Translate

Sabtu, 19 Januari 2019

Samatha & Vipassana


Samatha atau samadhi, dan vipassana atau panna, merupakan satu kesatuan.
Sebenarnya hal ini amat mudah dimengerti. Samatha atau samadhi, dan vipassana atau panna, haruslah saling berhubungan, dan saling mendukung. Pada awalnya batin mencapai ketenangan dengan samatha bhavana. Dengan berdasarkan ketenangan ini, batin melaksanakan penganalisaan yang menghasilkan panna (kebijaksanaan). Panna inilah yang bisa membuat batin hening di saat menutup mata maupun berada dalam keramaian.
Kita ibaratkan, dulu Anda adalah seorang anak, tapi kini sebagai orang dewasa. Anak dan orang dewasa tersebut sebagai seorang yang sama atau tidak? Anda mungkin berpikir bahwa keduanya adalah orang yang sama. Di lain sisi, mungkin Anda akan berpikir bahwa keduanya adalah orang yang berbeda.
Satu ibarat lagi, seperti makanan dan kotoran [tinja]. Bisa dikatakan sesuatu yang sama. Namun di sisi lain bisa dikatakan sebagai sesuatu yang berbeda.
Persoalan ini sama dengan samatha dan vipassana.
Bisa dikatakan berbeda, bisa pula tidak, tapi tetap saling ada kaitannya. Merupakan suatu proses [arus] yang tak terelakkan. Bisakah orang dewasa muncul, bila tidak menjadi anak lebih dulu? Adakah kotoran [tinja] bila tak ada makanan yang dimakan?
Bagaimanapun, jangan hanya percaya pada apa yang dikatakan. Laksanakanlah sendiri, Anda akan tahu kebenarannya. Bila Anda telah mengetahui dan mengerti bagaimana samadhi <melalui samatha> dan panna <melalui vipassana> muncul, Anda akan bisa mengetahui kesunyataan yang sebenarnya.
Masa kini, MASYARAKAT PENGANUT DHAMMA SEDANG TERIKAT DAN MELEKAT PADA NAMA DAN SEBUTAN. Ada yang menyebut meditasi mereka dengan nama ‘Vipassana’, maka samatha pun tidak dihargai. Telah diterangkan, samatha dan vipassana bukanlah sesuatu yang bisa dipisah-pisahkan. Kita tak perlu pusing dengan pengkotak-kotakan semacam itu. Laksanakan ajaran dengan baik, maka Anda akan tahu sendiri.
Berusahalah untuk mencapai konsentrasi yang memusat [ekaggata]. Dengan landasan yang kokoh ini, periksa dan analisa diri sendiri. Jangan terikat pada konsentrasi yang memusat [jhana] yang akan bisa membuat Anda terlarut dan terbuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar