Translate

Minggu, 10 April 2022

Batok Kelapa

Biasanya nafsu keinginan dipahami sebagai kotoran batin, padahal keinginan yang baik itu diperlukan untuk melakukan hal-hal baik. Oleh karena itu maka keinginan baik hendaklah tidak disertai dengan nafsu yang menggebu, melainkan tetap mengedepankan jalan tengah. 

Kita ambil contoh percakapan sebagai berikut :

Ketika Anda membeli kelapa muda di pasar dan pada saat membawanya pulang, seseorang bertanya : Mengapa Anda membeli kelapa?

Anda menjawab : Saya ingin memakannya.

Dia bertanya lagi : Apakah Anda ingin memakan batoknya juga?

Anda menjawab : Tentu saja tidak!

Kemudian dia berkata demikian : Saya tidak mengerti. Jika Anda tidak ingin memakan batoknya, mengapa Anda membelinya?

Persoalan diatas dapatlah diterangkan sebagai berikut :

Jika kita berlatih, maka pastilah terlebih dahulu  dimulai dari keinginan untuk berlatih. Jika kita tidak memiliki nafsu keinginan, kita tidak akan bisa berlatih. Merenungkan persoalan tersebut diatas dapat membangkitkan kebijaksanaan.

Apakah Anda juga akan memakan batoknya?

Batok dan sabutnya diperlukan untuk membungkus buah kelapa itu.

Setelah Anda meminum air dan memakan buah kelapa mudanya, batok dan sabutnya Anda buang saja bukan?

Latihan kita juga seperti itu. Kita tidak akan memakan batoknya, tetapi belum waktunya untuk membuang batok itu. Kita mempertahankannya dahulu, sebagaimana kita lakukan terhadap nafsu keinginan. Begitulah cara kita berlatih.

Jika ada seseorang yang ingin menuduh kita memakan batok kelapa, itu urusan mereka. Kita hanya perlu sadar atas apa yang kita lakukan. Bahwa keinginan baik itu bukan tidak perlu kita miliki, keinginan baik itu perlu kita manage dengan baik. Disini kita tidak bicara tentang keinginan yang tidak baik, karena kita selalu berusaha menjauhi keinginan yang tidak baik.

Keinginan baik yang menggebu-gebu itu adalah penderitaan. Supaya tidak ada penderitaan maka perlu diambil jalan tengah. Kalau kita memiliki keinginan yang baik, lakukan dalam tindakan yang semangatnya dalam kategori wajar. Kalau semangatnya berlebihan maka akan mengundang hawa nafsu, nafsu tidak baik. Hawa nafsu itu penderitaan.

Demikianlah uraian tentang keinginan yang berjudul Batok Kelapa. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar