Ada pertanyaan seperti ini : Saya seorang umat awam yang tentu saja berdoa, selalu berbarengan dengan doa permohonan. Bagaimana cara kerja doa saya sehingga dapat didengar dan dibantu oleh makhluk yang mendengarkannya, dan makhluk apa saja yang mendengarkan doa saya? Dan benarkah dapat benar-benar terkabul sesuai dengan yang diminta di dalam doa-doa saya?
Jawaban : Dalam
Dhamma diajarkan bahwa apabila seorang praktisi Dhamma ingin mendapatkan buah
karma baik sesuai dengan yang diharapkan, maka ia hendaknya memperbanyak
kebajikan melalui ucapan, perbuatan dan pikirannya. Semakin banyak kebajikan
yang dilakukannya, semakin besar pula kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan
yang diinginkannya. Jadi, seorang praktisi Dhamma tidak diajarkan untuk meminta-minta
demi kebahagiaan sendiri tanpa ada usaha melakukan perbuatan baik terlebih
dahulu.
Kebajikan
hendaknya dilakukan setiap waktu. Dengan demikian apabila malam menjelang
tidur, renungkanlah berbagai kebajikan yang telah dilakukan sepanjang hari itu.
Setelah merenungkan kebajikan yang dilakukan, ucapkanlah secara berulang-ulang
dalam hati tekad sebagai berikut : Semoga dengan kebajikan yang telah dilakukan
sampai saat ini aku dapat membuahkan kebaikan dan kebahagiaan sesuai dengan
yang diharapkan. Semoga demikianlah adanya. Semoga semua makhluk berbahagia.
Apabila berbagai
kebajikan yang telah dilakukan tersebut mencukupi untuk mengkondisikan karma
baik berbuah, maka hal yang diinginkan dapat menjadi kenyataan. Namun, jika
setelah dilakukan kebajikan, keinginan belum juga tercapai, janganlah berputus
asa. Terus kembangkan kebajikan sepanjang waktu, maka kebahagiaan tentunya
dapat terwujud apabila telah tiba waktunya.
Seorang praktisi
Dhamma sesungguhnya memiliki keyakinan akan kekuatan Hukum Karma atau perbuatan
sendirilah yang akan memberikan kebahagiaan maupun ketidakbahagiaan. Peranan
makhluk lain sebenarnya tidaklah besar. Oleh karena itu, dalam kepercayaan
praktisi Dhamma, bukan dari Tipitaka, memang dipercaya adanya pengaruh para
dewa dari surga Catumaharajika yang dapat membantu mematangkan karma baik
seseorang agar berbuah sesuai dengan yang diharapkan. Namun, para dewa tersebut
hanya mengkondisikan karma baik seseorang berbuah lebih cepat dari seharusnya.
Jadi, kalau karma baik orang itu tidak mendukung, para dewa pun tidak dapat
membantu. Bantuan mereka dapat diumpamakan sebagai karbit yang mempercepat
kematangan suatu buah yang telah dalam keadaan tertentu, misalnya buah pisang.
Kalau keadaan pisang itu masih terlalu muda, maka sebanyak apapun karbit yang
dipergunakan tidaklah memberikan manfaat. Semuanya tergantung pada kondisi buah
pisang itu sendiri. Demikian pula dengan bantuan para dewa, semuanya tergantung
dari kondisi karma baik orang itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar