Di dunia ini akan terasa nyaman, menjadi baik, benar dan berkah jika tercipta kerukunan antar sesama manusia. Mengamalkan ajaran agama yang baik itu adalah jika bisa menciptakan kerukunan tersebut, meskipun mungkin saja agak bertentangan atau tidak selaras dengan suatu ayat yang tertulis dalam kitab suci kita, tapi yakinlah jika di telaah lebih lanjut maka maksud yang terkandung dalam ayat tersebut jika dikaitkan dengan semua ayat-ayat yang ada pastilah ayat tersebut sebenarnya menuntun kita bagi kebaikan dan kerukunan umat manusia, tidak ada kan satu ayatpun yang mengajarkan permusuhan maupun kebencian? Kalau ada ayat yang seperti itu jangan kita telan mentah-mentah, tapi carilah makna sesungguhnya yang tersirat dalam ayat tersebut. Ajaran agama itu menunjukkan kepada kita jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Saat ini dimana kita sedang hidup di dunia; keselamatan dunia itu adalah jika tercipta kebaikan di dunia, tercipta kerukunan di dunia. Untuk masalah keselamatan di akhirat, pada umumnya orang mengatakan bahwa masing-masing kita belum pernah mengalami di akhirat itu seperti apa, maka agamalah yang menunjukkan jalan keselamatannya.
Terkait dengan agama yang berbeda-beda itu, maka pemilihan jalan keselamatan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada kita masing-masing, jalan mana yang kita yakini menyelamatkan. Masalah keselamatan di akhirat itu menjadi urusan kita masing-masing, menjadi resiko kita masing-masing. Tidak boleh memaksa orang lain untuk mengikuti jalan yang kita tempuh, kalau cuma memberitahu ya silahkan. Sebaiknya memberitahu melalui tulisan atau video, tidak ada paksaan harus membaca atau menonton video. Sekali lagi masing-masing kita ini katakan belum pernah mengalami berada di akhirat, sehingga dengan demikian persoalan keselamatan di akhirat itu, jalan yang akan kita tempuh kita pilih yang kita anggap terbaik, yang sesuai dengan penalaran kita. Cepat lambatnya sampai ke tujuan melalui jalan yang kita pilih menjadi resiko kita masing-masing.
Sebagai
tambahan, jika kita berperilaku baik di dunia ini
sebagai pengejawentahan, sebagai wujud nyata dari pengamalan ajaran agama kita,
maka di akhirat nanti sebagai kelanjutan dari hidup kita di dunia ini, maka
kita akan memperoleh keselamatan di akhirat sana, yang mana adalah sesuai
dengan hukum Yang Maha Kuasa, berupa hukum tabur-tuai, hukum sebab-akibat atau
hukum karma yang berlaku dan yang bekerja secara otomatis. Sekali lagi agama
itu adalah penunjuk jalan keselamatan dunia akhirat, terserah masing-masing kita
akan melalui, memilih atau menempuh jalan yang mana. Hal ini selaras dengan
yang sudah disebutkan tadi bahwa Tuhan atau Yang Maha Kuasa itu
"berkenan" atas adanya banyak agama, atas adanya banyak jalan
keselamatan. Yang membedakan dari jalan-jalan yang ada
tersebut hanyalah cepat lambatnya sampai ke tujuan. Kalau dalam hidup ini kita
banyak berbuat kejahatan, ibaratnya kita menempuh jalan dengan cara merangkak,
tidak sampai-sampai ke tujuan, dan tidak menutup kemungkinan mampir dulu ke
rumah sakit, artinya mampir ke neraka dulu. Mengapa hanya mampir? Karena masuk
neraka itu tidak selamanya. Meski mungkin sangat lama tapi ada akhirnya. Ada kesempatan untuk memperbaiki
diri kalau semua sudah terbayar lunas. Sadis itu ada batasnya. Semua ada
batasnya. Kalau demikian, apakah alam semesta ini ada batasnya? Pertanyaan
spekulatif ini tidak perlu dibahas. Yang menganggap ada batasnya silahkan, dan
yang menganggap tidak ada batasnya silahkan juga. Kedua-duanya tidak terkait
dengan upaya mewujudkan keselamatan dunia akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar