Translate

Selasa, 26 April 2022

BALADA KEHIDUPAN

Manusia hidup selalu mengalami ketidakpuasan yang berulang. Sekarang puas, sekarang senang, nanti kepuasan tersebut hilang, kesenangan tersebut hilang, berganti dengan kekecewaan dan kesengsaraan. Hal tersebut akan terjadi berulang-ulang. Kapankah hal tersebut akan berakhir? Tanpa sikap dan tindakan yang tepat yang juga berulang; kondisi tersebut tidak akan berakhir dan tidak dibatasi oleh kematian.

Waktu selalu berjalan maju, tidak pernah mundur dan suatu kondisi, kejadian atau keadaan tidak akan pernah terulang kembali dengan keadaan yang sama persis. Katanya kesempatan itu tidak akan datang kedua kali. Hidup kita ini tidak pernah terlepas dari perubahan yang terus-menerus setiap saat tanpa henti. Perubahan tersebut membuat kita menderita. Jangankan perubahan yang membuat kita menderita karena kebahagiaan akan berubah menjadi penderitaan. Kondisi yang tetap pun membuat kita menderita, karena kebahagiaan yang tetap dan tidak berubah itu akan membosankan juga. Intinya adalah; perubahan itu membuat kita menderita. Kebahagiaan yang berubah membuat kita menderita, kebahagiaan yang tetap juga membuat kita menderita karena kita bosan, karena kondisi kita sendiri yang berubah, berubah menjadi bosan. Sekali lagi intinya, kalau kita tidak mau disalahkan maka biang keladi dari penderitaan atau Dukkha itu adalah perubahan yang disebut Anicca. Padahal yang lebih dominan, yang bisa kita rubah walaupun sangat sulit adalah nafsu keinginan atau hawa nafsu kita. Perubahan atau Anicca itu kekal. Karena Anicca kekal, maka kitalah yang harus bersikap bagaimana caranya agar Anicca tidak menyebabkan Dukkha, tidak menyebabkan penderitaan. Pusing deh pokoknya. Kasihan deh lu manusia dan juga makhluk hidup yang lain selalu mengalami penderitaan atau Dukkha...

Itulah Dhamma, tulisan ini menceritakan mengenai Dhamma, mengenai kesunyataan atau kebenaran yang ada.

Hawa nafsu adalah kotoran batin disebut Kilesa. Untuk bebas dari Dukkha kita harus tidak memiliki kotoran batin. Kotoran batin atau Kilesa perlu dikikis terus-menerus agar menjadi berkurang, berkurang dan akhirnya hilang sama sekali. Kalau sudah hilang atau sudah berhasil kita hancur leburkan, maka dikatakan kita telah mencapai kebebasan, telah merealisasi Nibbana, telah merealisasi kedamaian abadi. Apakah bisa? Bisa, tapi sulit sekali, perlu usaha keras, perlu berlatih terus-menerus berkesinambungan bahkan sampai melewati banyak sekali kehidupan. Di kehidupan sebagai manusia, perlu mempraktikkan dengan baik dan benar Jalan Mulia berunsur Delapan dengan tekun, juga berkesinambungan, dimana salah satu unsurnya, yaitu unsur yang kedelapan yang paling krusial adalah konsentrasi benar atau meditasi, meditasi Vipassana. Meditasi Vipassana itu merupakan upaya tertinggi dalam mencapai penerangan sempurna, merealisasi Nibbana, merealisasi kedamaian abadi, tercerahkan, yang berarti kotoran batin telah berhasil dihancur-leburkan tanpa sisa. Itulah sebabnya mengapa setiap tindak tanduk, atau perilaku praktisi Dhamma itu selalu dimaksudkan untuk mengikis habis kotoran batin, mengikis Kilesa. Rajin berdana, rajin menjaga Sila, rajin berbuat baik, rajin datang ke Vihara, membaca paritta, mendengarkan Dhammadesana, berlatih meditasi, dan lain-lainnya lagi, semuanya itu adalah dalam upaya menjaga dan memupuk perilaku luhur, perilaku yang baik, yang benar dan yang terarah, yang tujuan akhirnya adalah terkikis habisnya Kilesa yang sudah disebutkan tadi hingga hancur lebur tanpa sisa, merealisasi kedamaian abadi, merealisasi pencerahan, merealisasi Nibbana. 

Itulah balada kehidupan yang dimaksud dalam video ini, bahwa manusia dan juga makhluk lain itu dalam kehidupannya selalu mengalami Dukkha atau penderitaan yang tiada habis-habisnya, berulang terus-menerus dan sambung-menyambung di setiap waktu, di setiap kehidupan yang dilaluinya sebelum mereka itu berhasil menghancur-leburkan kilesa atau kotoran batin berupa hawa nafsu atau nafsu-nafsu rendah yang melekat kuat di setiap individu, dan Dhamma mengajarkan bahwa untuk bisa terbebas dari Dukkha, terbebas dari penderitaan, terbebas dari samudera Samsara yang atinya terbebas dari penderitaan yang terus-menerus di banyak sekali kehidupan sehingga tidak akan terlahir kembali di alam kehidupan manapun, dan merealisasi kedamaian abadi mencapai Nibbana itu, maka guru agung Tathagata Sakyamuni telah menunjukkan jalannya yang bernama Jalan Mulia Berunsur Delapan. Silahkan Jalan Mulia tersebut dipelajari dan dipraktikkan dengan baik dan benar, dengan sungguh-sungguh, tekun, rutin dan berkesinambungan sampai berhasil dengan sempurna. 

Demikianlah uraian tentang balada kehidupan ini, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar