Translate

Senin, 10 Juni 2024

💥MARAH, SERAKAH dan BANGGA👆

Kebanyakan kita memiliki pandangan salah tentang identitas diri karena tidak berkesadaran. Biasanya kita menggenggam erat kemarahan, keserakahan dan kebanggaan. Dalam kondisi demikian kita telah menjadi budak dari kekotoran batin kita. Kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan sebenarnya bukanlah milik kita. Kalau kita sedang marah artinya saat itu kita memiliki kemarahan, namun kita tidak bisa menunjukkannya kemarahan itu adanya dimana. Sebagaimana sebuah biji mangga, biji tersebut adalah potensi untuk bisa tumbuh menjadi pohon dan menghasilkan buah yang banyak jika ada kondisi yang tepat, yang mendukung. Kondisi tersebut adalah : tanah, air, dan sinar matahari.

Dimulai sejak awal kehidupan ini didalam rahim ibu, pada tahap kehamilan, kotoran-kotoran batin berupa kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan itu ada bersama dengan kita. Tetapi hanya dalam bentuk potensi saja. Jika kita melihat obyek yang tidak diinginkan, kemarahan yang kita tidak tahu dimana, muncul ke permukaan pikiran kita, dan kita menjadi marah dan bahkan marah-marah. Sebagai potensi, kemarahan itu tersembunyi. Itulah sebabnya kita tidak bisa melihatnya. Kita tidak bisa menyentuhnya. Kita juga tidak bisa memperlihatkan kepada siapapun, hanya saat kondisinya matang, pada saat itu kemarahan muncul saat kita tidak memiliki kesadaran. Kemarahan bekerja sesuai dengan cirinya. Potensi kemarahan dapat menjadi marah bahkan marah besar, dan pada saat itu kita salah berpikir, kita tahunya ‘Sedang marah’, sehingga kita menjadi budak dari kekotoran batin kita yang berupa Kemarahan.


Dengan cara yang sama untuk keserakahan, ketika kita melihat obyek yang sangat indah dan menarik, keserakahan muncul ke permukaan pikiran kita. Keserakahan menjalankan fungsinya sesuai dengan cirinya, yaitu hasrat, keinginan, kemelekatan, ingin memiliki, dan dengan tidak bijaksana berpikir : ‘Saya ingin itu’. Kita lagi-lagi menjadi seorang budak. Kita menjadi budak dari kekotoran batin kita yang berupa Keserakahan.


Pada saat mengamati pikiran, kita perlu melihat penyebab munculnya kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan. Sebetulnya kondisi tersebut disebabkan oleh obyek-obyek yang tidak menyenangkan, oleh obyek-obyek yang menggiurkan, oleh obyek-obyek keberhasilan, dan adanya pikiran negatif terhadapnya, adanya nafsu rendah, adanya kesombongan, yang menjadikan kita marah, serakah, dan bangga.


Kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan hanya menjalankan fungsinya. Kita bisa tidak melakukannya. Oleh sebab itu jika kita tidak terlibat dengan potensi kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan maka potensi tersebut tidak akan menjadi semakin kuat!


Disebabkan pengamatan setiap hari, dari pagi hingga malam, kita akan memahami kekotoran batin mana yang kuat pada diri kita, yang disebabkan kamma masa lampau kita yang mungkin mempengaruhi kita dengan begitu kuat. Mereka yang terbiasa marah besar, ini disebabkan oleh watak pemarah yang sudah mereka pupuk di masa lampau. Begitu pula dengan keserakahan dan kebanggaan. Kemarahan, keserakahan dan kebanggan dapat dikatakan sebagai inti dari kekotoran batin, yang lainnya merupakan turunan dari ketiga hal tersebut, misalnya keisengan suka membunuh makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berbohong dan mabuk-mabukan.


Kita bisa menyadari kekotoran batin sebagai kekotoran batin, diri sendiri sebagai diri sendiri, kita bisa memisahkannya pada saat itu. Pada saat itulah kita menjadi mengerti bahwa "tidak ada diri" (Anatta).

Jadi sekalipun anda mengerti, tetapi jika anda tidak berkesadaran, lupa dengan pandangan benar tentang "diri", "aku", "milikku" maka anda akan memegang erat kemarahan, keserakahan dan kebanggaan, sehingga kotoran-kotoran batin tersebut menjadi milik anda.

Jika anda mengamati berulang kali dengan penuh kesadaran, mengamati setiap saat, maka tidak ada alasan bagi anda untuk menolak adanya potensi kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan, anda dapat memerimanya, setiap saat anda melihat bahwa mereka bersama dengan anda. Anda sadar kekotoran batin sebagai kekotoran batin, diri sendiri sebagai diri sendiri. Anda bisa memisahkannya pada saat itu. Pada saat itulah anda berkembang! Pada saat itulah anda tahu bagaimana hidup damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar