Panca Niyama, adalah Hukum Alam Semesta, atau hukum alam, adalah
hukum-hukum yang bekerja di seluruh alam semesta, biasa juga disebut Niyama
Dhamma. Niyama Dhamma terdiri atas kata Dhamma, yang artinya segala sesuatu,
dan Niyama, artinya ketentuan atau hukum. Dengan demikian, Niyama Dhamma
berarti hukum universal, atau hukum segala hal. Niyama Dhamma merupakan hukum
abadi yang bekerja dengan sendirinya. Hukum ini bekerja sebagai hukum sebab
akibat, dan membuat segala sesuatu bergerak, sebagaimana dinyatakan oleh ilmu
pengetahuan modern, seperti ilmu Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi, Psikologi,
dan sebagainya.
Hukum alam ini dapat dibagi ke dalam lima kelompok :
Yang pertama Utu Niyama, adalah hukum yang mengatur kepastian pergantian
musim dan perubahan-perubahan temperatur di alam semesta ini. Hukum ini
mencakup semua fenomena anorganik, termasuk hukum-hukum dalam fisika dan kimia.
Hukum ini mengatur kepastian pergantian musim.
Contohnya adalah, peristiwa terjadinya hujan, halilintar, gempa bumi, erupsi,
angin topan, elektron, temperatur, iklim, peredaran planet-planet &
bintang-bintang, terbentuk dan hancurnya bumi, planet, tata surya, galaksi, dan
segala sesuatu yang bertalian dengan energi.
Yang kedua adalah Bija Niyama, adalah hukum yg mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan genetika. Hukum ini
mencakup semua gejala organik seperti dalam biologi. Adalah hukum kepastian
atau keteraturan biji, yang mengatur kehidupan tumbuh-tumbuhan, yaitu biji-biji
tertentu akan menghasilkan tanaman atau buah tertentu, buah-buah tertentu
memiliki cita rasa tertentu.
Contoh lainnya adalah, mutasi gen manusia, pembuahan, proses
perkembang-biakan makhluk hidup, hewan atau tumbuhan, dan pewarisan sifat
makhluk hidup.
Yang ketiga adalah Kamma Niyama, merupakan kepastian atau keteraturan
kamma. Adalah hukum moralitas, yaitu Hukum Sebab-Akibat atau Hukum Kamma.
Adalah hukum yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan etika / perbuatan.
Segala tindakan yang disengaja atau tidak disengaja akan menghasilkan sesuatu yang
baik atau buruk. Kamma buruk menghasilkan penderitaan. Kamma baik menghasilkan
kebahagiaan.
Yang ke empat adalah Citta Niyama, adalah hukum yang mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan psikologi. Citta Niyama merupakan kepastian atau keteraturan
kesadaran, yang mengatur kepastian kemunculan dan kelenyapan kesadaran (citta).
Sangat terkait dengan pikiran, bagaimana proses kesadaran bekerja. Hukum ini
bekerja pada memori manusia, dan psikis seseorang. Hukum ini mengatur pertalian
kerja antara sesuatu yang hidup dan mati.
Contoh : proses bekerjanya pikiran, sifat-sifat batin, dan lain lain.
Yang kelima adalah Dhamma Niyama, merupakan kepastian atau keteraturan
dhamma, adalah hukum yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran
semesta, hukum yang mengatur kepastian fenomena-fenomena lain, yang tidak
termasuk di empat hukum di atas. Hukum ini mencakup konsep abstrak yang
dikembangkan manusia, seperti dalam ilmu matematika, dimana realitas alam
dijelaskan dalam bentuk abstrak (tidak berwujud).
Contoh : bumi bergetar, atau gejala alam muncul ketika Boddhisatta lahir,
pencapaian penerangan sempurna, parinibbana Buddha, dan lain-lain. Semua itu
terjadi karena Dhamma Niyama, bukan Utu Niyama.