Translate

Senin, 04 Oktober 2021

Ketidakmelekatan dan Ketidakperdulian

Berikut ini adalah uraian mengenai Ketidakmelekatan dan Ketidakperdulian yang sebagian besar materinya dikutip dari uraian bhante Uttamo Mahatera.

Bagaimana membedakan antara ketidakmelekatan pada suatu hal atau pada suatu objek dengan ketidakpedulian atau sikap yang acuh tak acuh ? Apakah keduanya hal yang sama ?

Bagaimanakah jika latihan untuk mencapai ketidakmelekatan itu dengan menggunakan prinsip "Kalau dapat OK, kalau tidak dapat tidak apa-apa", artinya dalam mengerjakan suatu hal kalau tidak berhasil tidak apa-apa, yang penting telah berusaha, kalau berhasil itu lebih baik.

Penjelasannya adalah demikian. Ketidakmelekatan itu sangat baik jika dimiliki oleh setiap orang, dimiliki oleh setiap pemeluk agama apapun itu, karena dengan ketidakmelekatan seseorang akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tercela, misal menjadi seseorang yang serakah dan pembenci.

Ketidakmelekatan dan ketidakpedulian adalah dua hal yang sangat berbeda. Perbedaan kedua kondisi tersebut dapat digambarkan dengan dua gelas. Ketidakmelekatan seperti gelas yang terisi penuh dengan air bening sehingga dari kejauhan gelas tersebut nampak kosong. Padahal gelas tersebut berisi air jernih dan sangat bermanfaat untuk mengatasi rasa haus bagi si pemilik gelas. Sedangkan ketidakpedulian itu seperti gelas yang memang kosong tanpa isi sama sekali. Tidak bermanfaat untuk mengatasi rasa haus. Kedua gelas tersebut dari kejauhan tampak sama, serupa. Perbedaan di antara kedua gelas baru dapat diketahui dari jarak dekat.

Demikian pula perbedaan antara ketidakmelekatan dan ketidakpedulian. Sepintas dari luar kedua kondisi tersebut nampak serupa. Namun apabila memperhatikan dasar pemikiran yang terjadi dalam diri masing-masing orang yang memiliki sikap tersebut kiranya akan nampak jelas perbedaan di antara keduanya. Ketidakmelekatan menjadikan seseorang selalu siap menghadapi segala kenyataan yang mungkin bertentangan dengan harapan yang dimiliki. Ia mudah menyesuaikan diri dengan kenyataan yang dihadapi saat ini. Ia menjadikan kenyataan saat ini sebagai pelajaran. Kenyataan yang baik menjadi pelajaran untuk ditingkatkan di masa depan. Sebaliknya kenyataan yang buruk menjadi pelajaran untuk diperbaiki di masa depan. Dengan demikian orang yang memiliki prinsip hidup "tidak melekat" akan selalu mendapatkan kemajuan di setiap pengalaman hidupnya.

Sedangkan ketidakpedulian menjadikan seseorang tidak peduli dengan pengalaman apapun yang terjadi pada diri sendiri maupun pada orang lain. Ia bahkan cenderung mengulang kesalahan yang sama yang pernah ia lakukan. Ia tidak berusaha meningkatkan kebahagiaan yang pernah dialami. Ia tidak peduli dengan kemajuan diri sendiri maupun lingkungan tempat ia tinggal. Sikap ini tentunya sangat merugikan semua fihak.

Berlatih ketidakmelekatan haruslah dibarengi dengan pengertian yang benar agar menghindarkan seseorang terjerumus dalam sikap ketidakpedulian. Dengan demikian sikap mengutamakan usaha tanpa memperhatikan hasil akhir hendaknya dibarengi dengan upaya belajar dari pengalaman. Artinya seseorang harus tetap memperhatikan hasil yang dicapai dari suatu usaha. Seseorang hendaknya mencari penyebab hasil yang baik maupun yang buruk atas usaha yang telah dilakukan agar dapat dijadikan pelajaran dalam usaha selanjutnya. Penyebab hasil baik haruslah ditingkatkan agar di masa depan usaha yang dilakukan memberikan hasil yang lebih maksimal. Sedangkan penyebab hasil yang tidak baik haruslah dihindari dalam usaha berikutnya. Tindakan menjadikan pengalaman sebagai pelajaran untuk memperbaiki usaha yang dilakukan saat ini tersebut adalah tindak nyata sikap ketidakmelekatan. Menyikapi berbagai suka duka kehidupan dengan cara seperti inilah yang memperbesar kondisi seseorang dapat mencapai kemajuan serta terhindar dari kemunduran dalam setiap usaha yang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar