Dengan perkataan Guru Agung diatas, diketahui bahwa Guru Agung menolak pemahaman orang bahwa Maha Brahma adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, Sang Pencipta. Pemahaman Maha Brahma sebagai Yang Maha Kuasa dan Pencipta ini adalah salah satu dari 62 pandangan salah yang diuraikan dalam Kitab Suci yang terdapat pada Brahmajala Sutta.
Penjelasan tentang Maha Brahma yang menganggap dirinya Maha Kuasa dan Pencipta, adalah karena hidup di alam surga utamanya di alam dewa Maha Brahma itu sangat lama sekali, maka banyak mahluk di alam tersebut yang salah mengerti dan berpendapat bahwa mereka itu kekal, padahal kehidupan di alam tersebut tidak kekal. Maha Brahma yang disebutkan dalam Brahmajala Sutta tersebut adalah mahluk yang belum mencapai tingkat kesucian, dan pada suatu waktu kelak bila karma baiknya telah habis, maka mereka itu akan meninggal dan terlahir kembali di alam yang lebih rendah, yaitu alam para dewa atau terlahir sebagai manusia sebelum akhirnya berhasil merealisasi Nibbana.
Guru Agung juga berkata dan tertulis dalam Kitab Suci, yang dalam hal ini merupakan hal yang paling penting untuk dipahami apa yang dimaksud. Kata Guru Agung tersebut adalah sebagai berikut :
Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Pemahaman dari perkataan Guru Agung tersebut adalah demikian, bahwa sesuatu yang disebut oleh Guru Agung tadi adalah sesuatu yang tanpa aku atau tanpa diri atau dalam bahasa Pali disebut Anatta. Yaitu sesuatu yang tidak dapat dipersonifikasikan. Sesuatu yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Dan bahwa dengan adanya sesuatu Yang Mutlak, yang tidak berkondisi atau Asamkhata, maka manusia yang berkondisi atau Samkhata dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan atau lingkaran Samsara, yaitu merealisasi Nibbana dengan cara bermeditasi. Nibbana itu oleh orang Jawa disebut atau dipahamni sebagai Sangkan Paraning Dumadi. Yang artinya kira-kira adalah : Tujuan akhir dari semua makhluk hidup.
Kesimpulan dari video ini adalah telah menyampaikan 3 hal, yaitu :
1. Tentang
Tuhan Yang Maha Kuasa Sang Pencipta.
2. Pemahaman
yang keliru tentang Maha Brahma adalah Yang Maha Kuasa, Sang
Pencipta.
3. Adanya
sesuatu yang mutlak, yang kekal tak berkondisi, sehingga manusia dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan, yaitu merealisasi Nibbana dengan cara
bermeditasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar