Kebanyakan kita memiliki pandangan salah tentang identitas diri karena tidak
berkesadaran. Biasanya kita menggenggam erat kemarahan, keserakahan dan
kebanggaan. Dalam kondisi demikian kita telah menjadi budak dari kekotoran
batin kita. Kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan sebenarnya bukanlah milik
kita. Kalau kita sedang marah artinya saat itu kita memiliki kemarahan, namun kita
tidak bisa menunjukkannya kemarahan itu adanya dimana. Sebagaimana sebuah biji
mangga, biji tersebut adalah potensi untuk bisa tumbuh menjadi pohon dan
menghasilkan buah yang banyak jika ada kondisi yang tepat, yang mendukung.
Kondisi tersebut adalah : tanah, air, dan sinar matahari.
Dimulai sejak awal
kehidupan ini didalam rahim ibu, pada tahap kehamilan, kotoran-kotoran batin berupa
kemarahan, keserakahan, dan kebanggaan itu ada bersama dengan kita. Tetapi
hanya dalam bentuk potensi saja. Jika kita melihat obyek yang tidak diinginkan,
kemarahan yang kita tidak tahu dimana, muncul ke permukaan pikiran kita, dan kita
menjadi marah dan bahkan marah-marah. Sebagai potensi, kemarahan itu
tersembunyi. Itulah sebabnya kita tidak bisa melihatnya. Kita tidak bisa
menyentuhnya. Kita juga tidak bisa memperlihatkan kepada siapapun, hanya saat
kondisinya matang, pada saat itu kemarahan muncul saat kita tidak memiliki kesadaran.
Kemarahan bekerja sesuai dengan cirinya. Potensi kemarahan dapat menjadi marah
bahkan marah besar, dan pada saat itu kita salah berpikir, kita tahunya ‘Sedang
marah’, sehingga kita menjadi budak dari kekotoran batin kita yang berupa
Kemarahan.
Dengan cara yang sama
untuk keserakahan, ketika kita melihat obyek yang sangat indah dan menarik,
keserakahan muncul ke permukaan pikiran kita. Keserakahan menjalankan fungsinya
sesuai dengan cirinya, yaitu hasrat, keinginan, kemelekatan, ingin memiliki,
dan dengan tidak bijaksana berpikir : ‘Saya ingin itu’. Kita lagi-lagi menjadi
seorang budak. Kita menjadi budak dari kekotoran batin kita yang berupa
Keserakahan.
Pada saat mengamati
pikiran, kita perlu melihat penyebab munculnya kemarahan, keserakahan, dan
kebanggaan. Sebetulnya kondisi tersebut disebabkan oleh obyek-obyek yang tidak
menyenangkan, oleh obyek-obyek yang menggiurkan, oleh obyek-obyek keberhasilan,
dan adanya pikiran negatif terhadapnya, adanya nafsu rendah, adanya
kesombongan, yang menjadikan kita marah, serakah, dan bangga.
Kemarahan,
keserakahan, dan kebanggaan hanya menjalankan fungsinya. Kita bisa tidak melakukannya.
Oleh sebab itu jika kita tidak terlibat dengan potensi kemarahan, keserakahan,
dan kebanggaan maka potensi tersebut tidak akan menjadi semakin kuat!
Disebabkan pengamatan
setiap hari, dari pagi hingga malam, kita akan memahami kekotoran batin mana
yang kuat pada diri kita, yang disebabkan kamma masa lampau kita yang mungkin
mempengaruhi kita dengan begitu kuat. Mereka yang terbiasa marah besar, ini disebabkan
oleh watak pemarah yang sudah mereka pupuk di masa lampau. Begitu pula dengan
keserakahan dan kebanggaan. Kemarahan, keserakahan dan kebanggan dapat
dikatakan sebagai inti dari kekotoran batin, yang lainnya merupakan turunan dari
ketiga hal tersebut, misalnya keisengan suka membunuh makhluk hidup, mencuri, berbuat
asusila, berbohong dan mabuk-mabukan.
Kita bisa menyadari
kekotoran batin sebagai kekotoran batin, diri sendiri sebagai diri sendiri,
kita bisa memisahkannya pada saat itu. Pada saat itulah kita menjadi mengerti
bahwa "tidak ada diri" (Anatta).
Jadi sekalipun anda
mengerti, tetapi jika anda tidak berkesadaran, lupa dengan pandangan benar
tentang "diri", "aku", "milikku" maka anda akan
memegang erat kemarahan, keserakahan dan kebanggaan, sehingga kotoran-kotoran
batin tersebut menjadi milik anda.
Jika anda mengamati
berulang kali dengan penuh kesadaran, mengamati setiap saat, maka tidak ada
alasan bagi anda untuk menolak adanya potensi kemarahan, keserakahan, dan
kebanggaan, anda dapat memerimanya, setiap saat anda melihat bahwa mereka
bersama dengan anda. Anda sadar kekotoran batin sebagai kekotoran batin, diri
sendiri sebagai diri sendiri. Anda bisa memisahkannya pada saat itu. Pada saat
itulah anda berkembang! Pada saat itulah anda tahu bagaimana hidup damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar