkesinambungan.
Setiap orang, bahkan setiap makhluk, pada akhirnya
nanti akan bisa menemukan (memahami) kebenaran hakiki rahasia alam semesta
ini, yang meng-kait pada perjalanan hidupnya, yang ditempuh oleh masing-masing individu hingga
dicapai sasaran final. Perjalanan hidup, hingga tercapainya sasaran final itu,
pada setiap individu memerlukan waktu yang berbeda-beda, bahkan bisa memerlukan waktu yang
tak terhingga lamanya, melalui berbagai alam-alam kehidupan yang ada, sangat
tergantung dari karma (rentetan perilaku) masing-masing, disertai oleh situasi dan kondisi yang ada.
Alinea terakhir diatas tidak harus dipercaya,
tergantung dari keyakinan yang dipunyai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar