Ada dua pengembara. Dua pengembara ini berjalan, jauh
sekali, zaman dulu tidak ada kendaraan. Suatu malam dalam perjalanannya, mereka
mencari tempat untuk berteduh. Ada sebuah gua, mereka berniat untuk bermalam di
sana.
Mereka masuk agak dalam dan beristirahat. Mereka capek
sekali, dan haus. Mereka ingin mencari air, tapi dimana? Keadaannya gelap
gulita, tidak ada lampu, tidak ada penerangan. Dan pada saat akan berbaring,
salah seorang pengembara tersebut meraba-raba sekelilingnya, dan tak sengaja
menemukan air. Hatinya pun berbunga-bunga. Airnya tertampung di wadah yang
seperti mangkuk, dan mereka pun berbagi air tersebut untuk diminum. Aahh... nyaman
sekali, segar.
Mereka meletakkan kembali mangkuk tersebut, kemudian
tertidur, pulas sekali. Pagi-pagi mereka bangun, dan saat secercah sinar masuk
ke dalam gua, mereka melihat kalau mangkuk yang airnya mereka minum semalam,
itu tidak lain adalah tempurung tengkorak manusia.
Kalau semalam ada secercah sinar yang menerangi gua tersebut,
dan mereka menemukan tempurung kepala manusia itu, mungkin semalam mereka tidak
bisa tidur, mereka lari dari gua itu. Semalam mereka tidur nyenyak, sangat
nyenyak.
Tidak mimpi apa-apa, tidak didatangi makhluk halus yang tengkoraknya
mereka pakai untuk minum, tenang, bahagia. Karena pikirannya tidak macam-macam,
pikirannya itu membuatnya tentram, membuatnya tenang. Tapi kalau pikirannya
bergerak, yah... dia gelisah, tidak bisa tidur, takut.
Tengkoraknya siapa? Jangan-jangan tempat keramat. Nanti kalau
kita sudah pindah, jangan-jangan makhluk halus itu nempel di saya. Apalagi
kalau airnya sudah terlanjur diminum, macam-macam pikiran datang silih
berganti, tidak akan berhenti-berhenti.
Dari cerita ini kita bisa melihat, pikiranlah yang
membuat kita gelisah, khawatir, was-was, tidak tentram, takut, takut mati, takut
hari depan, takut gagal, takut tidak bisa makan, takut hari kiamat. Yah...
kalau kiamat ya sudah, kan semuanya juga mati. Kalau namanya kiamat semuanya
mati, tapi nanti kalau Anda sendiri yang hidup malah menjadi susah. Jadi tidak
usah dipikirkan, kalau dipikirkan Anda malah menambah beban pikiran Anda.
Pandangan-pandangan, uraian-uraian seperti ini sangatlah universal.
Yang bukan praktisi Dhamma pun mendengar uraian ini juga dapat mengerti.
Peranan pikiran itu sangat penting, sangat berpengaruh dalam kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar