Translate

Rabu, 26 Juni 2024

πŸ’₯ Bahagia Sejati Kekal πŸ’₯

 

πŸ‘‰ Berikut ini adalah pengetahuan, di share untuk semua kalangan, yang tidak sependapat abaikan saja dan lupakan, sebagai berikut : 

πŸ’₯ Manusia bahkan semua makhluk menginginkan bisa mengalami kebahagiaan yang sejati dan selama-lamanya, tentunya itu hanya bisa diperoleh jika berhasil merealisasi Nibbana. Kita selama ini hanya mengalami kebahagiaan inderawi, kebahagiaan inderawi itu semu, tidak kekal, bisa berubah menjadi derita, karena semua hal setiap saat mengalami perubahan. Vinnana atau Kesadaran atau Pengetahu yang merupakan satu bagian dari Badan Rohani (Batin) atau orang umum menyebutnya sebagai Nyawa itu juga demikian, selalu mengalami perubahan. Vinnana, setelah tubuh jasmani hancur (mati) - maka Vinnana akan berpindah ke tubuh yang baru, terlahir dengan tubuh yang baru di alam kehidupan lain, di kehidupan selanjutnya sebagai Vinnana yang serupa tapi tak sama dengan Vinnana sebelumnya. Wujud atau jenis makhluknya apa dimana Vinnana tersebut bertempat tinggal - tergantung dari perilaku makhluk di hidup sebelumnya.

Jenis-jenis makhluk selain manusia adalah : Binatang, Peta (Hantu), Asyura (Iblis / Raksasa), Makhluk Neraka (ada 16 tingkat Neraka), Dewa (Makhluk Surga) ada 6 tingkat, Rupa Brahma (16 tingkat) dan Arupa Brahma (4 tingkat). Semua makhluk dapat meraih kebahagiaan sejati kekal (mencapai / meralisasi Nibbana) setelah berhasil menghancur-leburkan Kilesa (pengotor batin) tanpa sisa sebagai penyebab kelahiran kembali. Kilesa atau pengotor batin tersebut adalah : Lobha (Keserakahan), Dosa (Kebencian) dan Moha (Kebodohan Batin) beserta turunannya (jenis-jenisnya). Menjalani hidup di alam kehidupan manapun itu menderita karena bahagianya semu, bisa berubah, tidak kekal.

Semua yang ada itu sesuai tertib hukum Sebab & Akibat. Mengapa kita ini ada sehingga mengalami penderitaan? Siapa yang tidak ada? Semesta ini kapan dan bagaimana awal dan akhirnya? Tak berawal dan tak berakhir? Semua hal tersebut adalah Acinteyya (tak dapat dinalar). Tathagata yang maha tahu bisa menjelaskannya tapi tidak bisa dengan menggunakan bahasa manusia yang sangat terbatas. Untungnya yang disebut Acinteyya itu tidak penting, yang penting bagi kita manusia adalah merealisasi Nibbana, Bebas Dari Penderitaan, Bebas Dari Kelahiran Kembali - dengan cara memahami dan mempraktikkan dengan baik dan benar (bersungguh-sungguh, rutin, berkesinambungan) hingga berhasil / tuntas : Jalan Mulia Berunsur Delapan πŸ’₯.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar