Translate

Jumat, 17 Mei 2019

Empat macam cara makhluk dilahirkan


1.       Kelahiran secara spontan, atau disebut Opapatika Patisandhi.
Kelahiran ini tidak melalui tahapan kehidupan dari janin, bayi, kemudian menjadi remaja, menjadi dewasa dan seterusnya. Kelahiran ini tidak memerlukan orang tua. Melainkan lahir secara spontan langsung dewasa. Makhluk-makhluk yang lahir seperti ini adalah makhluk Brahma, Dewa, Raksasa (Iblis), Hantu Kelaparan dan Penghuni Neraka.
Begitu karma berdaya hasil menghasilkan kesadaran hasil, faktor-faktor batin yang berhubungan, materi hasil karma, maka mereka akan langsung muncul pada tempat kediaman mereka, seperti rumah besar di alam dewa, hutan, gunung, atau pinggir pantai. Manusia-manusia pertama di dunia dilahirkan dengan cara ini. Pelacur cantik bernama Ambapali dari Vesali, juga dilahirkan dengan cara ini pada jaman Guru Agung masih ada. Ikan yang ada di kolam panas yang mendapatkan air dari mata air panas pasti dilahirkan dengan cara ini. Beberapa orang yang menjadi Dewa atau menjadi Setan segera setelah meninggal, juga dilahirkan kembali dengan kelahiran secara spontan. Jasmani para Brahma dan Dewa terdiri dari materi yang halus, sebagian besar dibentuk oleh materi hasil karma, sehingga mereka tidak bisa dilihat, dan mereka juga tidak meninggalkan mayatnya ketika meninggal. Kelahiran kembali secara spontan ini belum diketahui oleh para Ilmuwan.
Karma sangatlah kuat. Dia berbuah dalam bentuk kesadaran hasil, faktor-faktor batin yang berhubungan, dan materi hasil karma yang bisa mengambil bentuk sebagai makhluk dewasa dengan kelahiran kembali secara spontan. Kelahiran kembali secara spontan tidak memerlukan rahim, atau tempat janin untuk bergantung padanya. Jadi kloning manusia, yang mana sel-sel orang tua bertindak sebagai suatu rahim untuk janin bergantung padanya, akan sukses seperti dalam bayi tabung yang mana sel telur dan sperma yang sudah matang dari orang tua bertindak sebagai rahim.

2.       Kelahiran kembali dengan kelembaban, atau disebut Samsedaya Patisandhi.
Nyamuk meletakkan telur-telurnya pada air yang tidak bergerak dan pada tempat-tempat lembab. Telur-telur ini kemudian menetas menjadi larva, dan kemudian menjadi nyamuk.
Katak juga meletakkan telur-telurnya pada air yang tidak bergerak. Telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi Berudu, dan akhirnya menjadi Katak.
Lalat meletakkan telur-telurnya pada makanan yang membusuk, pada bangkai yang membusuk dan pada materi organik yang membusuk. Telur-telur tersebut menetas menjadi belatung, yang kemudian menjadi lalat. Kebanyakan serangga dilahirkan dengan cara kelahiran kembali sepeti ini. Ratu Padumavati dikandung di sebuah tanaman teratai, dan ratu Veluvati pada lubang pohon bambu. Mengkloning binatang dan manusia termasuk dalam kategori kelahiran kembali dengan kelembaban.

3.       Kelahiran kembali melalui telur, atau disebut Andaja Patisandhi.
Burung dan ayam dikandung di dalam telur dalam rahim induk mereka. Mereka adalah makhluk yang dilahirkan dari telur yang berkulit.

4.       Kelahiran kembali melalui rahim, atau disebut Jalabuja Patisandhi.
Manusia dan binatang mamalia dilahirkan dari rahim ibunya. Mereka akan dilahirkan pada waktunya. Beberapa dewa yang tinggal di bumi dan beberapa setan juga dilahirkan dari rahim ibu mereka. Kelahiran kembali melalui telur (Andaja) dan melalui rahim (Jalabuja), keduanya secara bersama dinamakan kelahiran kembali Gabba Seyyaka (Gabba = didalam rahim ibu, Seyyaka = seseorang yang berada pada).

Senin, 13 Mei 2019

Mengendalikan pikiran sesaat sebelum kematian

Apakah kita dapat mengendalikan pikiran pada menit-menit terakhir sebelum kematian?
Gambar terkaitTidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini.
Guru Agung manusia dan dewa mengatakan, bahwa tidak ada yang lebih sulit untuk di arahkan dari batin yang tidak terlatih, batin yang tidak terlatih adalah sangat sulit untuk diarahkan.
Guru Agung manusia dan dewa juga mengatakan, bahwa tidak ada yang lebih mudah diarahkan dari pada batin yang telah terlatih, batin yang telah terlatih adalah mudah diarahkan.
Betul sekali bahwa pikiran terakhir menjelang kematian adalah yang menentukan seseorang akan terlahir di alam mana setelahnya. Pikiran bajik seseorang akan terlahir di alam bahagia, pikiran buruk seseorang akan terlahir di alam penderitaan.
Jadi kalau kita ingin terlahir di alam bahagia, latihlah pikiran kita dari sekarang mumpung masih ada waktu. Kalau kita tidak mau melatih batin sekarang juga dan mencari ribuan alasan, belajarlah untuk menerima kalau suatu hari nanti harus terlahir di alam penderitaan.
Jika kita mampu terlahir di alam bahagia itu adalah start yang baik. Karena kondisi kita berikutnya tergantung dari timbunan Parami (perbuatan-perbuatan baik) di masa lampau / di kehidupan kita yang sebelumnya.

Sabtu, 11 Mei 2019

Orang Yang Kita Cintai Meninggal Dunia, Bagaimana Cara Mengikhlaskannya?


Gambar terkaitCaranya adalah dengan belajar untuk selalu bisa menerima kenyataan hidup. Tujuan seseorang belajar Dhamma adalah untuk melihat kenyataan hidup dan menerima sebagaimana adanya.
Kita bukan hidup dalam fantasy pikiran kita, karena fantasy atau delusi pikiran orang kebanyakan tidak sesuai dengan kenyataan hidup. Progam-program Televisi, Lagu-lagu, Novel Fiktif, Game, Sosial Media dan banyak hal lagi yang membuat seseorang hidup didalam fantasy atau mimpi pada zaman ini.
Orang pada zaman sekarang lebih banyak memiliki tekanan mental dalam hidup mereka karena pengaruh dari perkembangan zaman.
Orang-orang yang tidak bijaksana hidup dalam khayalan fantasy mereka. Contohnya adalah :

1. Mereka berpikir, mereka tidak akan pernah berpisah dengan orang yang dicintai, atau benda-benda yang ia sukai. Mereka berpikir mereka akan selamanya seperti itu.
2.mereka berpikir sesuatu akan terjadi untuk selamanya, misalnya sesuatu yang menyenangkan dan menyedihkan terjadi, mereka berpikir hal ini akan terjadi untuk selama-lamanya.

Bagaimana supaya kita bisa hidup dalam kenyataan sebenarnya, dan bangun dari mimpi-mimpi fantasy kita? Yaitu dengan terus belajar Dhamma, dan hidup sesuai Dhamma. Kita akan menjadi seseorang yang hidup melihat kebenaran sebagai mana adanya.

Beberapa kenyataan hidup :
1. Semua milik kita akan terpisah dari diri kita, bahkan juga tubuh yang selalu bersama dengan kita.
2. Kematian akan memisahkan kita dari semua hal yang kita miliki dalam kehidupan ini.
3. Semua hal dalam hidup ini adalah selalu berubah dan tidak tetap.
4. Dan lain-lain.

Senin, 06 Mei 2019

Fokus


Gambar terkaitKenapa orang Bali tidak pernah menggangu dan terganggu dengan umat agama lain? Karena mereka yakin dengan kepercayaannya.

# Fokus
Ada seorang anak yang setiap hari rajin sembahyang ke Pura, lalu suatu hari ia berkata kepada ayahnya, "Ayah, mulai hari ini saya tidak mau ke Pura lagi"
"Lho kenapa?" sahut sang ayah.
"Karena di Pura saya menemukan orang-orang yang kelihatannya rohani tapi sebenarnya tidak, ada yang sibuk dengan gadget nya, sementara yang lain membicarakan keburukan orang lain".
Sang ayah pun berpikir sejenak dan berkata, "Baiklah kalau begitu, tapi ada satu syarat yang harus kamu lakukan setelah itu terserah kamu"
'Apa itu?'
"Ambillah air satu gelas penuh, lalu bawa keliling Pura, ingat jangan sampai ada air yang tumpah".
Si anak pun membawa segelas air berkeliling Pura dengan hati-hati, hingga tak ada setetes air pun yang jatuh.
Sesampainya di rumah, sang ayah bertanya, "Bagaimana sudah kamu bawa air itu keliling Pura?"
'Sudah'
"Apakah ada air yang tumpah?"
'Tidak'
"Apakah di Pura tadi ada orang yang sibuk dengan gadget nya?".
"Wah, saya tidak tahu karena pandangan saya hanya tertuju pada gelas ini", jawab si anak.
"Apakah di Pura tadi ada orang-orang yang membicarakan kejelekan orang lain?", tanya sang ayah lagi.
"Wah, saya tidak dengar karena saya hanya konsentrasi menjaga air dalam gelas".
Sang ayah pun tersenyum lalu berkata, "Begitulah hidup anakku, jika kamu fokus pada tujuan hidupmu, kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai kesibukan-mu menilai kwalitas orang lain membuatmu lupa akan kwalitas dirimu"

Marilah kita fokus pada diri sendiri dalam bekerja, beribadah, dan untuk terus menerus berbenah diri menjadi lebih positif. Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

Nasihat Untuk Kita,

Jangan risau dengan dua hal ini :
1. Rezeki
2. Kematian

Dua hal yang tidak perlu kita ingat selamanya :
1. Kebaikanmu terhadap orang lain.
2. Kesalahan orang lain terhadapmu.

Tiga hal yang dapat memperindah diri kita :
1. Sabar (tabah)
2. Tidak dungu (delusi)
3. Dermawan

Tiga orang baik yang hendaknya kita dekati :
1. Orang yang ikhlas
2. Orang yang setia
3. Orang yang jujur

Bertobat, apakah ada dalam ajaran Dhamma?

Gambar terkaitApa gunanya bertobat? Hal yang paling penting dari bertobat adalah tidak menyesali masa lalu, dan bertekad untuk tidak melakukan kejahatan lagi dimasa depan.
Lalu apakah setelah bertobat kamma buruk seseorang akan hilang? Tentu saja tidak.
Misalkan seseorang berhutang sejumlah uang, lalu dia mengatakan tidak ingin meminjam uang lagi, apakah hutang lamanya lunas? Tentu tidak.
Bila seseorang mencuri uang dan di tangkap polisi, dan orang tersebut kemudian bertekad untuk tidak melakukannya lagi. Apakah dia akan bebas dari hukuman? Tentu tidak. Dia akan tetap di proses dalam hukum. 
Kalau begitu ajaran Dhamma susah ya? Karena di ajaran agama lain, kalau bertobat semua dosa bisa hilang.

Kita tidak perlu membahas sesuatu yang belum ada buktinya.
Sebagai contoh, jika diumpamakan asin adalah kejahatan, dan rasa tawar air putih adalah kebaikan. Bagaimana caranya mengurangi rasa asin dalam air garam? Tidak ada cara lain, yaitu dengan terus menambah air putih kedalam wadah berisi air yang sudah tercampur garam. Selama tidak menambahkan garam dan terus menambah air tawar kedalam wadah tersebut, maka rasa asin akan terus berkurang, dan semakin banyak air tawar yang di tambah, maka rasa asinnya bisa hilang sama sekali.

Sama juga, apabila seseorang sudah melakukan banyak kejahatan, cara terbaik untuk bertobat adalah terus mengumpulkan kebajikan sebanyak mungkin, agar efek kamma buruk di masa depan menjadi tidak begitu kuat.

Jumat, 03 Mei 2019

Mengapa manusia selalu mempunyai masalah?

Gambar terkaitMasalah lain selesai, muncul masalah baru dan begitu seterusnya. Timbulnya masalah dalam diri manusia bukanlah berasal dari fihak luar, melainkan dari DALAM DIRI SENDIRI, atau lebih tepat, masalah timbul dari PIKIRAN orang itu sendiri.
Semua hal di luar diri seseorang hakekatnya adalah netral, bukan baik maupun buruk, bukan merupakan masalah maupun tidak masalah. Hujan, misalnya, adalah netral. Namun, ketika pikiran seseorang ingin berada di rumah saja, maka hujan menjadi hal yang baik dan tidak bermasalah karena membantu orang tersebut beristirahat dengan tenang di rumah. Sebaliknya, ketika seseorang ingin bepergian, hujan akan menjadi masalah yang mungkin saja sangat menjengkelkan.
Demikian pula uang adalah netral. Ketika seseorang mendapatkannya di saat ia membutuhkan, maka orang itu akan merasa senang dan tidak ada masalah. Sebaliknya, ketika seseorang mendapatkan uang di waktu yang tidak sesuai, maka ia merasa memiliki uang adalah memiliki masalah. Contoh hal ini adalah seseorang membawa uang banyak dan ia harus berjalan sendiri di daerah yang rawan perampokan, maka batinnya cenderung gelisah akibat takut dirampok dan dirampas uangnya.
Dari kedua contoh sederhana di atas tampaklah bahwa permasalahan seseorang timbul dari pikiran atau keinginan orang itu sendiri. Oleh karenanya, seseorang yang mampu mengendalikan pikirannya akan merasakan hidup bahagia dan terbebas dari berbagai masalah. Salah satu cara mudah untuk mengendalikan pikiran seseorang agar dapat menjalani hidup tanpa masalah adalah dengan sering mengucapkan kata UNTUNG. Dengan demikian, ketika seseorang merasa bermasalah dengan hujan padahal ia hendak bepergian, ia dapat berlatih mengatakan 'untung hujan sekarang sehingga saya dapat mempersiapkan payung dan berbagai kebutuhan lainnya'. Ketika seseorang membawa banyak uang dan berjalan di daerah rawan kejahatan, maka ia dapat mengatakan dalam batinnya kalimat 'untung uang yang saya bawa hanya sekian, kalau lebih banyak lagi, tentu akan lebih kuatir'.
Dengan sering berlatih mengucapkan kata 'untung' dalam kehidupan sehari-hari, maka seseorang akan semakin mudah menghadapi kesulitan kehidupan dengan pikiran positif. Akhirnya, hidup akan terasa bahagia dan tidak banyak bermasalah lagi.

Rabu, 01 Mei 2019

Panca Dharma Agama

PANCA DHARMA AGAMA di Indonesia.
Apa itu.?
Di Indonesia, kita tidak bisa hidup tanpa agama.
Semua orang berbicara tentang agama.
Ini fakta yang tidak dapat dibantah saat ini.
Namun hidup beragama tidak bisa sembarangan, tetapi harus menjalankan Panca Dharma Agama. Apa itu?
(1) Agama yang mampu menjadi suara hati nurani bangsa.
(2) Agama sebagai fungsi kritis pada situasi masyarakat.
(3) Agama yang reflektif, dalam arti mampu melihat dirinya sendiri secara jernih.
(4) Agama yang memberikan kedamaian hati dan makna hidup bagi setiap penganutnya.
(5) Agama yang berperan besar dalam perdamaian dunia.
Pada hemat saya, inilah jalan yang harus ditempuh setiap agama. Saya ingin aktif membantu terciptanya agama-agama semacam itu. Pertanyaannya, maukah anda?
(Reza A.A Wattimena).