Kalimat berikut ini yang katanya adalah ucapan Guru Agung Tathagata Sakyamuni, sang Bhagava, yaitu :
Tidak Percaya
Apa Pun, Di Mana Pun Kamu Membacanya Atau Siapa Pun Yang Telah Mengatakannya,
Bahkan Jika Aku Yang Mengatakannya. Kecuali Jika Sesuai Dengan Alasan Dan Akal
Sehatmu Sendiri.
Ucapan tadi
benar diucapkan oleh sang Bhagava atau tidak?
Banyak yang
menyangsikan jika ucapan tersebut persis seperti apa yang pernah diucapkan oleh
sang Bhagava, oleh sang Begawan. Banyak yang bertanya sumbernya dari mana, dari
sutta yang mana.
Ternyata yang
mendekati adalah dari Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 4.65 , yang bunyi
terjemahannya demikian :
Adalah
selayaknya bagi kalian untuk menjadi bingung, O penduduk Kalama, adalah
selayaknya bagi kalian untuk menjadi ragu-ragu. Keragu-raguan telah muncul
dalam diri kalian sehubungan dengan suatu persoalan yang membingungkan.
Marilah, O penduduk Kalama, jangan menuruti tradisi lisan, ajaran
turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan
penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup
kompeten, atau karena kalian berpikir : Pertapa itu adalah guru kami. Tetapi
ketika, penduduk Kalama, kalian mengetahui untuk diri kalian sendiri : Hal-hal
ini adalah tidak bermanfaat; hal-hal ini adalah tercela; hal-hal ini dicela
oleh para bijaksana; hal-hal ini jika diterima dan dijalankan akan mengarah
menuju bahaya dan penderitaan, maka kalian harus meninggalkannya.
Jadi jelas bahwa kalimat Tidak Percaya Apa Pun dan seterusnya itu tidak sama dengan yang diucapkan oleh Begawan, hanya merupakan kesimpulan belaka atau paraphrase yang salah dari ucapan Sang Begawan. Kesimpulan tersebut salah satunya ditulis oleh seorang libertarian bernama John Galt dalam bukunya yang berjudul Dreams Come Due.
Kalama Sutta itu menunjukkan ajaran yang bebas
dari fanatisme, keyakinan membuta, dogmatisme, dan intoleransi. Sutta ini
berisi tentang penerapan sikap ehipassiko seperti yang diajarkan sang Begawan di
dalam menerima ajaranNya. Sang Begawan dalam sutta ini mengajarkan untuk
"datang dan buktikan" ajaranNya, bukan "datang dan
percaya".
Kalama Sutta
memberikan prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh pencari kebenaran dan
berisikan standar yang digunakan untuk menilai segala sesuatu. Kalama Sutta
merupakan kerangka dasar Dhamma. Sang Begawan menasehati orang-orang suku Kalama
untuk meninggalkan hal-hal yang mereka ketahui sendiri adalah hal-hal buruk, dan
mengambil hal-hal yang mereka ketahui sendiri adalah hal-hal baik.
Untuk memastikan seperti yang diucapkan sang Begawan dalam Kalama Sutta diatas mengenai hal-hal yang tidak bermanfaat; hal-hal yang tercela; hal-hal yang dicela oleh para bijaksana; hal-hal yang jika diterima dan dijalankan akan mengarah menuju bahaya dan penderitaan, maka yang harus dilakukan adalah memastikan apakah ajaran yang disampaikan oleh para guru spiritual kepada suku Kalama itu mengandung unsur keserakahan, kebencian dan kebodohan batin atau tidak? Mengarah kepada pembunuhan, pencurian, perzinahan, kebohongan dan mabuk-mabukan atau tidak? Kalau iya, atau salah satu saja yang mengarah ke hal tersebut maka jangan percaya dengan ajaran tersebut dan tinggalkan.
Jadi kata-kata
“Sesuai Dengan Alasan Dan Akal Sehatmu Sendiri” itu jika dipedomani maka
perilaku yang terjadi belum tentu benar dan belum tentu baik, ajaran yang “Sesuai Dengan Alasan Dan Akal Sehat Sendiri” itu belum tentu ajaran yang benar, ajaran
yang benar adalah merupakan hal-hal yang bermanfaat; hal-hal yang tidak tercela;
hal-hal yang tidak dicela oleh para bijaksana; hal-hal yang jika diterima dan
dijalankan akan mengarah pada kesejahteraan & kebahagiaan jangka panjang.
Jika ajarannya seperti itu maka Anda harus masuk & tinggal di dalamnya.
Demikianlah
bahasan singkat mengenai kesimpulan atau yang dianggap sebagai paraphrase dari
kalama sutta yang berbunyi :
Tidak Percaya
Apa Pun, Di Mana Pun Kamu Membacanya Atau Siapa Pun Yang Telah Mengatakannya,
Bahkan Jika Aku Yang Mengatakannya. Kecuali Jika Sesuai Dengan Alasan Dan Akal
Sehatmu Sendiri.
Ternyata yang
dianggap sebagai paraphrase dari Kalama Sutta yang diatas itu salah, karena jika dipedomani
maka hasilnya belum tentu sama dengan yang dimaksudkan dalam Kalama Sutta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar