Ada lagu rokhani yang liriknya mengatakan Hidup ini untuk
melayani Tuhan. Melayani Tuhan itu yang bagaimana? Melayani Tuhan itu artinya adalah,
hidup ini paling tidak hendaknya bisa berguna bagi sesama, yang mana adalah sesuai
dengan kehendak Tuhan juga?, tafsir inilah yang harus dipakai, yang harus
dipedomani. Jangan dimaknai sesuai dengan arti harafiahnya. Mengapa? Kalau
melayani Tuhan itu dijalankan menurut arti harafiahnya, lantas apakah kita
harus membuat sesajen untuk Tuhan misalnya? Apakah Tuhan masih memerlukan
pelayanan? Bukankah Tuhan itu maha kuasa? Bisa melayani diri sendiri tanpa
repot? Hanya mengatakan bim salabim semua yang diinginkan dapat terjadi? Jadi
Tuhan dalam hal ini hanyalah merupakan simbol dari yang maha kuasa, dimana kita
tidak bisa terlepas dari hukum-hukum yang sangat berkuasa atas semua alam-alam yang
ada beserta makhluk-makhluk yang ada didalamnya, yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi, kecuali diindahkan & disikapi saja dengan baik dan benar.
Disinilah titik persoalannya, masih banyak orang yang
memaknai Tuhan itu sebagai sosok atau pribadi yang banyak maunya, yang rewel
dengan kehidupan manusia, artinya rewel dengan tingkah polah manusia, mengatur-atur
perilaku manusia, harus begini dan begitu, padahal yang pasti Tuhan itu hanya diam
saja? Disebut-sebut atau dipanggil-panggil dengan suara keras, Tuhan tetap diam
tidak bergeming dan tidak bereaksi apa-apa.
Tuhan itu bisa memenuhi keinginannya sendiri dengan mudah
tanpa harus dilayani. Oleh karena itulah maka Tuhan diam dan tidak rewel. Semua
yang terjadi adalah sesuai dengan hukum alam yang bekerja secara otomatis,
bukan secara manual yang dikerjakan oleh Tuhan.
Semua tulisan yang ada di kitab atau di buku-buku itu
semua adalah karya manusia, makanya berbeda-beda, tidak sama, bukan bersumber
dari Tuhan, tapi kalau bersumber dari makhuk yang spiritualnya tinggi itu mungkin
saja, dan secara logika masih bisa diterima.
Jadi sekali lagi Tuhan itu adalah simbol dari yang maha
kuasa. Yang maha kuasa itu apa? Yang maha kuasa itu adalah hukum alam, hukum
yang berlaku untuk semua alam-alam yang ada. Kalau di dunia contoh dari hukum
tersebut misalnya adalah, kalau memegang api terasa panas, mencelupkan tangan
kedalam air akan basah, dan lain sebagainya.
Bumi, bulan dan bintang yang beredar di garis edarnya
masing-masing itu terjadi karena hukum alam. Jagad raya ini bisa ada juga
karena hukum alam. Jagad raya ini akan hancur, rusak atau kiamat dan akan
terbentuk kembali itu juga karena berlakunya hukum alam. Kita lahir bisa
menjadi diri kita yang sekarang ini juga karena hukum alam, melalui percintaan
atau kejadian yang berlaku pada kedua orang tua kita, tegasnya adalah hasil
pertemuan dari sperma ayah dan sel telur ibu kita.
Hukum alam itu sebaiknya kita sikapi dengan baik dan benar,
agar kita selamat dunia akherat, atau overall selamat, tidak merugi selamanya,
adalah Hukum Sebab-Akibat, Hukum Tabur-Tuai atau Hukum Karma. Hukum Karma itu
dinyatakan dalam hidup kita sebagai berikut :
“Aku adalah pemilik karma ku sendiri, mewarisi karma ku
sendiri, lahir dari karma ku sendiri, berhubungan dengan karma ku sendiri dan
berlindung pada karma ku sendiri. Apapun yang kulakukan, baik maupun buruk, aku
akan mewarisinya.”