Blog ini menampilkan tulisan-tulisan yang dapat dikategorikan sebagai tulisan : Pengetahuan Benar, Wawasan, Kata-Kata Bijak, Lain-lain. Jika pembaca tidak sependapat dengan tulisan yang ada dalam blog ini, tolong abaikan saja dan lupakan! Terima kasih.
Translate
Sabtu, 06 Januari 2024
Sabtu, 25 Maret 2023
KEBODOHAN BATIN
Jika di hidup
ini seseorang banyak berbuat jahat ; maka di alam kehidupan berikutnya dia akan
berada di alam penderitaan. Demikian pula sebaliknya, barang siapa di hidup ini
banyak berbuat baik ; maka di alam kehidupan berikutnya dia akan berada di alam
bahagia. Hukum alam universalnya begitu. Seseorang yang hidup di alam kehidupan
apapun - akhirnya akan mati juga jika karma yang sedang dia jalani dalam
kehidupannya itu sudah habis, dan akan terlahir kembali masuk ke alam kehidupan
berikutnya yang kondisinya sesuai dengan karma lain sebelumnya yang dia miliki.
Demikianlah yang terjadi secara terus-menerus hingga penyebab dari kelahiran
kembalinya telah berhasil dihancur-leburkan tanpa sisa.
Sesungguhnya
semua alam kehidupan meski disebut alam bahagia adalah alam yang tidak luput
dari penderitaan – karena tidak ada sesuatu pun di alam kehidupan apapun yang
tidak berubah. Perubahan adalah penderitaan, semua akan berakhir meskipun
kemudian akan timbul kembali. Alam-alam kehidupan yang terdiri dari alam-alam
penderitaan dan alam-alam bahagia itu jumlahnya dikelompokkan menjadi 31 alam
kehidupan.
Jika Anda
ingin bahagia sejati selamanya, setelah meninggal nanti - Anda harus tidak
terlahir kembali ke alam kehidupan manapun. Sudah terlepas atau terbebas dari
kungkungan alam kehidupan. Sudah berhasil menghancur-leburkan penyebab hidup.
Caranya adalah dengan menjadi orang suci, tidak memiliki keserakahan, tidak
memiliki kebencian dan tidak memiliki kebodohan batin lagi. Apakah bisa? Bisa -
asalkan memiliki keseriusan berlatih meditasi Samatha dan atau meditasi
Vipassana untuk melengkapi perilaku tidak serakah, tidak membenci dan tidak
gelap batin sebagai penutupnya - yaitu merealisasi hasil tertinggi dari
berlatih meditasi Vipassana, yaitu merealisasi capaian pencerahan sempurna,
yaitu merealisasi Nibbana. Merealisasi Nibbana adalah tujuan dari kehidupan
semua makhluk.
Untuk
merealisasi Nibbana - kita harus berlatih meditasi Vipassana dengan serius,
yaitu serius berjuang, bersemangat, berlatih terus-menerus berkesinambungan
secara bijaksana, tidak dengan hawa nafsu, melainkan mengambil jalan tengah,
yaitu berupaya secara serius tapi rileks.
Demikianlah pengetahuan spiritual ini. Semoga bermanfaat.
Kamis, 02 Februari 2023
PUNNA dan PARAMI
Parami
adalah Kesempurnaan dan Punna adalah Perbuatan Bajik atau Kusala Kamma. Apakah
perbedaan antara Parami dan Punna?
Buddhis dan yang belum mengenal
Dhamma (belum mengenal Hukum Kamma) melakukan perbuatan bajik dalam hidup
mereka. Buddhis adalah orang yang percaya pada hukum kamma. Ketika mereka berbuat
bajik, mereka melakukannya dengan keyakinan pada hukum kamma. Mereka itu mengumpulkan
kamma bajik yang bersekutu dengan kebijaksanaan. Yang belum mengenal Dhamma, yang
belum memiliki pandangan benar juga berbuat bajik. Jika kamma bajiknya membuahkan
hasil pada saat menjelang ajal, mereka mungkin terlahir di alam dewa. Akan
tetapi karena dalam melakukannya tanpa keyakinan pada hukum kamma, maka istana
surgawi mereka dan tingkat kemakmuran mereka akan lebih inferior dibandingkan
dengan yang Buddhis. Meskipun mereka tidak memiliki keyakinan pada hukum kamma,
mereka tetap saja bertanggung jawab atas kamma mereka. Hanya mereka dan bukan
orang lain yang bertanggung jawab terhadap kamma mereka. Kamma anda pada
gilirannya merupakan alasan bagi kebahagiaan dan ketidakbahagiaan anda.
Semasa hidup Tathagata kadang-kadang
mengunjungi alam dewa. Mereka yang terlahir di alam dewa dan bertemu Tathagata
adalah karena kamma bajik masa lampau mereka. Tathagata kadang-kadang juga mengunjungi
alam neraka, beliau melihat mereka yang terlahir disana adalah karena mereka
telah mengumpulkan kamma buruk. Mereka terlahir disana bukan disebabkan oleh
orang lain tetapi semata-mata karena kamma buruk mereka sendiri, seperti
membunuh, mencuri, melakukan perbuatan asusila, berbohong, dan mengkonsumsi makanan
atau minuman yang memabukkan, yang dapat menurunkan kesadaran. Semua perbuatan
buruk ini bisa mengakibatkan kelahiran kembali di empat alam penderitaan.
Itulah sebabnya mengapa anda harus bertanggung jawab pada diri anda sendiri.
Jangan berharap orang lain bertanggung jawab untuk anda, karena tidak ada siapapun
yang bisa mengambil tanggung jawab Anda.
Sekarang, apa perbedaan antara Punna
dan Parami? Kalau Anda melakukan perbuatan bajik dengan niat agar terlahir di
alam bahagia, menjadi seorang kaya, berkedudukan sosial tinggi, dan lain
sebagainya, maka anda hanya melakukan kamma bajik atau Punna. Ini bukanlah cara
untuk memenuhi Parami. Di sisi lain, Ketika anda memberi dana, menjalankan
moralitas atau duduk bermeditasi dengan niat melepas dan mengakhiri
penderitaan. Ini adalah cara dalam memupuk Parami.
Niat terlahir di alam bahagia, atau
terlahir sebagai orang kaya, berkedudukan sosial tinggi, dan lain sebagainya -
itu adalah mengambil, bukan memberi, karena memiliki keinginan, Saya ingin!
Saya ingin! Dan Ketika kita melepaskan kepemilikan atas makhluk hidup atau
benda mati misalnya melakukan fangsen atau berdana dengan niat : Saya berharap
bisa mengakhiri penderitaan, menghapus sebab penderitaan, membersihkan kotoran
batin, maka ini adalah memberi bukan mengambil.
Yang mana yang lebih baik, mengambil
atau memberi? Sudah tentu, memberi adalah lebih baik. Oleh karena itu, mulai
saat ini, apa pun yang akan anda lakukan, agar itu menjadi cara untuk memenuhi
Parami, anda hendaknya membuat suatu aspirasi seperti berikut : Dengan
melakukan ini, semoga saya bisa meninggalkan sebab dari penderitaan. Maka
perbuatan anda akan menjadi cara memenuhi Parami untuk perealisasian Nibbāna,
mengakhiri penderitaan, merealisasi kebahagiaan kekal non inderawi.
Jumat, 27 Januari 2023
AMBISI PENYEBAB KERUNTUHAN
Apabila seseorang memenangkan suatu perlombaan namun tidak berlomba dengan cara yang benar dan adil, apa yang dapat dibanggakan dari kemenangan yang diperoleh dengan cara seperti itu? Bukankah kebanggaan dan kebahagiaan akan muncul bila seseorang menang dengan cara yang berintegritas, adil dan benar? Hal itu merupakan salah satu penyebab keruntuhan, menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan.
Bila kita merenungkan dengan bijaksana, apa sebenarnya tugas utama di dalam kehidupan kita ini? Apakah untuk meraih posisi yang penting? Tentu bukan. Tugas utama kita dalam kehidupan ini adalah memanfaatkan semua pengalaman kehidupan kita sehari-hari untuk memupuk pāramī (kesempurnaan tertinggi hal-hal baik) kita, melemahkan semua kilesa – yaitu kotoran batin dan kemudian menghancurkannya.
Sepuluh parami itu dapat diilustrasikan seperti otot-otot tubuh, misalnya
otot bisep, trisep, dan lain-lain yang harus dilatih agar menjadi kuat dan
besar. Demikian juga kita harus melatih otot-otot kesempurnaan berdana,
kesempurnaan menjaga sīla, dan kesempurnaan lainnya supaya menjadi semakin kuat
dan sempurna. Inilah sesungguhnya tugas penting di dalam kehidupan ini. Kita
sekarang ini masih berputar-putar di dalam saṃsāra - yaitu mati dan terlahir
kembali terus-menerus. Ada kemungkinan perjalanan tersebut tanpa akhir.
Jika Anda harus memilih antara mencapai cita-cita tetapi dengan
mengorbankan kesempatan untuk menanam pāramī - dengan tidak mencapai cita-cita
tetapi dapat memupuk pāramī - maka pilihlah yang kedua yaitu kesempatan untuk
memupuk pāramī - karena hal ini yang dapat membuahkan ketenteraman dan
kebahagiaan dalam kehidupan Anda.
Jadi, bila Anda berambisi untuk mendapatkan posisi sebagai seorang
pemimpin atau apa pun, dan apabila untuk mencapainya Anda harus bersaing dengan
orang lain - maka bersainglah dengan cara yang benar dan sehat tanpa disertai
dengan kilesa, bersainglah dengan disertai tanpa keserakahan (alobha), tanpa
kebencian (adosa) dan tanpa delusi (amoha). Dengan demikian Anda dapat
memanfaatkan semua kejadian di dalam kehidupan ini sebagai ajang untuk melatih
pāramī Anda, melatih hati Anda sehingga setiap kejadian dalam kehidupan Anda
dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas spiritual Anda. Inilah yang paling
penting, bukan justru mencapai kesuksesan duniawi yang didapat dengan melanggar
sīla atau melakukan kamma buruk.
Senin, 23 Januari 2023
MELEPAS GENGGAMAN PADA DUNIA
Pada umumnya manusia memiliki pemahaman yang keliru,
mereka merasa memilikinya, padahal tidak, apakah itu?
1. Badan jasmani.
2. Perasaan.
3. Persepsi.
4. Bentukan-bentukan
pikiran yang menciptakan tindakan.
5. Kesadaran.
Tathagata Sakyamuni mengatakan : Tinggalkanlah apapun di dunia ini, sebab
itu bukanlah milikmu. Maksud Beliau adalah sebagai manusia kita hendaknya tidak
melekati apapun. Apabila sesuatu yang ada pada kita itu sudah tidak ada lagi -
maka ikhlaskanlah itu meninggalkan kita.
Bagi kita yang telah bisa memahami, mengapa “pelepasan” ini adalah hal
mutlak, maka kita akan dengan sukarela melepaskan genggaman erat kita pada
dunia ini, sebab semua hanyalah kosong, rendah, derita, tidak-kekal, dan tanpa-diri
karena selalu berubah.
Oleh karena itu wahai para manusia, apa pun yang bukan milikmu,
tinggalkanlah; bila kalian telah meninggalkannya, hal itu akan membawa menuju
kesejahteraan dan kebahagiaan kalian untuk waktu yang lama.
Yang harus ditinggalkan adalah kemelekatan pada Panca-Khanda – yaitu
kemelekatan pada lima kelompok kehidupan.
Tidak melekati apapun di dunia ini - dalam kehidupan sehari-hari kita –
adalah dengan cara mengambil jalan tengah. Segala sesuatu yang ada pada kita
hendaknya kita manfaatkan untuk kebaikan, untuk ha-hal yang baik, untuk tujuan
yang baik. Jika tujuan baik tercapai, OK, kita bersyukur, tujuan tidak tercapai
tidak mengapa, kita berusaha lagi. Janganlah berlebih-lebihan dalam menyikapi
segala sesuatu yang terjadi.
Demikianlah, mengapa kita hendaknya melepaskan keduniawian, melenyapkan
nafsu-indriya. Karena, ketika kita senantiasa mentoleransi bagi berkembangnya
nafsu-indriya di dalam diri kita, serta memberikan pemuasan-pemuasannya,
sesungguhnya kita adalah orang-orang “bodoh” yang tidak menyadari bahaya dari
nafsu-indriya, perangkap yang disediakan olehnya hanyalah penderitaan. Suatu
masa penderitaan yang panjang diakibatkan oleh pemuasan nafsu indriya tersebut,
yakni terlahirnya kita berulang-ulang di dalam alam-alam keberadaan ; di dalam
SAMSARA.
Semoga semua makhluk berbahagia, bebas dari penderitaan, bebas dari
kebencian, permusuhan, pertentangan, niat jahat, kesakitan, dan kesukaran.
Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka masing-masing.
Demikianlah tulisan ini - semoga bermanfaat.