Bagaimana
membedakan antara ketidakmelekatan pada suatu hal atau pada suatu objek dengan ketidakpedulian
atau sikap yang acuh tak acuh ? Apakah keduanya hal yang sama ?
Bagaimanakah
jika latihan untuk mencapai ketidakmelekatan itu dengan menggunakan prinsip
"Kalau dapat OK, kalau tidak dapat tidak apa-apa", artinya dalam mengerjakan
suatu hal kalau tidak berhasil tidak apa-apa, yang penting telah berusaha, kalau
berhasil itu lebih baik.
Penjelasannya
adalah demikian. Ketidakmelekatan itu sangat baik jika dimiliki oleh setiap
orang, dimiliki oleh setiap pemeluk agama apapun itu, karena dengan
ketidakmelekatan seseorang akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang
tercela, misal menjadi seseorang yang serakah dan pembenci.
Ketidakmelekatan
dan ketidakpedulian adalah dua hal yang sangat berbeda. Perbedaan kedua kondisi
tersebut dapat digambarkan dengan dua gelas. Ketidakmelekatan seperti gelas
yang terisi penuh dengan air bening sehingga dari kejauhan gelas tersebut
nampak kosong. Padahal gelas tersebut berisi air jernih dan sangat bermanfaat
untuk mengatasi rasa haus bagi si pemilik gelas. Sedangkan ketidakpedulian itu seperti
gelas yang memang kosong tanpa isi sama sekali. Tidak bermanfaat untuk
mengatasi rasa haus. Kedua gelas tersebut dari kejauhan tampak sama, serupa.
Perbedaan di antara kedua gelas baru dapat diketahui dari jarak dekat.
Demikian
pula perbedaan antara ketidakmelekatan dan ketidakpedulian. Sepintas dari luar
kedua kondisi tersebut nampak serupa. Namun apabila memperhatikan dasar pemikiran
yang terjadi dalam diri masing-masing orang yang memiliki sikap tersebut kiranya
akan nampak jelas perbedaan di antara keduanya. Ketidakmelekatan menjadikan seseorang
selalu siap menghadapi segala kenyataan yang mungkin bertentangan dengan harapan
yang dimiliki. Ia mudah menyesuaikan diri dengan kenyataan yang dihadapi saat ini.
Ia menjadikan kenyataan saat ini sebagai pelajaran. Kenyataan yang baik menjadi
pelajaran untuk ditingkatkan di masa depan. Sebaliknya kenyataan yang buruk
menjadi pelajaran untuk diperbaiki di masa depan. Dengan demikian orang yang
memiliki prinsip hidup "tidak melekat" akan selalu mendapatkan
kemajuan di setiap pengalaman hidupnya.
Sedangkan
ketidakpedulian menjadikan seseorang tidak peduli dengan pengalaman apapun yang
terjadi pada diri sendiri maupun pada orang lain. Ia bahkan cenderung mengulang
kesalahan yang sama yang pernah ia lakukan. Ia tidak berusaha meningkatkan kebahagiaan
yang pernah dialami. Ia tidak peduli dengan kemajuan diri sendiri maupun lingkungan
tempat ia tinggal. Sikap ini tentunya sangat merugikan semua fihak.
Berlatih
ketidakmelekatan haruslah dibarengi dengan pengertian yang benar agar menghindarkan
seseorang terjerumus dalam sikap ketidakpedulian. Dengan demikian sikap mengutamakan
usaha tanpa memperhatikan hasil akhir hendaknya dibarengi dengan upaya belajar
dari pengalaman. Artinya seseorang harus tetap memperhatikan hasil yang dicapai
dari suatu usaha. Seseorang hendaknya mencari penyebab hasil yang baik maupun yang
buruk atas usaha yang telah dilakukan agar dapat dijadikan pelajaran dalam
usaha selanjutnya. Penyebab hasil baik haruslah ditingkatkan agar di masa depan
usaha yang dilakukan memberikan hasil yang lebih maksimal. Sedangkan penyebab
hasil yang tidak baik haruslah dihindari dalam usaha berikutnya. Tindakan
menjadikan pengalaman sebagai pelajaran untuk memperbaiki usaha yang dilakukan
saat ini tersebut adalah tindak nyata sikap ketidakmelekatan. Menyikapi
berbagai suka duka kehidupan dengan cara seperti inilah yang memperbesar kondisi
seseorang dapat mencapai kemajuan serta terhindar dari kemunduran dalam setiap usaha
yang dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar