Translate

Kamis, 31 Maret 2022

Berdana dengan Tujuan Tertinggi

Sumber : Bhante Sri Pannavaro Mahathera.

Seorang penganut Buddhisme bertanya demikian, kalau kita gemar berdana dapat membuahkan suara merdu, kemolekan, kecantikan, kesehatan, kekuasaan, banyak pengikut, kebahagiaan di alam dewa, apakah itu benar Bhante? Bhante menjawab : "Benar Saudara, benar sekali."

Tetapi apakah sejahtera itu kekal, apakah suara merdu itu selamanya, apakah kecantikan itu untuk selamanya, apakah kekuasaan itu untuk selamanya, apakah sehat itu untuk selamanya saudara? Tidak.

Sekalipun Anda banyak berbuat baik, dan memetik akibat yang baik pula yang disebut kebahagiaan, apakah kebahagiaan itu kekal? Orang baik pun akan mengalami perubahan, menjadi tua, sakit dan akhirnya kematian menjemput, sudahkah Anda siap menghadapi semua perubahan itu?

Untuk siap itu, berdanalah dengan tujuan tertinggi, tidak sekedar berdana untuk kesejahteraan, supaya rejekinya lancar, badan sehat. Tidak sekedar itu. Ada tujuan berdana yang lebih tinggi, yaitu : Saya berdana untuk mengurangi kotoran-kotoran batin, karena kotoran-kotoran itu lah yang membuat kita menderita, serakah, iri hati, marah, jengkel, benci, dendam. Lalu bagaimana dengan kesejahteraan, kesehatan apakah itu otomatis kita dapat ? ya, otomatis, tidak usah dipikirkan.

Ada satu statement di media sosial yang menjebak kita.Menarik sekali. Dan diyakini bagi mereka yang tidak mengenal ajaran guru agung kita dengan baik, maka akan termakan. Statement itu berbunyi demikian :

Kalau Saudara berdana 4 hal, dan ada maunya 4, maka 4 dibagi 4 dapatnya 1.

Kalau Saudara berdana 4 hal, dan ada maunya 2, maka dapatnya 2.

Kalau Saudara berdana 4 hal, dan ada maunya 1, maka dapatnya 4.

Kalau saudara berdana 4 hal, dan tidak ada maunya sama sekali, yaitu berdana secara tulus, maka dapatnya tidak terbatas.

Jadi, kalau tidak hati-hati, kalau tidak biasa belajar Dhamma, maka akan termakan oleh rumus itu, karena itu adalah bentuk keserakahan tanpa batas. Lalu bagaimana berdana yang baik Bhante? apalagi saya sudah mendengar soal rumus tersebut, begitu saya berdana Bhante mengatakan keserakahannya tanpa batas.

Jawabnya adalah : berdanalah dengan kesadaran, jadi kalau ada maunya apapun yang muncul dalam pikiran kita ketika berdana, maka sadarilah kemauan itu, disadari, disadari, diketahui, diketahui, dengan Sati, dengan perhatian penuh (awareness). Kalau kesadaran muncul, maka kebaikan itu menjadi murni, yang ada hanya tujuan bahwa : Saya berdana untuk membersihkan batin, tidak ada embel-embel yang lain.

Pikiran itu punya kebiasaan mencari dan mendapatkan, mencari dan mendapatkan. Kalau Aku menerima, Aku senang, kalau Aku melepas Aku menderita, sehingga ketika kita belajar melepas, kita kemudian akan berpikir : Aku nanti dapat apa? Itulah habit pikiran kita. Tidak pernah pikiran kita mendapatkan pendidikan, mendapatkan latihan untuk melepas, namun pada saat kita melepas, kita akan mulai bahagia. Dan kalau kita sudah mampu setiap saat selalu melepas, maka kita sudah berhasil memiliki kebahagiaan yang sejati.

Mengenai betapa pentingnya memberikan pendidikan bagi pikiran kita, yaitu latihan untuk melepas, dapatlah diberikan sedikit ilustrasi, saat kita mengucapkan : Semoga semua makhluk berbahagia, kalau kita lihat secara filosofis kapan itu semua makhluk dapat berbahagia? Itu tidak real, itu tidak akan tercapai sampai kapanpun. Benar itu tidak akan tercapai, namun dengan mengucapkan "Semoga semua makhluk berbahagia", maka itu sangat mendidik pada pikiran kita, menurunkan ego, tidak ada kebencian, tidak ada keserakahan.

Ketika kita berdana, hal itu bermanfaat bagi yang menerima, bagi yang menderita, bagi yang terkena bencana, tetapi manfaat yang paling besar adalah bagi orang yang berdana kalau dia memberi dengan pengertian yang benar, berdana dengan tujuan yang tertinggi, yaitu dengan kesadaran bahwa : Saya berdana untuk mengikis kotoran batin. Oleh karena itu maka, berdanalah dengan kesadaran, berdanalah dengan tujuan yang tertinggi, itu adalah berdana yang baik.

Demikianlah uraian video ini, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar