Kenapa manusia harus
mati? Karena manusia dilahirkan. Konsekuensi dari kelahiran adalah kematian.
Hukum alamnya begitu. Tidak ada yang abadi. Kecuali bisa melenyapkan kekotoran
batin penyebab kelahiran maka goodbye dengan kematian...
Kecuali dalam
hidupnya yang terakhir sudah tidak memproduksi lagi dosa baru. Sudah tidak ada
lagi hutang dosa yang harus diselesaikan atau dipertanggungjawabkan. Sudah tidak
ada lagi alasan untuk dilahirkan kembali. Sudah padam. Sudah mencapai Nirwana
yang bukan alam kehidupan. Tapi kondisi padam. Kondisi bahagia hakiki
selamanya. Bukan bahagia murahan kesenangan inderawi. Seperti apa? Tidak bisa
diceritakan. Harus dialami sendiri. Semua makhluk nanti pada akhirnya akan
sampai kesana. Tapi harus melalui berbagai macam penderitaan dan juga
kebahagiaan, sesuai dengan raport atau konduite masing-masing di hidup-hidup
sebelumnya, di hidupnya yang lampau, yang telah berlalu. Tanpa dosa? Iya,
menjadi orang suci (Arahat). Sudah banyak sekali yang bisa merealisasikannya.
Tidak percaya? Tidak apa-apa. Sesuatu yang merupakan katanya, kata buku, kata
orang, kata status dan lain-lain itu harus dibuktikan sendiri kebenarannya.
Harus dilalui jalan atau cara pembuktiannya. Yang belum bisa dibuktikan harus
dinalar terlebih dahulu. Logika harus mengatasi "Katanya", mengatasi
"Tulisan". Tanpa dosa (lenyapnya kekotoran batin) itu memang bisa,
tapi sulitnya bukan main, melatih untuk mencapainya bisa memerlukan waktu yang
tak terhingga lamanya, melalui berkali-kali kelahiran dan kematian di alam-alam
kehidupan yang ada, termasuk Alam Surga & Alam Neraka. Meditasi adalah
jalan pintas yang dapat membantu merealisasi Arahat, memerlukan guru yang
mumpuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar