Yang tertulis seperti ini :
• Jangan percaya dengan sebuah berita hanya karena engkau mendengarnya.
• Jangan percaya dengan sebuah tradisi hanya karena tradisi itu telah
dilakukan selama beberapa generasi.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu ramai dibicarakan
orang.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu telah dituliskan
ke dalam buku-buku suci.
• Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu diajarkan oleh
para guru dan orang-orang tua.
Jika dengan kesadaran, perenungan, akal sehat dan pengalaman sendiri, bahwa
sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran,
menuju kebahagiaan, maka sudah selayaknya untuk menerima dan hidup berdasarkan
hal-hal tersebut. (Kalama Sutta; Angutara Nikaya 3.65)
Sepertinya yang tertulis diatas tidak boleh percaya kepada semuanya, padahal tidak.
Kalau kita mau merenung sedikit saja, tidak ada yang salah pada tulisan diatas.
Kita cuma disuruh berpikir lagi, berpikir seribu kali, atas kebenaran berita-berita yang kita terima melalui panca indera kita. Maksimalkanlah nalar, pikiran dan hati
nurani kita berdasarkan pengalaman sendiri, mengandung kebenaran atau tidak, menuju kebahagiaan atau tidak, dan lain sebagainya. Jangan takut kepada siapapun, agar nalar dan hati nurani kita bisa
bekerja dengan baik, bersih dan sehat.
Tulisan diatas dapat diartikan, silahkan mempercayai apapun yang dikatakan
oleh siapapun (apapun), asalkan sudah dipikirkan masak-masak, dan disesuaikan dengan pengalaman. Jangan ditelan mentah-mentah, sehingga kita bisa tahu (bisa memilah-milah), mana yang sesungguhnya benar (baik), dan
mana yang sesungguhnya salah (tidak baik), sebagai hasil dari penyaringan nalar dan
perenungan kita yang disesuaikan dengan pengalaman, mengandung kebenaran atau tidak, menuju kebahagiaan atau tidak. Pada gilirannya nanti kita akan bisa menjadi manusia yang
bijak, bajik dan arif, tidak serakah, tidak membeci (kasih, welas asih). Tidak
salah bertindak, baik itu ucapan maupun perbuatan, yang dapat mengganggu kelestarian
harmoni kehidupan disekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar