Translate

Kamis, 05 Mei 2022

Umat Buddha menyembah patung ???

Dalam peribadatan di Vihara, umat Buddha sering melakukan gerakan bersujud sebagaimana yang dilakukan oleh umat Islam di mesjid. Bedanya umat Islam di seluruh dunia sujudnya diarahkan ke satu titik yaitu titik dimana Ka’bah berada. Di Vihara, Umat Buddha sujudnya diarahkan ke Buddha Ruppang. Jadi sujudnya umat Buddha itu arahnya tidak ke satu titik tertentu misal ke barat, ke timur dan lain sebagainya, melainkan seperti para peserta upacara bendera yang menghormat kepada bendera merah putih, tidak harus menghadap ke arah tertentu, tetapi ke arah bendera merah putih yang sudah dikibarkan sebagai lambang negara Indonesia yang layak untuk dihormati, dicintai dan dibanggakan.

Tadi dikatakan umat Islam bersujud menyebah Allah Subhanahu wa ta'ala dengan arah dimana Ka’bah berada. Kalau sholat nya di tempat dimana Ka’bah berada, maka mereka tidak menyembah ke arah tertentu, melainkan ke arah Ka’bah di depan mereka, sehingga seolah-olah mereka menyembah Ka’bah itu sendiri, padahal tidak, mereka itu menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala. Ka’bah hanya sebagai acuan satu tujuan yaitu menyembah kepada yang satu yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala. Demikian pula halnya dengan umat Buddha, mereka tidak menyembah Buddha Rupang, mereka itu bersujud sebagai manifestasi dari penghormatan, memuji dan menjunjung tinggi keluhuran sifat-sifat Sang Buddha yang telah mencapai penerangan sempurna, merealisasi Nibbana, merealisasi kedamaian abadi dan telah parrinibbana. Mereka menghormat, memuji dan menjunjung tinggi keluhuran sifat-sifat Sang Buddha yang tiada bandingannya seraya berjanji kepada diri sendiri untuk bertekad meneladani sifat-sifat luhur Sang Buddha dalam upayanya merelisasi Nibbana. Penghormatan yang mendalam dan tulus tidaklah cukup dengan melakukan gerakan tangan menghormat, tetapi dengan melakukan gerakan bersujud, bukan berarti menyembah.

Sang Buddha telah parinibbana, sudah tidak ada lagi di dunia ini, akan tetapi beliau telah mewariskan ajaran Dhamma kepada umat manusia. Kata-kata beliau yang terangkum dalam paritta-paritta suci itu jika dibaca dan dipahami dengan benar dengan penuh penghayatan itu bersifat Niyanika, yaitu mempunyai kemampuan untuk menuntun kita keluar dari samsara, memurnikan batin merealisasi Nibbana.

Menghormat, memuji dan menjunjung tinggi keluhuran sifat-sifat Sang Buddha secara tulus itu dapat diartikan sebagai berlindung kepada Buddha. Terlindungi oleh perbuatan sendiri, karena masing-masing kita memiliki benih-benih kebudhaan, memungkinkan kita bisa merealisasi kesucian tertinggi terbebas dari Samsara, terbebas dari dukkha. Kita menjadi pulau bagi diri kita sendiri dengan cara meneladani sifat-sifat luhur sang Buddha, meneladani sifat-sifat yang maha bajik dan maha bijaksana Sang Buddha.

Demikianlah penjelasan tentang bersujudnya umat Buddha di hadapan Buddha Rupang, semoga bermanfaat. 

Tiratana tempat perlindungan terbaik

Tiratana bahasa Pali artinya adalah Tiga Permata, berlindung kepada Tiratana berarti berlindung kepada Tiga Permata. Tiga Permata itu adalah Buddha, Dhamma dan Sangha. 

Buddha dulunya adalah seorang pangeran bernama Siddharta Gautama dari kerajaan kecil di kota Kapilavastu Jambudipa di kaki gunung Himalaya Timur laut India. Pangeran Siddharta lahir pada tahun 623 sebelum masehi  yang kemudian meninggalkan istana memasuki hutan bermeditasi mencari solusi untuk mengatasi derita kehidupan umat manusia. Solusi yang beliau peroleh berupa pencerahan sempurna menjadi Buddha yang berhasil beliau raih tepat di bulan purnama sidhi tepat di usia beliau yang ke 35 tahun setelah menjalani pertapaan di bawah pohon Bodhi selama 6 tahun. Solusi yang berhasil beliau ungkap dan temukan sendiri itu adalah kesunyataan rahasia alam yang kemudian beliau ajarkan kepada murid-muridnya. Ajaran tersebut disebut Dhamma. Sang Buddha parinibbana tepat di bulan purnama sidhi di usia 80 tahun. 

Dhamma adalah ajaran Buddha yang didalamnya meliputi cara untuk melenyapkan penderitaan yang senantiasa dialami oleh umat manusia guna meraih kedamaian abadi merealisasi Nibbana.

Sangha adalah pesamuan atau persaudaraan para Bhikkhu, pewaris dan pelestari ajaran Buddha yang sejati.

Kembali ke topik, berlindung kepada Tiratana itu dasarnya adalah karena adanya kemauan untuk berlindung kepada Tiratana disertai dengan Pengertian yang benar dan Perasaan yang mantap tiada keraguan.

Yang pertama adalah Berlindung kepada Buddha. Secara singkat dan sederhana dapatlah diuraikan sebagai berikut :

Sang Buddha adalah guru Dhamma yang agung, junjungan tertinggi yang telah parinibbana. Berlindung kepada Buddha bukan berarti berlindung kepada sosok Buddha Gautama, kepada para Buddha atau kepada ruppang Buddha dari gangguan fisik dan psykis. Sang Buddha telah parinibbana, sudah tidak ada lagi di dunia ini. Akan tetapi beliau telah mewariskan ajaran Dhamma kepada kita semua, bahkan kepada semua makhluk. Kata-kata yang pernah beliau ucapkan yang tertulis di Tipitaka itu jika kita baca mengandung kekuatan buat keselamatan dan kemajuan perjalanan hidup kita menuju ke lenyapnya dukkha. Kalau kita membaca paritta dengan penuh perhatian dan penuh penghayatan maka akan dapat membantu memurnikan batin kita, batin dan perangai kita dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu paritta selalu dibaca atau diucapkan pada setiap ada penyelenggaraan acara. Paritta dapat memberikan kontribusi positif bagi yang mengucapkan maupun bagi yang mendengarkannya dengan baik. Berlindung kepada Buddha itu bukan berlindung kepada pihak luar, melainkan terlindungi oleh perbuatan sendiri, karena masing-masing kita memiliki benih-benih kebuddhaan, maka berlindung kepada Buddha itu memungkinkan kita bisa merealisasi kesucian tertinggi terbebas dari dukkha. Kita menjadi pulau bagi diri kita sendiri dengan cara meneladani sifat-sifat luhur sang Buddha, meneladani sifat-sifat yang maha bajik dan maha bijaksana Sang Buddha. Jadi, berusaha dengan sungguh-sungguh meneladani sifat-sifat luhur sang Buddha yang maha bajik dan maha bijaksana itulah yang dimaksud dengan berlindung kepada Buddha.

Yang kedua adalah berlindung kepada Dhamma. Secara singkat dan sederhana dapatlah diuraikan sebagai berikut :

Dhamma adalah kesunyataan atau kebenaran yang ada di setiap kondisi dan di setiap waktu. Dhamma atau ibaratnya segenggam daun yang kita pelajari, kita pahami dan kita praktikkan dengan baik dan benar itu antara lain adalah mengenai Empat Kebenaran Mulia. Mengenai Anicca, Dukkha dan Anatta. Mengenai Hukum Karma. Mengenai Paticcasamuppada atau Duabelas Mata Rantai Sebab–Musabab Yang Saling Bergantungan. Mengenai 31 Alam Kehidupan. Mengenai Dana, Sila dan Samadhi. Mengenai Sila, Samadhi dan Panna. Mengenai Uphosata. Mengenai Jalan Mulia Berunsur Delapan. Mengenai Pencerahan. Mengenai Nibbana, dan lain-lain. Semuanya tercakup dalam Tipitaka.

Berlindung kepada Dhamma itu artinya memahami ajaran Dhamma dan menpraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik, benar, tekun dan berkesinambungan. Bukan berlindung secara harafiah kepada Dhamma, atau asal kita mengucapkan aku berlindung kepada Dhamma lalu secara serta merta Dhamma akan melindungi kita dari ancaman fisik dan psykis. Tidak seperti itu. Kalau kita berperilaku selaras dengan ajaran Dhamma yang telah dibabarkan secara sempurna oleh guru agung kita Sang Buddha, dimana dalam hal ini kita menjalani Pariyatti, Patipatti dan Pativedha maka artinya kita telah berlindung kepada Dhamma.

Berlindung kepada Dhamma dengan baik itu artinya jika kita telah memahami dan mempraktikkan ajaran Dhamma Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.

Yang ketiga adalah berlindung kepada Sangha. Secara singkat dan sederhana dapatlah diuraikan sebagai berikut :

Sangha yang dimaksud adalah Ariya Sangha. Ariya Sangha adalah pesamuan atau persaudaraan para Bhikkhu  yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian Sotapanna, Sakadagami, Anagami dan Arahat. Ariya Sangha adalah pengawal dan pelindung Dhamma, mengajarkan Dhamma kepada orang lain untuk ikut melaksanakannya sehingga mencapai Nibbana. Dalam mempraktikkan Dhamma secara baik, benar, dan efektif sesuai dengan kondisi kita, kita membutuhkan bantuan Sangha yang telah mengenal jalan pembebasan.

Berlindung kepada Sangha bermakna menghormati Sangha sebagai pewaris dan pelestari ajaran Buddha yang sejati. Kita meneladaninya sebagai panutan praktek Dhamma dalam kehidupan sehari-hari.

Kepada Sammuti Sangha, yaitu Persaudaraan para Bhikkhu biasa yang belum mencapai tingkat-tingkat kesucian, kita harus menghormatinya, karena para beliau ini mengemban amanat Sang Buddha sebagai penyebar Dhamma yang hidupnya berada di jalan Dhamma.

Jadi sekali lagi berlindung kepada Sangha itu artinya kita menghormat kepada Sangha sebagai pewaris dan pelestari ajaran Buddha yang sejati, dan dalam kehidupan sehari-hari kita meneladaninya sebagai panutan dan pembimbing praktek Dhamma menuju pencapaian Nibbana.

Perlindungan menuju pencapaian Nibbana ini adalah perlindungan terbaik.

Demikianlah uraian tentang Tiratana sebagai tempat perlindungan terbaik, semoga bermanfaat, 

Selasa, 26 April 2022

Biografi Nelson Mandela

Sumber : idsejarah.net - Nelson Rolulahla Mandela lahir pada tanggal 18 Juli 1918 di Mvezo dan meninggal pada tanggal 5 Desember 2013. Ayahnya bernama Gadla Henry Mphakanyiswa yang merupakan seorang kepala suku setempat serta anggota dewan kerajaan. Sedangkan ibunya bernama Nosekeni Fanny.

Nelson Mandela merupakan anak terakhir dari tiga belas bersaudara dari keempat istri ayahnya. Ia terlahir dari keluarga Kerajaan Thembu dan bersuku Xhosa, salah saku suku yang berbahasa Xhosa di Afrika Selatan. Suku ini kemudian dikenal dengan suku Tambookie pada abad ke – 19.

Ketika Mandella dilahirkan di Mvezo, Transkei pada 18 Juli 1918, Mandella kemudian dipindah ke Qunu saat berumur 9 tahun. Masa kecil Nelson Mandela dihabiskan bersama dua saudarinya di Desa Qunu, Afrika Selatan dan seringkali mengembala sapi bersama teman temannya. Ia memiliki nama kehormatan di klannya yaitu Madiba. Mandela merupakan orang pertama dalam keluarganya yang bersekolah sedangkan saudaranya kebanyakan buta huruf karena tidak bersekolah.

Sejak umur 7 tahun, Mandela bersekolah di methodis dan ia kemudian di baptis serta mendapat nama “Nelson” dari gurunya yang seorang metodis. Walaupun sudah memiliki nama baptis, Mandela lebih sering dipanggil Madiba ketika bersama kelompok sesukunya. Ketika berumur 9 tahun, ayah Mandela meninggal karena sakit yang tak diketahui. Mandela meyakini ayahnya terkena serangan paru – paru. Setelah ayahnya meninggal, Mandela merasa terabaikan. Ibunya kemudian mengirimnya ke istana “Great Place” di Mqhekezewni dan diasuh oleh kepala suku Jongintaba Dalindyebo.

Nelson Mandela menganggap bahwa ia diperlakukan layaknya anak kandung oleh Jongintaba dan istrinya Noengland. Di Mqhekezweni, Mandela belajar Bahasa Inggris, Xhosa, sejarah dan geografi. Ia mulai tertarik pada sejarah Afrika setelah mendengar cerita dari pengunjung istana tua dan mulai terpengaruh retorika anti imperialisme Kepala Suku Joyi. Namun ia masih menganggap bahwa orang Eropa sebagai penolong bukan penindas.

Ketika berumur 16 tahun, Mandela, Justice dan teman temannya berangkat ke Tyhalarha untuk menjalani ritual sunat sebagai simbolis bahwa mereka telah dewasa kemudian setelah ritual, Mandela diberi nama “Dalibunga”.

 Pendidikan Nelson Mandela.

Nelson Mandela masuk Clarkebury Boarding Institute dan mempelajari kebudayaan barat pada umur 16 tahun. Setelah menyelesaikan sekolahnya selama dua tahun, Mandela pada tahun 1937 pindah ke Healdtown, perguruan Methodis di Fort Beaufort yang juga dihadiri sebagian besar keluarga dari raja Thembu, termasuk Justice. Selama di Healdtown, ia lebih banyak belajar mengenai superioritas budaya dan pemerintahan Inggris. Namun Nelson Mandela justru lebih tertarik pada budaya Afrika pribumi.

Pada tahun 1934, Nelson Mandella memulai program B A (Bachelor of Arts) di Fort Hare University dimana ia bertemu Oliver Tambo dan K D Matanzima yang merupakan kawan dan kolega setianya. Di sana, ia belajar mengenai Bahasa Inggris, antropologi, politik, pemerintahan pribumi dan hukum Belanda Romawi pada tahun pertama. Bahkan ia mengutarakan ingin menjadi penerjemah atau juru tulis di Departemen Urusan Pribumi.

Nelson Mandela mengambil kelas tari ballroom serta terlibat dalam pementasan Abraham Lincoln. Setelah menentang kebijakan-kebijakan universitas seperti terlibat dalam aksi boikot SRC (Students Representive Councill) terhadap kualitas makanan, ia kemudian diminta untuk keluar dan Mandela pun pindah ke Johannesburg serta melanjutkan studinya ke University of South Africa setelah mengambil studi hukum di Universitas of the Witswatersrand.

Pada awalnya, Nelson Mandela berfikir bahwa Britania bukanlah kolonialis Afrika Selatan. Namun setelah ia melihat bagaimana perlakuan kulit putih Britania kepada kulit hitam yang dikenal dengan gerakan apartheid, akhirnya ia tersadar dan Mandela memutuskan bergabung dalam organisasi African National Congress yang bergerak memperjuangkan kemerdekaan Afrika Selatan.

Setelah bergabung dengan ANC, Mandela semakin dipengaruhi pemikiran Sosilu dan banyak menghabiskan waktu bersama Sosilu termasuk dengan teman lamanya Oliver Tambo. Pada tahun 1943, Mandela bertemu Anton Lembede, seorang nasionalis yang menentang front ras bersatu dalam kolonialisme dan imperialisme atau aliran dengan kaum komunis.

Meski Nelson Mandela berteman dengan orang-orang kulit putih dan orang komunis, Nelson Mandela mendukung sepenuhnya pandangan Lembede, dan percaya bahwa rakyat Afrika Selatan harus bebas dari penjajahan Britania dan menentukan nasibnya sendiri.

Di rumah Sosilu, Mandela berkenalan dengan seorang wanita bernama Evelyn Mase, seorang perawat sekaligus aktivis ANC dari Engcobo, Transkei. Keduanya kemudian menikah pada tahun 1944, dan dari Evelyn Mase mendapatkan anak pertama bernama, Madiba “Thembi” Thembekile yang lahir pada bulan Februari 1946, dan seorang putri bernama Makazie yang lahir tahun 1947 namun meninggal setelah 9 bulan kemudian akibat penyakit miningitis.

Dalam rapat umum Durban, Nelson Mandela berpidato dihadapan 10.000 orang dan berkampanye memprotes pemerintahan, karena kegiatan anti apartheid nya, Mandela kemudian ditangkap. Seiring berjalannya waktu, banyak aktivis ANC yang tertangkap. Dari anggota ANC sebanyak 20.000 berkurang menjadi 10.000. Pemerintah melakukan penangkapan masal dan mengeluarkan Undang Undang Keselamatan Umum 1953 untuk melegalkan penangkapan tersebut dengan menerapkan darurat militer.

Mandela berulangkali ditahan karena melakukan aktivitas menghasut. Mandela diadili di pengadilan pada tahun 1955 hingga 1961 dan pada akhirnya ia divonis bersalah. Pada tahun 1961, Mandela dan Partai Komunis Afrika Selatan mendirikan militan Umkhonto we Sizwe.

Pada tanggal 5 Agustus 1962, Mandela dipenjarakan di Marshall Square Johannesburg Fort atas tuduhan melakukan penghasutan kepada buruh untuk melakukan mogok kerja serta keluar negeri tanpa izin. Kemudian pada tanggal 25 Oktober 1962, ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara, dan pada tanggal 12 Juni 1964, ia dijatuhi hukuman seumur hidup.

Pada bulan Februari 1985, Mandela menolak pembebasan dengan syarat menghentikan perjuangan bersenjata. Mandela dibebaskan pada tanggal 11 Februari 1990 atas perintah Presiden Willem de Klerk setelah mendapat tekanan dari seluruh dunia. Mandela dan Klerk kemudian mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 1993 dan melakukan pemilu multi ras pada tahun 1994.

Nelson Mandela terpilih sebagai presiden dan menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak Mei 1994 hingga Juni 1999. Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama dengan Klerk sebagai Deputi presiden. Mandela juga dianggap sebagai tokoh anti diskriminasi orang kulit hitam atau apartheid. Pemerintahan Mandela berfokus pada usaha penghapusan apartheid dengan memberantas rasisme, kemiskinan dan kesenjangan serta rekonsiliasi.

Permasalahan AIDS menjadi permasalahan yang paling disesalkan Mandela karena ia tidak terlalu memperhatikan masalah tersebut. Anak Mandela, Makgatho Mandela meninggal pada tanggal 6 Januari 2005 setelah terserang AIDS.

Akhir Apartheid.

Nelson Mandela banyak mendapat pendukung dari Zambia, Zimbabwe, Namibia, Libya, dan Aljazair. Kemudian ketika Mandela pergi ke Swedia, ia ber reuni dengan Tambo lalu ketika di London, ia tampil dalam sebuah konser An International Tribute for a Free South Africa di Wembley Stadium.

Saat mendorong negara-negara lain untuk mendukung sanksi terhadap pemerintah apartheid, di Prancis Mandela disambut oleh presiden Prancis Francois Mitterrand, di Kota Vatikan ia disambut oleh Paus Yohanes Paulus, sedangkan di Inggris ia bertemu dengan Margaret Thatcher. Saat di Amerika, ia bertemu dengan presiden George H W Bush dan berpidato dalam Kongres, ia sangat terkenal di kalangan masyarakat Afrika Amerika.

Saat di Kuba, Mandela bertemu dengan Fidel Castro yang telah lama ia kagumi dan keduanya kemudian bersahabat. Di Asia Mandela bertemu dengan Presiden R Venkataraman dari India, Presiden Soeharto dari Indonesia, dan Perdana Menteri Mahathir Mohammad di Malaysia sebelum mengunjungi Australia dan Jepang. Pada bulan Mei 1990, Mandela memimpin sebuah delegasi multirasial ANC dengan 11 pria Afrikaner pemerintah. Ia membuat terkesan Afrikaner pada sejarah Afrika serta berujung adanya pencabutan Groot Schur Minute atau pemerintah mencabut keadaan darurat.

Pada konferensi nasional ANC yang dihelat pada bulan Juli 1991 di Durban, Mandela diangkat menjadi presiden ANC menggantikan Tambo yang sakit dan eksekutif nasional multigender dan multiras dipilih bersama-sama. Mandela menempati markas ANC yang saat itu dibeli di Shell House, Johannesburg.

Pada Bulan Desember 1991, bertempat di Johannesburg World Trade Center diselenggarakan CODESA (Convention for a Democratic South Africa) yang dihadiri oleh 228 delegasi dari 19 partai politik. Dari organisasi ANC sendiri dipimpin oleh Cyril Ramaphosa. Pada penutupan, De Klerk berpidato yang intinya De Klerk mengutuk kekerasan yang dilakukan ANC.

CODESA 2 diadakan pada bulan Mei 1992, De Klerk memaksa Afrika Selatan pasca apartheid harus memakai sistem federal dan meminta jaminan keselamatan kaum minoritas, Nelson Mandela menolak dan menuntut hukum sepenuhnya dikuasai oleh kaum mayoritas. Setelah terjadi peristiwa pembantaian Boipatong yang dilakukan militan Inkatha yang dibantu ANC, Mandela membatalkan negosiasi tersebut sebelum menghadiri pertemuan Organitation of African Unity di Sinegal.

Pada bulan Juli 1993, Nelson Mandela serta De Klerk mengunjungi Amerika Serikat untuk menemui Bill Clinton secara terpisah dan masing-masing mendapatkan Liberty Medal dan Hadiah Perdamaian Nobel di Norwegia.

Pemerintahan Nelson Mandela.

Nelson Mandela merupakan presiden dengan kulit hitam pertama di Afrika Selatan yang menjabat selama lima tahun pada periode 1994 hingga 1999. Mandela dilantik di Pretoria pada tanggal 10 Mei 1994. Mandela bukanlah presiden yang memiliki pengalaman dalam bidang pemerintahan. Setelah menjabat sebagai presiden, Mandela memilih untuk hidup dalam keluarga yang sunyi di wilayah antara Johannesburg dan Qunu. Ia kemudian menulis otobiografi berjudul The Presidential Years namun ditinggalkan begitu saja sebelum diterbitkan.

Nelson Mandela menganggap bahwa hidup sendiri dalam sunyi lebih sulit, lalu ia beralih ke kehidupan sosial dengan menyibukkan keseharian dengan bertemu pemimpin dunia dan selebriti, serta di Johannesburg ia bekerja pada Nelson Mandela Foundation yang didirikan pada tahun 1999 yang berfokus pada pemberantasan penyakit HIV/AIDS, pembangunan desa dan pembangunan sekolah.

Pada tahun 2002, Ia meresmikan Nelson Mandela Annual Lecture serta Mandela Rhodes Foundation yang didirikan pada tahun 2003 di Rhodes House, University Oxford yang berfokus pada beasiswa pasca sarjana pada mahasiswa Afrika.

 Pernikahan Nelson Mandela.

Mandela menikah pertama kali dengan Evelyn Ntoko Mase pada tahun 1944 dan bercerai pada tahun 1957. Pernikahan kedua yaitu dengan Winnie Madikizela pada tahun 1958 dan bercerai pada tahun 1996. Pada ulang tahunnya ke 80 yaitu pada tahun 1998, Mandela menikah dengan Graca Machel, seorang janda dari mantan Presiden Mozambik Samora Machel yang juga seorang kawan ANC.

 Kematian Nelson Mandela.

Nelson Mandela memutuskan untuk pensiun dari dunia sosial pada bulan Juli 2004 karena kesehatannya yang semakin memburuk. Pada tanggal 5 Desember 2013, Mandela diberitakan meninggal pada usia 85 tahun. Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma memberitakan secara resmi kematian mantan presiden tersebut.

Demikianlah biografi Nelson Mandela, semoga bermanfaat.

BALADA KEHIDUPAN

Manusia hidup selalu mengalami ketidakpuasan yang berulang. Sekarang puas, sekarang senang, nanti kepuasan tersebut hilang, kesenangan tersebut hilang, berganti dengan kekecewaan dan kesengsaraan. Hal tersebut akan terjadi berulang-ulang. Kapankah hal tersebut akan berakhir? Tanpa sikap dan tindakan yang tepat yang juga berulang; kondisi tersebut tidak akan berakhir dan tidak dibatasi oleh kematian.

Waktu selalu berjalan maju, tidak pernah mundur dan suatu kondisi, kejadian atau keadaan tidak akan pernah terulang kembali dengan keadaan yang sama persis. Katanya kesempatan itu tidak akan datang kedua kali. Hidup kita ini tidak pernah terlepas dari perubahan yang terus-menerus setiap saat tanpa henti. Perubahan tersebut membuat kita menderita. Jangankan perubahan yang membuat kita menderita karena kebahagiaan akan berubah menjadi penderitaan. Kondisi yang tetap pun membuat kita menderita, karena kebahagiaan yang tetap dan tidak berubah itu akan membosankan juga. Intinya adalah; perubahan itu membuat kita menderita. Kebahagiaan yang berubah membuat kita menderita, kebahagiaan yang tetap juga membuat kita menderita karena kita bosan, karena kondisi kita sendiri yang berubah, berubah menjadi bosan. Sekali lagi intinya, kalau kita tidak mau disalahkan maka biang keladi dari penderitaan atau Dukkha itu adalah perubahan yang disebut Anicca. Padahal yang lebih dominan, yang bisa kita rubah walaupun sangat sulit adalah nafsu keinginan atau hawa nafsu kita. Perubahan atau Anicca itu kekal. Karena Anicca kekal, maka kitalah yang harus bersikap bagaimana caranya agar Anicca tidak menyebabkan Dukkha, tidak menyebabkan penderitaan. Pusing deh pokoknya. Kasihan deh lu manusia dan juga makhluk hidup yang lain selalu mengalami penderitaan atau Dukkha...

Itulah Dhamma, tulisan ini menceritakan mengenai Dhamma, mengenai kesunyataan atau kebenaran yang ada.

Hawa nafsu adalah kotoran batin disebut Kilesa. Untuk bebas dari Dukkha kita harus tidak memiliki kotoran batin. Kotoran batin atau Kilesa perlu dikikis terus-menerus agar menjadi berkurang, berkurang dan akhirnya hilang sama sekali. Kalau sudah hilang atau sudah berhasil kita hancur leburkan, maka dikatakan kita telah mencapai kebebasan, telah merealisasi Nibbana, telah merealisasi kedamaian abadi. Apakah bisa? Bisa, tapi sulit sekali, perlu usaha keras, perlu berlatih terus-menerus berkesinambungan bahkan sampai melewati banyak sekali kehidupan. Di kehidupan sebagai manusia, perlu mempraktikkan dengan baik dan benar Jalan Mulia berunsur Delapan dengan tekun, juga berkesinambungan, dimana salah satu unsurnya, yaitu unsur yang kedelapan yang paling krusial adalah konsentrasi benar atau meditasi, meditasi Vipassana. Meditasi Vipassana itu merupakan upaya tertinggi dalam mencapai penerangan sempurna, merealisasi Nibbana, merealisasi kedamaian abadi, tercerahkan, yang berarti kotoran batin telah berhasil dihancur-leburkan tanpa sisa. Itulah sebabnya mengapa setiap tindak tanduk, atau perilaku praktisi Dhamma itu selalu dimaksudkan untuk mengikis habis kotoran batin, mengikis Kilesa. Rajin berdana, rajin menjaga Sila, rajin berbuat baik, rajin datang ke Vihara, membaca paritta, mendengarkan Dhammadesana, berlatih meditasi, dan lain-lainnya lagi, semuanya itu adalah dalam upaya menjaga dan memupuk perilaku luhur, perilaku yang baik, yang benar dan yang terarah, yang tujuan akhirnya adalah terkikis habisnya Kilesa yang sudah disebutkan tadi hingga hancur lebur tanpa sisa, merealisasi kedamaian abadi, merealisasi pencerahan, merealisasi Nibbana. 

Itulah balada kehidupan yang dimaksud dalam video ini, bahwa manusia dan juga makhluk lain itu dalam kehidupannya selalu mengalami Dukkha atau penderitaan yang tiada habis-habisnya, berulang terus-menerus dan sambung-menyambung di setiap waktu, di setiap kehidupan yang dilaluinya sebelum mereka itu berhasil menghancur-leburkan kilesa atau kotoran batin berupa hawa nafsu atau nafsu-nafsu rendah yang melekat kuat di setiap individu, dan Dhamma mengajarkan bahwa untuk bisa terbebas dari Dukkha, terbebas dari penderitaan, terbebas dari samudera Samsara yang atinya terbebas dari penderitaan yang terus-menerus di banyak sekali kehidupan sehingga tidak akan terlahir kembali di alam kehidupan manapun, dan merealisasi kedamaian abadi mencapai Nibbana itu, maka guru agung Tathagata Sakyamuni telah menunjukkan jalannya yang bernama Jalan Mulia Berunsur Delapan. Silahkan Jalan Mulia tersebut dipelajari dan dipraktikkan dengan baik dan benar, dengan sungguh-sungguh, tekun, rutin dan berkesinambungan sampai berhasil dengan sempurna. 

Demikianlah uraian tentang balada kehidupan ini, semoga bermanfaat.

Minggu, 10 April 2022

Batok Kelapa

Biasanya nafsu keinginan dipahami sebagai kotoran batin, padahal keinginan yang baik itu diperlukan untuk melakukan hal-hal baik. Oleh karena itu maka keinginan baik hendaklah tidak disertai dengan nafsu yang menggebu, melainkan tetap mengedepankan jalan tengah. 

Kita ambil contoh percakapan sebagai berikut :

Ketika Anda membeli kelapa muda di pasar dan pada saat membawanya pulang, seseorang bertanya : Mengapa Anda membeli kelapa?

Anda menjawab : Saya ingin memakannya.

Dia bertanya lagi : Apakah Anda ingin memakan batoknya juga?

Anda menjawab : Tentu saja tidak!

Kemudian dia berkata demikian : Saya tidak mengerti. Jika Anda tidak ingin memakan batoknya, mengapa Anda membelinya?

Persoalan diatas dapatlah diterangkan sebagai berikut :

Jika kita berlatih, maka pastilah terlebih dahulu  dimulai dari keinginan untuk berlatih. Jika kita tidak memiliki nafsu keinginan, kita tidak akan bisa berlatih. Merenungkan persoalan tersebut diatas dapat membangkitkan kebijaksanaan.

Apakah Anda juga akan memakan batoknya?

Batok dan sabutnya diperlukan untuk membungkus buah kelapa itu.

Setelah Anda meminum air dan memakan buah kelapa mudanya, batok dan sabutnya Anda buang saja bukan?

Latihan kita juga seperti itu. Kita tidak akan memakan batoknya, tetapi belum waktunya untuk membuang batok itu. Kita mempertahankannya dahulu, sebagaimana kita lakukan terhadap nafsu keinginan. Begitulah cara kita berlatih.

Jika ada seseorang yang ingin menuduh kita memakan batok kelapa, itu urusan mereka. Kita hanya perlu sadar atas apa yang kita lakukan. Bahwa keinginan baik itu bukan tidak perlu kita miliki, keinginan baik itu perlu kita manage dengan baik. Disini kita tidak bicara tentang keinginan yang tidak baik, karena kita selalu berusaha menjauhi keinginan yang tidak baik.

Keinginan baik yang menggebu-gebu itu adalah penderitaan. Supaya tidak ada penderitaan maka perlu diambil jalan tengah. Kalau kita memiliki keinginan yang baik, lakukan dalam tindakan yang semangatnya dalam kategori wajar. Kalau semangatnya berlebihan maka akan mengundang hawa nafsu, nafsu tidak baik. Hawa nafsu itu penderitaan.

Demikianlah uraian tentang keinginan yang berjudul Batok Kelapa. Semoga bermanfaat.

Kamis, 07 April 2022

Mengapa Meditasi Menempati Urutan Ketiga Dari Sepuluh Karma Baik?

Berikut ini sekedar mengemukakan pendapat tentang meditasi Buddhis, mengapa meditasi menempati urutan ketiga dari 10 karma baik. Tentu ada alasannya. Tapi sebelum lanjut terlebih dahulu akan disinggung sedikit mengenai meditasi itu sendiri. 

Meditasi itu adalah pemusatan pikiran terhadap obyek, adalah mengamati obyek misalnya mengamati keluar masuknya nafas di ujung kedua lubang hidung tanpa berharap memperoleh sesuatu yang terlalu jauh, kecuali berupaya untuk mampu menjadi tenang, dan pikiran yang terpusat tidak kemana-mana. Kalau pikiran terlepas dan memikirkan hal lain maka harus segera dikembalikan lagi ke pengamatan keluar masuknya nafas. Dengan hanya memusatkan pikiran mengamati obyek meditasi tanpa berharap sesuatu yang besar diperoleh, maka secara otomatis meditasi itu melatih batin untuk menjadi tenang dan sabar.

Jika dirinci lagi yang lebih luas, maka meditasi itu adalah pembudayaan mental, yaitu pengembangan batin secara luas, yang bertujuan untuk membersihkan pikiran dari ketidakmurnian dan gangguan-gangguan, seperti nafsu keinginan, kebencian, niat buruk, kemalasan, kecemasan, kegelisahan, keragu-raguan, serta untuk mengembangkan kualitas-kualitas seperti konsentrasi, kesadaran yang kuat, kecerdasan, kekuatan kemauan, kemampuan analitis yang tajam, kesukacitaan, ketenangseimbangan serta pada puncaknya pencapaian kebijaksanaan tertinggi yang menembus hakikat sejati kenyataan, dan merealisaikan kesunyataan mutlak (Nibbana).

Dari uraian singkat tentang meditasi tadi jelas bahwa meditasi itu dilatih atau dipraktekkan dalam upaya pengembangan diri,  untuk kepentingan sendiri, bukan untuk orang lain. Namun dalam arti yang lebih luas sebenarnya nanti pada gilirannya akan bermanfaat pula buat orang lain, karena dengan seringnya berlatih meditasi maka kualitas batin akan meningkat, menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi lebih bajik dan bijaksana. Pribadi yang baik ini tentunya dapat memberikan aura atau pengaruh baik saat bersosialisasi dengan orang lain, misalnya dengan sahabat atau mungkin dengan bawahan. Bersosialisasi dengan orang baik dan bijaksana akan membuat hati menjadi tenang, sejuk dan merasakan kedamaian. Belum lagi kalau orang baik tersebut mampu melakukan dengan baik 9 karma baik yang lain. 

Posisi urutan ketiga dari 10 karma baik dari meditasi tersebut kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut : 

Urutan pertama adalah "Gemar beramal dan bermurah hati". Mengapa mnempati urutan pertama? Karena perbuatan ini langsung dapat membantu orang lain, membantu badan atau organisasi, sehingga yang mendapat bantuan bebannya langsung menjadi ringan.

Urutan kedua adalah "Hidup bersusila". Mengapa menempati urutan kedua? Karena dengan hidup bersusila selain yang bersangkutan bisa menjadi contoh bagi orang lain, juga yang bersangkutan tidak mengganggu atau menyusahkan orang lain. Perilaku seperti ini baik sekali dan dibutuhkan oleh orang lain. Jika perilaku ini manfaatnya berada dibawah urutan pertama tadi, itu benar karena tidak langsung membantu pihak lain, sehingga pihak lain langsung memperoleh nilai tambah. 

Melakukan meditasi, dalam hal ini menempati urutan ketiga, karena mediasi utamanya bermanfaat bagi diri sendiri terlebih dahulu sebelum pada gilirannya nanti akan bermanfaat pula buat orang lain.

Urutan keempat adalah "Selalu berendah hati dan hormat". Mengapa menempati urutan keempat? Karena meski hal tersebut baik untuk orang lain, tetapi jika tidak dilakukanpun tidak merugikan orang lain. Oleh karena itu rendah hati dan hormat ini manfaatnya ada dibawah manfaat bermeditasi. 

Urutan kelima adalah "Berbakti". Mengapa menempati urutan kelima? Karena seseorang itu lebih menyukai jika orang lain itu rendah hati dan menghormati orang lain yang merupakan urutan keempat, dibandingkan orang lain yang berbakti kepadanya, misal baktinya para bawahan kepadanya, karena hal tersebut menimbulkan hutang budi. Kecuali jika yang berbakti itu adalah anak sendiri dan cucu-cucu misalnya, akan tetapi tetap saja yang bersangkutan lebih menyukai jika anak atau cucu ini rendah hati, hormat, tidak selalu mengusik melainkan tetap mengahargai orang tua dan kakek nenek mereka.

Urutan keenam adalah "Cenderung untuk membagi kebahagiaan kepada orang lain". Mengapa menempati urutan keenam? Karena meskipun kecenderungan tersebut adalah sikap yang baik, dan akan lebih baik lagi jika dipraktekan menjadi tindakan nyata yaitu berbagi. Namun sikap cenderung ini kualitasnya masih dibawah perilaku nyata seperti rendah hati dan hormat, yang merupakan urutan kelima.

Urutan ketujuh adalah "Bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain". Mengapa menempati urutan ketujuh? Karena meskipun bersimpati itu adalah sikap yang baik, tetapi bukan merupakan suatu tindakan, misalnya tindakan berbagi yang didahului dengan memiliki kecenderungan untuk berbagi kebahagiaan yang merupakan urutan keenam. 

Urutan kedelapan adalah "Sering mendengarkan Dhamma". Mengapa menempati urutan kedelapan? Karena mendengarkan Dhamma itu hanya bermanfaat untuk diri pribadi, belum tertuju kepada orang lain, seperti misalnya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain yang merupakan urutan ketujuh. Sebagai tambahan, mendengarkan Dhamma itu serupa dengan berlatih meditasi. Dimana mendengarkan Dhamma adalah merupakan cikal bakal dari gemar berlatih meditasi.

Urutan kesembilan adalah "Gemar menyebarkan Dharma". Mengapa menempati urutan kesembilan? Karena untuk mampu menyebarkan Dhamma itu harus menguasai pengetahuan Dhamma itu sendiri, yang didahului dengan sering mendengarkan Dhamma yang merupakan urutan kedelapan.

Urutan kesepuluh adalah "Meluruskan pandangan orang lain yang keliru". Mengapa menempati urutan kesepuluh? Karena meluruskan pandangan orang lain yang keliru itu memerlukan pemahaman yang cukup tentang Dhamma terlebih dahulu, sehingga mampu menyebarkan Dhamma yang merupakan urutan kesembilan.

Sampai disini dapat disimpulkan bahwa ternyata karma baik itu bukan saja perbuatan baik yang dilakukan terhadap pihak lain, tetapi juga perbuatan baik yang berguna bagi diri sendiri, contohnya adalah meditasi. Terlebih meditasi adalah satu-satunya jalan untuk merealisasi Nibbana.

Dari uraian tadi juga dapat sedikit menambah bukti bahwa ajaran Dhamma itu memang sempurna adanya, ucapan Tathagata selalu benar, sangat runtut dan rapi, pokoknya sempurna, sesempurna beliau yang telah merealisasi penerangan sempurna itu sendiri. 

Sebagai tambahan, telepas dari tujuan utama dari meditasi yang adalah pengembangan batin seperti yang sudah disebutkan pertama tadi, maka meditasi juga mempunyai manfaat untuk kehidupan manusia di jaman modern ini. Kebisingan, stress dan ketegangan sebagai ciri dari era sekarang yang dapat menimbulkan banyak kerugian melalui berbagai macam penyakit, seperti penyakit jantung, penyakit lambung, ketegangan saraf dan susah tidur. Kebanyakan penyakit ini disebakan oleh kecemasan, ketegangan syaraf, tekanan ekonomi dan kegelisahan emosi. Selain itu ritme hidup yang cepat, membuat energi manusia modern terperah habis, sehingga menimbulkan kelelahan fisik dan rohani, manusia menjadi mudah tersinggung, konsentrasi melemah, efisiensi menurun, dan perselisihan menjadi sering terjadi. Salah satu cara ampuh untuk mengatasi hal ini adalah dengan meditasi.

Demikianla uraian mengenai meditasi yang menempati urutan ketiga dari sepuluh karma baik. Semoga bermanfaat.

Kupas Tuntas Agama

Di mana-mana di dunia ini termasuk di Indonesia perselisihan agama itu terjadi. Agama menjelma menjadi seseuatu yang sangat sensitif, berbahaya, mengerikan & sangat menakutkan. Mestinya tidak demikian, justru harus sebaliknya, memberikan kedamaian dan kesejukan. Jika masalah tersebut tabu untuk dicarikan solusi secara benar dan tuntas, kapan masalah tersebut bisa selesai? Solusi tepat untuk menuntaskan masalah kesensitifan agama itu kalau menurut saya adalah dengan cara buka-bukaan, yaitu bertanya sepuasnya dan dijawab dengan baik tanpa disertai oleh rasa benci & nafsu amarah. Hal ini secara teori dan mestinya bisa dilakukan oleh pemuka-pemuka agama, yang dalam hal ini sudah dipastikan terlebih dahulu telah memiliki karakter yang arif & bijaksana. 

Tidak ada agama yang sesat. Yang ada adalah ketidak cocokan agama. Dan karena agama itu berasal dari katanya, kata orang, kata orang tua, kata guru dan kata kitab suci, maka agama itu disebut sebagai keyakinan atau kepercayaan. 

Kenyatannya yang disebut Tuhan itu diam saja bukan? Sebab kalau Tuhan atau tepatnya Yang Maha Kuasa itu tidak diam, bisa  berkomunikasi, maka pamor Tuhan akan jatuh dan ketahuan rahasia dapurnya. Manusia akan menganggap Tuhan sebagai makhluk dan teman meskipun maha kuasa. Akhirnya akan tidak ada manusia yang jatuh ke Neraka, karena dengan kemaha kuasaan Tuhan itu, manusia tahu persis apa yang harus dilakukannya. Kalau sekarang ini manusia rasanya hanya berilusi, berilusi telah bertemu Tuhan, padahal mungkin hanya bertemu dengan makhluk dewa atau makhluk Brahma saja meskipun hal seperti itu kemungkinannya sangat kecil sekali, karena sangat susah, harus memiliki kemampuan batin yang sangat tinggi, yang suci. Manusia merasa doanya telah dijawab oleh Tuhan. Padahal itu terkait dengan hukum tabur-tuai, hukum sebab-akibat atau hukum karma. Manusia telah mempersepsikan Tuhan atau Yang Maha Kuasa itu macam-macam, sebab kitab suci yang ada juga macam-macam. Oleh karena itu, nyata bahwa manusia mempunyai otak untuk berpikir, gunakanlah otak atau pikiran itu dengan sangat baik sehingga tidak bingung dengan ada banyaknya kitab suci, mana yang benar, tapi semuanya baik, yang tidak baik adalah kelakuan pemeluknya. Selain otak, manusia juga memiliki mulut dan telinga yang bisa digunakan untuk bertanya, mendengar dan berpikir, lalu apa lagi?

Indonesia secara teori dan mestinya bisa membudayakan acara bertanya dan dijawab dengan baik dan sabar terkait dengan adanya 6 agama yang diakui. Bisa juga mempelajari agama lain secara mendalam kalau baru tahu kulit-kulitnya saja, karena kulit yang dilihatnya belum tentu dapat menggambarkan isi dalam yang sebenarnya. Jangan cuma persepsi sendiri tentang ajaran agama lain, kemudian sengaja menistakannya. Ayo rakyat yang bersatu dan supaya persatuan itu kokoh adakan budaya buka-bukaan, adakan budaya bertanya sepuasnya dan dijawab sebaik dan segamblang mungkin tanpa disertai oleh rasa benci dan nafsu amarah. Pertanyaan yang belum mampu dijawab saat itu bisa dijawab di waktu lain setelah memperoleh jawaban, termasuk jawaban yang berasal dari bantuan teman seprofesi atau teman sejawat. Adakan acara tanya jawab sampai puas secara ikhlas dan tulus, bukan didasari kebencian, untuk mencari tahu seluk beluk agama lain. Carilah pemahaman tentang agama lain secara mendalam, supaya tahu persis ajaran agama lain yang dipeluk oleh sesama kita sebagai sesama warga negara Indonesia. Supaya akhirnya tahu seluk beluk agama lain dan tahu seluk beluk mengapa teman sesama itu memeluk agama tersebut. Supaya akhirnya kita bisa maklum dengan pilihan-pilihan sesama kita, tidak membencinya, tidak mencela, tidak menista ataupun mempengaruhinya, biarkan mereka bebas merdeka menjalankan perintah agamanya dengan baik dan benar yang dapat menciptakan suasana yang sejuk dan damai. 

Tanya jawab agama sebaiknya dibudayakan, misalnya dilakukan di suatu acara Televisi yang dilakukan oleh pemuka-pemuka agama yang ahli dalam teori dan praktek agama. Seperti acara mimbar agama di televisi itu, tapi ini dilakukan oleh 2 agama yang berbeda. Satu team yang satu khusus bertanya kepada team kedua soal ajaran agama yang dipeluk oleh team kedua. Satu team misalnya terdiri dari 3 orang. Pemuka-pemuka agamanya adalah pemuka agama yang ahli, yang telah menguasai dengan baik seluk beluk agamanya, yang menguasai dengan baik ajaran agamanya teori & prkatek. Tanya jawab agama di acara televisi tersebut bisa ditonton oleh jutaan orang. Hal ini juga dimaksudkan untuk pendidikan kepada masyarakat banyak. Tapi harus dapat memberi contoh tanya jawab yang baik, sabar, berbobot, gamblang serta mencerahkan. Share atau dokumentasikan juga acara tanya jawab agama tersebut di kanal youtube. Saya ulangi, kelompok pertama melulu bertanya tentang ajaran agama yang dipeluk oleh kelompok kedua. Kelompok kedua melulu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kelompok pertama. Dilain waktu setelah tidak ada pertanyaan-pertanyaan lagi dari kelompok pertama, maka kelompok kedua gantian bertanya tentang ajaran agama yang dipeluk oleh kelompok pertama. Dalam bertanya dan menjawab, kalau ada anggota team yang tidak sabar maka moderator harus mengelimirnya dan diganti dengan orang lain yang sudah disiapkan. Kalau di kubu yang sama sampai ada 3 kali penggantian, maka yang keempat dengan terpaksa acara tanya jawab harus dihentikan dan dilanjutkan di waktu yang sudah ditentukan berikutnya. Masyarakat pastinya akan menikmati acara tersebut, masyarakat bisa menilai dan memahami apa yang sudah dipertanyakan dan dijawab. Sehingga tidak ada lagi yang bilang bahwa di salib itu ada jin kafir dan segala macam. Di lain waktu dilakukan lagi diskusi tanya jawab dengan agama yang berbeda lagi, sampai semua 6 agama bisa berkontribusi dalam acara bertanya dan dijawab tersebut. Kalau ada agama yang tidak bersedia berdiskusi karena merasa tidak ada kepentingannya, merasa tidak mempunyai masalah apapun dengan agama lain meski sudah dinista misalnya, tapi ini demi pencerahan kepada rakyat Indonesia, jadi mesti bersedia berkontribusi dalam acara bertanya dan dijawab tersebut. Sehingga pada gilirannya nanti akan terwujud kerukunan yang hakiki, yaitu hilangnya perseteruan antar agama, karena masing-masing kaum bisa memaklumi dan menerima dengan baik keberadaan agama lain yang diyakini dan dipeluk oleh kaum lain.

Sekarang ini ada perselisihan agama karena masing-masing membenarkan ajaran agama sendiri, yang lain salah dan perlu dibuat benar, atau dihilangkan saja. Mereka itu melihat sesuatu itu dengan memakai kacamata berwarna milik masing-masing yang berbeda-beda warna, mestinya tidak memakai kacamata, agar yang dilihat adalah hal-hal yang sebenarnya, apa adanya, tidak termarjinalisasikan oleh warna-warna tertentu.