Translate

Kamis, 07 April 2022

Kupas Tuntas Agama

Di mana-mana di dunia ini termasuk di Indonesia perselisihan agama itu terjadi. Agama menjelma menjadi seseuatu yang sangat sensitif, berbahaya, mengerikan & sangat menakutkan. Mestinya tidak demikian, justru harus sebaliknya, memberikan kedamaian dan kesejukan. Jika masalah tersebut tabu untuk dicarikan solusi secara benar dan tuntas, kapan masalah tersebut bisa selesai? Solusi tepat untuk menuntaskan masalah kesensitifan agama itu kalau menurut saya adalah dengan cara buka-bukaan, yaitu bertanya sepuasnya dan dijawab dengan baik tanpa disertai oleh rasa benci & nafsu amarah. Hal ini secara teori dan mestinya bisa dilakukan oleh pemuka-pemuka agama, yang dalam hal ini sudah dipastikan terlebih dahulu telah memiliki karakter yang arif & bijaksana. 

Tidak ada agama yang sesat. Yang ada adalah ketidak cocokan agama. Dan karena agama itu berasal dari katanya, kata orang, kata orang tua, kata guru dan kata kitab suci, maka agama itu disebut sebagai keyakinan atau kepercayaan. 

Kenyatannya yang disebut Tuhan itu diam saja bukan? Sebab kalau Tuhan atau tepatnya Yang Maha Kuasa itu tidak diam, bisa  berkomunikasi, maka pamor Tuhan akan jatuh dan ketahuan rahasia dapurnya. Manusia akan menganggap Tuhan sebagai makhluk dan teman meskipun maha kuasa. Akhirnya akan tidak ada manusia yang jatuh ke Neraka, karena dengan kemaha kuasaan Tuhan itu, manusia tahu persis apa yang harus dilakukannya. Kalau sekarang ini manusia rasanya hanya berilusi, berilusi telah bertemu Tuhan, padahal mungkin hanya bertemu dengan makhluk dewa atau makhluk Brahma saja meskipun hal seperti itu kemungkinannya sangat kecil sekali, karena sangat susah, harus memiliki kemampuan batin yang sangat tinggi, yang suci. Manusia merasa doanya telah dijawab oleh Tuhan. Padahal itu terkait dengan hukum tabur-tuai, hukum sebab-akibat atau hukum karma. Manusia telah mempersepsikan Tuhan atau Yang Maha Kuasa itu macam-macam, sebab kitab suci yang ada juga macam-macam. Oleh karena itu, nyata bahwa manusia mempunyai otak untuk berpikir, gunakanlah otak atau pikiran itu dengan sangat baik sehingga tidak bingung dengan ada banyaknya kitab suci, mana yang benar, tapi semuanya baik, yang tidak baik adalah kelakuan pemeluknya. Selain otak, manusia juga memiliki mulut dan telinga yang bisa digunakan untuk bertanya, mendengar dan berpikir, lalu apa lagi?

Indonesia secara teori dan mestinya bisa membudayakan acara bertanya dan dijawab dengan baik dan sabar terkait dengan adanya 6 agama yang diakui. Bisa juga mempelajari agama lain secara mendalam kalau baru tahu kulit-kulitnya saja, karena kulit yang dilihatnya belum tentu dapat menggambarkan isi dalam yang sebenarnya. Jangan cuma persepsi sendiri tentang ajaran agama lain, kemudian sengaja menistakannya. Ayo rakyat yang bersatu dan supaya persatuan itu kokoh adakan budaya buka-bukaan, adakan budaya bertanya sepuasnya dan dijawab sebaik dan segamblang mungkin tanpa disertai oleh rasa benci dan nafsu amarah. Pertanyaan yang belum mampu dijawab saat itu bisa dijawab di waktu lain setelah memperoleh jawaban, termasuk jawaban yang berasal dari bantuan teman seprofesi atau teman sejawat. Adakan acara tanya jawab sampai puas secara ikhlas dan tulus, bukan didasari kebencian, untuk mencari tahu seluk beluk agama lain. Carilah pemahaman tentang agama lain secara mendalam, supaya tahu persis ajaran agama lain yang dipeluk oleh sesama kita sebagai sesama warga negara Indonesia. Supaya akhirnya tahu seluk beluk agama lain dan tahu seluk beluk mengapa teman sesama itu memeluk agama tersebut. Supaya akhirnya kita bisa maklum dengan pilihan-pilihan sesama kita, tidak membencinya, tidak mencela, tidak menista ataupun mempengaruhinya, biarkan mereka bebas merdeka menjalankan perintah agamanya dengan baik dan benar yang dapat menciptakan suasana yang sejuk dan damai. 

Tanya jawab agama sebaiknya dibudayakan, misalnya dilakukan di suatu acara Televisi yang dilakukan oleh pemuka-pemuka agama yang ahli dalam teori dan praktek agama. Seperti acara mimbar agama di televisi itu, tapi ini dilakukan oleh 2 agama yang berbeda. Satu team yang satu khusus bertanya kepada team kedua soal ajaran agama yang dipeluk oleh team kedua. Satu team misalnya terdiri dari 3 orang. Pemuka-pemuka agamanya adalah pemuka agama yang ahli, yang telah menguasai dengan baik seluk beluk agamanya, yang menguasai dengan baik ajaran agamanya teori & prkatek. Tanya jawab agama di acara televisi tersebut bisa ditonton oleh jutaan orang. Hal ini juga dimaksudkan untuk pendidikan kepada masyarakat banyak. Tapi harus dapat memberi contoh tanya jawab yang baik, sabar, berbobot, gamblang serta mencerahkan. Share atau dokumentasikan juga acara tanya jawab agama tersebut di kanal youtube. Saya ulangi, kelompok pertama melulu bertanya tentang ajaran agama yang dipeluk oleh kelompok kedua. Kelompok kedua melulu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kelompok pertama. Dilain waktu setelah tidak ada pertanyaan-pertanyaan lagi dari kelompok pertama, maka kelompok kedua gantian bertanya tentang ajaran agama yang dipeluk oleh kelompok pertama. Dalam bertanya dan menjawab, kalau ada anggota team yang tidak sabar maka moderator harus mengelimirnya dan diganti dengan orang lain yang sudah disiapkan. Kalau di kubu yang sama sampai ada 3 kali penggantian, maka yang keempat dengan terpaksa acara tanya jawab harus dihentikan dan dilanjutkan di waktu yang sudah ditentukan berikutnya. Masyarakat pastinya akan menikmati acara tersebut, masyarakat bisa menilai dan memahami apa yang sudah dipertanyakan dan dijawab. Sehingga tidak ada lagi yang bilang bahwa di salib itu ada jin kafir dan segala macam. Di lain waktu dilakukan lagi diskusi tanya jawab dengan agama yang berbeda lagi, sampai semua 6 agama bisa berkontribusi dalam acara bertanya dan dijawab tersebut. Kalau ada agama yang tidak bersedia berdiskusi karena merasa tidak ada kepentingannya, merasa tidak mempunyai masalah apapun dengan agama lain meski sudah dinista misalnya, tapi ini demi pencerahan kepada rakyat Indonesia, jadi mesti bersedia berkontribusi dalam acara bertanya dan dijawab tersebut. Sehingga pada gilirannya nanti akan terwujud kerukunan yang hakiki, yaitu hilangnya perseteruan antar agama, karena masing-masing kaum bisa memaklumi dan menerima dengan baik keberadaan agama lain yang diyakini dan dipeluk oleh kaum lain.

Sekarang ini ada perselisihan agama karena masing-masing membenarkan ajaran agama sendiri, yang lain salah dan perlu dibuat benar, atau dihilangkan saja. Mereka itu melihat sesuatu itu dengan memakai kacamata berwarna milik masing-masing yang berbeda-beda warna, mestinya tidak memakai kacamata, agar yang dilihat adalah hal-hal yang sebenarnya, apa adanya, tidak termarjinalisasikan oleh warna-warna tertentu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar