Blog ini menampilkan tulisan-tulisan yang dapat dikategorikan sebagai tulisan : Pengetahuan Benar, Wawasan, Kata-Kata Bijak, Lain-lain. Jika pembaca tidak sependapat dengan tulisan yang ada dalam blog ini, tolong abaikan saja dan lupakan! Terima kasih.
Translate
Kamis, 18 Oktober 2018
Rabu, 17 Oktober 2018
Kegelapan Batin.
Bukan hanya kebencian dan keserakahan yang silih berganti mempengaruhi manusia, tetapi sumber keserakahan
dan kebencian itu sendiri menampakkan dirinya dengan amat jelas
menguasai banyak orang. Sumber itu adalah kegelapan batin.
Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat.
Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan berguna, juga antara yang jahat dan merugikan.
Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan, kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat.
Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan berguna, juga antara yang jahat dan merugikan.
Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan, kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
Dalam kebutaan batin, maka nafsu mendapat kenikmatan materi yang lebih
banyak dan mudah, sekalipun diraih dengan perbuatan yang sangat
merugikan, bahkan menghancurkan yang lain menjadi obsesinya.
Fenomena tentang tidak sadarnya seseorang melakukan tindak kejahatan,
sehingga tidak ada rasa bersalah, bahkan sebaliknya ia menjadi bangga, dan
puas dengan keberhasilannya, itu benar-benar sangat memprihatinkan.
Kegelapan batin yang sangat hebat, yang mengakibatkan tidak ada lagi
secercah sinar pencerahan, akan menghantui kehidupan ini.
Kegelapan
batin itu tidak hanya membuat jiwa seseorang menjadi gelap, tetapi juga
menimbulkan keonaran dalam keluarga, kericuhan di dalam masyarakat,
kekerasan, kekejaman, pelecehan hukum, dan juga pembunuhan.
Kegelapan batin yang bersekutu dengan kekuasaan, senjata, bahkan
teknologi, akan menghancurkan tatanan dunia, peradaban, serta
kemanusiaan.
Bahkan seringkali dengan memakai dalih membela
kebenaran, menegakkan keadilan, membangun demokrasi, menjaga hak azasi,
ataupun mencintai agama, kegelapan batin itu mendorong tindak kekerasan,
karena seolah-olah mendapatkan pembenaran, tetapi berakibat sangat
memilukan.
Bumi ini seolah-olah menangis menyaksikan perilaku umat manusia dalam amuk kegelapan.
Akan tetapi, masih adakah harapan bagi kedamaian?
Setiap umat beragama harus masih mempunyai harapan itu, betapa pun lemahnya cahaya pencerahan.
Keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin berada serta berasal dari dalam diri tiap orang.
Bencana kemanusiaan yang tragis, adalah akibat yang harus dipikul manusia atas perbuatannya sendiri.
Betapa pun sulit dan lemahnya suara pencerahan, tetapi merupakan
kewajiban bagi tiap orang untuk membangun, dan mengukuhkan keyakinan
atas tanggung jawab tiap perbuatannya.
Sikap menghargai tiap
kehidupan, mencintai sesama manusia, menerima perbedaan sebagai realitas
kehidupan, harus menjadi tema utama pendidikan seutuhnya.
Mencintai dan mengasihi, akan membuat seseorang mampu mengendalikan diri, dan memahkotai hidup keseharian dengan etika.
Sungguh tidak mudah menembus kegelapan batin dengan kasih sayang bagi
semuanya. Tetapi, marilah kita mengajak diri kita sendiri dulu, untuk
membuat komitmen yang kuat, dan juga terus menerus berlatih untuk
mengusir kegelapan batin dengan kasih sayang.
Tanpa ada komitmen
yang kuat, dan latihan mental yang terus-menerus, kegelapan batin ini
tidak mungkin bisa pudar hanya dengan menampilkan simbol-simbol, ritual,
ataupun wacana-wacana keagamaan semata.
Dengan memulai dari diri sendiri, kita memberikan keteladanan, dan mengajak keluarga kita, serta semua orang.
(Bhante Sri Pannavaro Mahathera)
Selasa, 16 Oktober 2018
Alam Manusia.
Sebelum dijelaskan tentang Alam Manusia atau Manussabhumi, terlebih dahulu akan dijelaskan secara singkat tentang Kammabhumi, Apayabhumi atau 4 Alam Kemerosotan, dan Kammasugatibhumi.
Kammabhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di
dalamnya adalah makhluk-makhluk yang sangat terikat dengan pancaindera, selalu
ingin memuaskan nafsu-nafsu inderawinya. Kammabhumi terdiri dari Apayabhumi dan
Kammasugatibhumi. Alam Manusia yang disebut Manussabhumi termmasuk dalam
Kammasugatibhumi.
Apayabhumi atau 4 Alam Kemerosotan adalah alam kehidupan yang
menyedihkan, makhluk-makhluk yang ada di dalamnya mengalami penderitaan. Alam terbaik
dari 4 alam ini adalah Alam Binatang.
Kammasugatibhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di
dalamnya menikmati kesenangan inderawi, kecuali di alam manusia atau
Manusabhumi dimana penghuninya yaitu manusia bisa menikmati
kesenangan-kesenangan inderawi maupun didera penderitaan, hal ini sangat
tergantung dari karma masing-masing dan bagaimana cara manusia bisa mengelola keinginan
atau mengelola nafsu-nafsu inderawinya.
Sekarang akan diuraikan
tentang Alam Manusia atau Manussabhumi.
Alam Manusia, dalam bahasa Pali disebut manussabhumi. ‘Manussa' terdiri
dari dua kosakata, yaitu 'mano' yang berarti 'pikiran, batin', dan 'ussa' yang
berarti 'tinggi, luhur, meningkat, berkembang'. Manussa atau manusia adalah
suatu makhluk yang berkembang serta kukuh batinnya, yang tahu serta memahami
sebab yang layak, yang tahu serta memahami apa yang bermanfaat dan apa yang tidak
bermanfaat, yang tahu serta memahami apa yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan
kejahatan. Manusia yang bertempat tinggal atau hidup di empat jaman atau empat masa, yaitu masa Uttarakurudipa, masa Pubbavidehadipa, masa Aparagoyanadipa, dan masa Jambudipa. Umat manusia yang berada di masa Uttarakurudipa berusia sampai seribu tahun, yang berada di masa Pubbavidehadipa berusia sampai tujuh ratus tahun, yang berada di masa Aparagoyanadipa berusia sampai lima ratus tahun, sedangkan yang berada di masa Jambudipa berusia tidak menentu, tergantung kadar kebajikan serta kesilaan yang dimiliki. Pernah terjadi bahwa umat manusia tidak begitu mengindahkan kebajikan serta kesilaan sehingga usia rata-rata umat manusia menjadi sependek 10 tahun.
Pada jaman Guru Agung
(Tathagata), usia rata-rata umat manusia ialah 100 tahun. Diprakirakan bahwa
setiap satu abad, usia manusia memendek selama satu tahun. Karena Guru Agung
telah mangkat sejak dua puluh lima abad yang lampau, usia rata-rata umat
manusia pada saat sekarang ini ialah 75 tahun.
Seorang Sammasambuddha,
yaitu orang yang mencapai tahap ke-Buddha-an, atau orang yang telah berhasil
meraih penerangan sempurna dengan usaha sendiri dan memiliki pengikut, tidak
akan muncul apabila usia rata-rata manusia lebih pendek dari 100 tahun, karena
kesempatan bagi kebanyakan orang untuk dapat memahami kebenaran Dhamma terlalu
singkat, tetapi juga tidak akan muncul apabila lebih panjang dari 100,000
tahun, karena kebanyakan orang akan merasa sulit untuk dapat menembus hakikat
ketidak-kekalan atau kefanaan hidup. Seorang Sammasambuddha hanya terlahirkan
di masa Jambudipa, tidak pernah terlahirkan di tiga masa lainnya, apalagi di
alam-alam kehidupan selain alam manusia.
Saat ini.
Segala yang datang hadapi.
Segala yang telah pergi jangan dicari.
Segala yang belum datang jangan dinanti.
Senin, 15 Oktober 2018
Hujan.
Kita tidak bisa mengatur dunia luar kecuali diri kita
sendiri. Kita tidak bisa menghentikan hujan, dan supaya tidak basah pakailah
payung.
Agama Indonesia.
Kamis, 11 Oktober 2018
Tuhan tidak butuh.
Menurut logika, Tuhan Anda akan lebih
menghargai manusia yang bisa berguna bagi kebaikan sesama, kebaikan jasmani
& rokhani sesama yang berkualitas, yaitu cukup sandang, cukup pangan, ada tempat tinggal, serta jasmani & rokhani nya sehat, dan kebaikan alam sekitar yang
lestari, bukan kebaikan kepada Tuhan. Tuhan Anda itu tidak membutuhkan
pengakuan, sembah & persembahan.
Langganan:
Postingan (Atom)