Translate

Senin, 11 Maret 2019

Jangan Langsung Percaya (b).


Yang tertulis seperti ini :

• Jangan percaya dengan sebuah berita hanya karena engkau mendengarnya.
• Jangan percaya dengan sebuah tradisi hanya karena tradisi itu telah dilakukan selama beberapa generasi.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu ramai dibicarakan orang.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu telah dituliskan ke dalam buku-buku suci.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu diajarkan oleh para guru dan orang-orang tua.
Jika dengan kesadaran, perenungan, akal sehat dan pengalaman sendiri, bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran, menuju kebahagiaan, maka sudah selayaknya untuk menerima dan hidup berdasarkan hal-hal tersebut. (Kalama Sutta; Angutara Nikaya 3.65)

Sepertinya yang tertulis diatas tidak boleh percaya kepada semuanya, padahal tidak. Kalau kita mau merenung sedikit saja, tidak ada yang salah pada tulisan diatas. Kita cuma disuruh berpikir lagi, berpikir seribu kali, atas kebenaran berita-berita yang kita terima melalui panca indera kita. Maksimalkanlah nalar, pikiran dan hati nurani kita berdasarkan pengalaman sendiri, mengandung kebenaran atau tidak, menuju kebahagiaan atau tidak, dan lain sebagainya. Jangan takut kepada siapapun, agar nalar dan hati nurani kita bisa bekerja dengan baik, bersih dan sehat.

Tulisan diatas dapat diartikan, silahkan mempercayai apapun yang dikatakan oleh siapapun (apapun), asalkan sudah dipikirkan masak-masak, dan disesuaikan dengan pengalaman. Jangan ditelan mentah-mentah, sehingga kita bisa tahu (bisa memilah-milah), mana yang sesungguhnya benar (baik), dan mana yang sesungguhnya salah (tidak baik), sebagai hasil dari penyaringan nalar dan perenungan kita yang disesuaikan dengan pengalaman, mengandung kebenaran atau tidak, menuju kebahagiaan atau tidak. Pada gilirannya nanti kita akan bisa menjadi manusia yang bijak, bajik dan arif, tidak serakah, tidak membeci (kasih, welas asih). Tidak salah bertindak, baik itu ucapan maupun perbuatan, yang dapat mengganggu kelestarian harmoni kehidupan disekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar